Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pedoman Budidaya Tanaman Padi yang Benar agar Hasilnya Melimpah

Kompas.com - 23/08/2022, 11:47 WIB
Siti Nur Aeni ,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Padi merupakan tanaman pangan utama di Indonesia. Maka dari itu, sangat wajar jika budidaya tanaman padi banyak dilakukan petani di negara kita.

Kebutuhan beras yang tinggi memaksa produktivitas padi harus maksimal agar mencukupi kebutuhan dalam negeri. Maka dari itu, teknik budi daya padi harus dilakukan dengan tepat agar hasilnya maksimal.

Melansir dari keterangan di Cybext Kementerian Pertanian, Selasa (23/8/2022), berikut ini langkah-langkah menanam padi yang benar.

Baca juga: 7 Varietas Tanaman Padi Unggulan di Indonesia

1. Menyemai benih

Ilustrasi benih padiFreepik/jcomp Ilustrasi benih padi

Secara umum, ada juga jenis persemaian benih padi yaitu pesemaian basah dan pesemaian kering. Setelah menentukan jenis pesemaiannya, Anda bisa segera menyiapkan biji atau benih yang akan disemai.

Biji yang ditanam hanyalah biji yang bertunas. Untuk mengetahui biji tersebut bertunas atau tidak, Anda bisa merendam biji dalam air. Apabila biji mengapung, berarti biji tersebut tidak bertunas dan sebaiknya dibuang saja.

Benih yang mtengelam kemudian dibungkus menggunakan daun pusang atau karung. Kemudian diamkan selama 8 jam.

Baca juga: Ketahui, Ini Karakteristik Tanaman Padi, dari Akar sampai Buah

Jika benih berkecambah dengan panjang kurang lebih 1 mm. Maka benih tersebut bisa disebar ke tempat persemaian.

Setelah benih disebar, pastikan untuk melakukan pemeliharaan seperti pengairan dan pengendalian hama maupun penyakit. Dengan demikian, benih bisa tumbuh menjadi bibit yang sehat dan berkualitas.

 

2. Pengolahan lahan

Langkah berikutnya dalam budidaya tanaman padi yaitu mengolah lahan atau sawah yang akan digunakan untuk menanam padi. Pengolahan lahan bisa menggunakan cara tradisional maupun mengolah lahan secara modern menggunakan mesin traktor.

Pastikan pengolahan dilakukan sampai lahan gembur dan tidak ada tanaman liar yang tertinggal di area budi daya. Lahan yang bersih dan gembur membuat padi bisa tumbuh dengan optimal.

3. Pemilihan bibit

Benih yang sudah disemai selama beberapa hari akan tumbuh menjadi tanaman muda yang disebut bibit. Perlu dipahami bahwa, tidak semua bibit hasil persemaian bisa dipindah tanam ke lahan budi daya.

Baca juga: Jenis Mesin Padi untuk Mempermudah Budi Daya Tanaman Padi

Hanya bibit padi terbaik yang bisa dipindah tanam. Adapun ciri bibit berkualitas, seperti berikut:

  • Umur bibit tidak lebih dari 40 hari.
  • Tinggi kurang lebih 25 cm.
  • Memiliki daun sebanyak 5-7 helai.
  • Batang bibit besar dan kuat.
  • Bebas dari hama dan penyakit.

Seorang perempuan India menanam kembali bibit padi di sawah di pinggiran Gauhati, India, 30 Januari 2018.AP via VOA INDONESIA Seorang perempuan India menanam kembali bibit padi di sawah di pinggiran Gauhati, India, 30 Januari 2018.

4. Penanaman

Budidaya tanaman padi yang baik harus menggunakan larikan ke kanan dan kiri dengan jarak sekitar 20 x 20 cm. Tujuannya agar pemeliharaan tanama lebih mudah.

Penanaman padi bisa dilakukan secara manual ataupun dengan bantuan mesin tanam padi. Bibit yang sudah dipilih dapat langsung ditancapkan pada lahan dengan kedalaman 3-4 cm. Pastikan bibit ditanam tegak lurus dan kokoh.

Baca juga: Manfaat Pupuk NPK Mutiara untuk Tanaman Padi dan Cara Menggunakannya

 

5. Pemeliharaan tanaman

Agar tanaman padi tumbuh dengan baik, maka perlu pemeliharaan yang optimal. Perawatan tanaman padi yang biasanya dilakukan yaitu pengairan, penyiangan, penyulaman, pemupukan, dan pengendalian organisme penggangu tanaman.

Panen padi di Desa Lekong, Kecamatan Alas Barat, SumbawaSusi Gustiana Panen padi di Desa Lekong, Kecamatan Alas Barat, Sumbawa

6. Pemanenan

Umur tanaman padi berbeda-beda tergantung varietasnya. Namun, umumnya padi dipanen saat tanaman sudah berumur 3-4 bulan setelah tanam.

Sebelum memanen padi, sawah harus dikeringkan. Kemudian, padi dipanen menggunakan alat seperti sabit atau dengan mesin panen.

Setelah panen, gabah bisa segera dirontokan kemudian dibersihkan dari kotoran maupun biji tanaman lain. Terakhir, keringkan gabah kemudian giling sampai menjadi beras.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com