Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jenis Mesin Padi untuk Mempermudah Budi Daya Tanaman Padi

Kompas.com - 22/08/2022, 18:46 WIB
Siti Nur Aeni ,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tanaman padi biasanya dibudidayakan pada sawah yang luas. Maka dari itu, penggunaan mesin tanam padi sangat dianjurkan untuk mempermudah dan mempercepat penanaman.

Dikutip dari situs Lab. Energi dan Mesin Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, UGM, Senin (22/8/2022), berikut jenis mesin tanam padi lengkap dengan mekanisme kerja dan bagian-bagiannya.

Baca juga: 7 Varietas Tanaman Padi Unggulan di Indonesia

Transplanter tipe riding tegel

Transplanter tipe riding tegel adalah mesin yang digunakan untuk menanam bibit tanaman padi dengan cara dikendarai dan menghasilkan pola tanam tegel. Mekanisme kerja mesin tanam padi ini terdiri atas tahap persiapan dan penanaman.

Ilustrasi tanaman padi. FREEPIK/4045 Ilustrasi tanaman padi.

Di tahap persiapan, bibit dipindahkan dari dapog ke meja bibit. Kemudian, bibit cadangan ditempatkan di meja bibit cadangan. Bibit cadangan akan digunakan saat persediaan bibit habis selama mesin menyala.

Sementara itu, pada tahap penamaan mesin dihidupkan sesuai petunjuk. Setelah mesin dinyalakan, daya dari motor akan dikirimkan ke roda penggerak dan mesin akan bergerak maju.

Kemudian, garpu penanam akan memotorng dan mengambil bibit dari meja bibit untuk ditanamkan ke lahan. Apabila bibit pada meja habis, maka bibit haru harus ditambahkan agar operasional mesin tidak terganggu.

Baca juga: Ketahui, Ini Karakteristik Tanaman Padi, dari Akar sampai Buah

Mesin tanam padi ini memiliki beberapa bagian, seperti; penggerak, kemudi, penanam, dan pelindung.

Bagian penggerak berfungsi sebagai sumber tenaga saat mesin dijalankan. Bagian kemudi berisi tempat duduk operator dan tuas-tuas untuk mengendalikan mesin.

Pada bagian penanam terdiri atas meja bibit, meja bibit tambahan, marker, penanda tengah, jari penanam, batang penahan dapog, penahan bibit, dan belt roller pengatur bibit.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Varietas Tanaman
'Superfood' Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

"Superfood" Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

Varietas Tanaman
Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Varietas Tanaman
Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Varietas Tanaman
Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Varietas Tanaman
Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Varietas Tanaman
Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Varietas Tanaman
Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Varietas Tanaman
Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Varietas Tanaman
Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Varietas Tanaman
Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Varietas Tanaman
Mengoptimalkan Keunggulan Tanaman Obat Indonesia

Mengoptimalkan Keunggulan Tanaman Obat Indonesia

Varietas Tanaman
Menggali Peluang Ekonomi dan Manfaat Kayu Manis

Menggali Peluang Ekonomi dan Manfaat Kayu Manis

Varietas Tanaman
Kacang Mete: Komoditas Potensial di Lahan Marginal

Kacang Mete: Komoditas Potensial di Lahan Marginal

Varietas Tanaman
Mengembalikan Kejayaan Industri Teh Indonesia

Mengembalikan Kejayaan Industri Teh Indonesia

Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau