Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teknik Pemupukan Tanaman Jagung Manis yang Baik dan Benar

Kompas.com - 23/08/2022, 15:54 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Permintaan jagung manis terus tinggi. Hal ini sejalan dengan perkembangan industri kuliner yang membutuhkan jagung manis sebagai bahan baku.

Dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Selasa (23/8/2022), untuk meningkatkan produksi dan panen, dalam budidaya jagung manis perlu dilakukan teknik pemupukan yang benar.

Sebelum proses penanaman benih tanaman dimulai, Anda perlu memerhatikan teknik pemupukannya terlebih dahulu. Beda tempat dan beda musim tanam, berbeda pula cara pemupukannya.

Baca juga: Ciri-ciri Jagung Manis Siap Dipanen

Ilustrasi tanaman jagung.UNSPLASH/KATHERINE VOLKOVSKI Ilustrasi tanaman jagung.

Misalnya, bagi Anda yang menanam jagung manis di sawah pada musim hujan, perawatan yang perlu diberikan pada tanaman tersebut agak berbeda dengan jagung manis yang ditanam di tegalan pada musim kemarau.

Pada setiap satu kali siklus penanaman, tanaman jagung manis perlu diberikan pupuk sebanyak tiga kali. Pertama, pemupukan dasar pada saat penanaman benih.

Kedua, pemupukan susulan tahap pertama ketika tanaman berumur 15 hari. Adapun ketiga, pemupukan susulan tahap kedua saat tanaman berusia 30 hari.

Berikut panduan pemupukan tanaman jagung manis yang baik dan benar untuk produksi yang optimal. 

Baca juga: Panduan Tepat Mengaplikasikan Pupuk untuk Jagung agar Buahnya Besar

1. Pemupukan dasar

Pada tahap pemupukan dasar, dosis pupuk yang tepat untuk tanaman jagung manis terdiri dari 500 kg petroganik, 150 kg pupuk Phonska, dan 75 kg pupuk urea untuk setiap hektar.

Pemberian pupuk dilakukan dengan cara ditugali persis di samping benih dalam barisan tanaman dengan jarak sekitar 10 sampai 15 cm. Tujuan pemupukan ini adalah untuk menyediakan unsur hara yang cukup bagi pertumbuhan benih jagung manis.

Ilustrasi pemberian pupuk pada tanaman. SHUTTERSTOCK/SINGKHAM Ilustrasi pemberian pupuk pada tanaman.

2. Pemupukan susulan tahap pertama

Proses pemupukan susulan tanaman pertama dapat dilakukan ketika umur tanaman jagung manis sudah mencapai 15 HST (Hari Setelah Tanam). Adapun pupuk-pupuk yang digunakan antara lain 150 kg pupuk Phonska dan 75 kg pupuk urea masing-masing per hektar.

Dengan memberikan kedua pupuk ini, diharapkan pertumbuhan tanaman jagung manis akan semakin subur. Selain itu, tanaman jagung manis juga memiliki daya tahan yang lebih kuat dari serangan hama dan penyakit.

Baca juga: Simak, Perbedaan Jagung Hibrida, Komposit, dan Transgenik

3. Pemupukan susulan tahap kedua

Pemupukan susulan tahap kedua dilakukan pada waktu tanaman jagung manis telah menginjak usia 30 HST. Proses ini mengandalkan beberapa pupuk yang berguna untuk mendukung pertumbuhan tanaman seperti pupuk urea sebanyak 150 kg per hektar.

Selain memberikan pupuk secara tepat, tanaman jagung manis juga perlu disiram secara berkala untuk menjaga kebutuhan air dan kelembapan udara. Jangan sampai tanaman mengalami kekeringan akibat kondisi lahan yang terlalu tandus.

Proses penyiangan dapat dilakukan sebelum proses pemupukan susulan tahap pertama dan kedua dilaksanakan. Adapun proses pembubunan sebaiknya dikerjakan dalam waktu yang bersamaan dengan pemupukan susulan tahap kedua.

Di samping itu, jaga tanaman jagung manis agar tidak terserang hama atau penyakit. Jenis hama yang paling sering mengganggu tanaman jagung manis adalah penggerek batang.

Baca juga: Cara Budidaya Jagung di Polybag, Solusi untuk Lahan Terbatas

Hama ini bisa ditanggulangi menggunakan petrofur pada pucuk tanaman umur 15 hari dengan dosis kurang lebih 10 kg per hektar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Varietas Tanaman
'Superfood' Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

"Superfood" Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

Varietas Tanaman
Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Varietas Tanaman
Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Varietas Tanaman
Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Varietas Tanaman
Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Varietas Tanaman
Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Varietas Tanaman
Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Varietas Tanaman
Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Varietas Tanaman
Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Varietas Tanaman
Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Varietas Tanaman
Mengoptimalkan Keunggulan Tanaman Obat Indonesia

Mengoptimalkan Keunggulan Tanaman Obat Indonesia

Varietas Tanaman
Menggali Peluang Ekonomi dan Manfaat Kayu Manis

Menggali Peluang Ekonomi dan Manfaat Kayu Manis

Varietas Tanaman
Kacang Mete: Komoditas Potensial di Lahan Marginal

Kacang Mete: Komoditas Potensial di Lahan Marginal

Varietas Tanaman
Mengembalikan Kejayaan Industri Teh Indonesia

Mengembalikan Kejayaan Industri Teh Indonesia

Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau