Dengan desain bedengan seperti ini maka cahaya yang diterima oleh tanaman untuk fotosintesis dapat maksimal.
Selain itu, sirkulasi udara juga lebih baik, sehingga penyakit jamur powdery mildew atau embun tepung dan kresek yang sering menyerang daun dan batang tanaman melon dapat dicegah.
Tanaman melon termasuk tanaman berumur pendek yang memerlukan air serta unsur hara makro dan mikro dalam jumlah banyak. Nantinya setiap satu tanaman bisa menghasilkan 2 sampai 6 buah dengan bobot rata-rata 2 kg.
Baca juga: Tidak Sulit, Begini Cara Menanam Melon dalam Pot agar Buahnya Besar
Untuk itu, bedengan tempat penanaman melon perlu diberikan pupuk dasar berupa campuran pupuk kandang dari kotoran sapi atau kambing yang telah kering sebanyak 850 gram sampai 1 kg, pupuk NPK 25 gram, pupuk ZA 10 gram, dan pupuk SP-36 10 gram per tanaman.
Campurkan bahan tersebut dengan tanah bedengan secara merata. Apabila pH tanah kurang dari 6, maka tiap bedengan perlu ditambahkan dolomit sebanyak 5 sampai 7 kg.
Gunakan juga mulsa penutup tanah seperti jerami padi atau mulsa plastik, agar supaya tanah bedengan tetap hangat dan lembap.
Di kalangan petani, jenis benih melon yang sering digunakan antara lain merek Pertiwi, Panah Merah, dan Sakata. Ketiga merek bersertifikat tersebut memiliki varietas melon daging putih kehijauan, melon daging oranye dan melon kulit kuning.
Baca juga: Tidak Sulit, Begini Cara Menanam Melon agar Buahnya Besar
Keuntungan dari penggunaan benih yang unggul salah satunya adalah kualitas buah yang dihasilkan dapat sesuai dengan yang diharapkan.
Benih tersebut juga sudah melalui proses seleksi yang ketat sampai didapatkan produk unggulan F1, sehingga buah yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik, sekaligus tanaman dapat lebih tahan dari serangan hama dan penyakit.