Di Indonesia, sebagian besar durian masih ditumbuhkan dari benih, walaupun beberapa cara perbanyakan klon telah dipraktikkan pula. Di Filipina, perbanyakan dengan benih telah diganti dengan penyambungan sanding (inarching) dan penyambungan celah (cleft grafting).
Di Thailand, pembibitan-pembibitan menghasilkan sejumlah besar pohon durian melalui dua cara. Penyusuan secara tradisional mungkin merupakan penyambungan sanding yang cukup sederhana dan sangat tinggi persentase keberhasilannya.
Baca juga: Gampang, Ini Cara Membuat Bibit Durian Kaki Tiga
Caranya adalah batang bawah yang dipelihara dalam kantung dibuntungi dan disisipkan ke cabang kecil pada tanaman induknya.
Cara lainnya adalah penyambungan hipokotil, menggunakan semai dalam pot, berumur 5-6 minggu, yang disambung-celah dengan batang atas-mini yang dipotong dari pucuk lateral yang tipis saja.
Perlakuan fungisida, terowongan plastik, dan naungan berat sangat diperlukan untuk melindungi jaringan yang masih rapuh.
Gulma bisa dibabat dan dibiarkan sebagai mulsa, tetapi lahan di bawah kanopi pohon diusahakan bebas dari gulma. Penyedotan hara sampai saat panen berjumlah 2,4 kg N, 0,4 kg P, 4,2 kg K, 0,3 kg Ca, dan 0,5 kg Mg per ton buah.
Baca juga: 8 Langkah Menanam Durian Musang King Kaki Tiga agar Cepat Panen
Akan tetapi, penyedotan hara total belum pernah diteliti. Praktik di Thailand adalah memberikan pupuk majemuk dekat dengan garis-tetes segera setelah muncul kuncup bunga, ditunjang dengan pemberian pupuk di atas tanah jika telah ada pembentukan buah yang lebat.
Pemberian pupuk lainnya dilakukan setelah panen. Jika tersedia pupuk kandang, dapat menggantikan pemberian pupuk yang terakhir.
Penyakit busuk akar, penyakit busuk pangkal batang, atau kanker-bintik yang disebabkan oleh Phytophthora palmivora, merupakan pembunuh yang ditakuti. Jamur ini hidup di dalam tanah dan memperlemah pohon dengan cara menginfeksi akar.