Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Menanam Melon agar Buahnya Manis

Kompas.com - 22 September 2022, 14:48 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Melon adalah salah satu buah yang banyak digemari masyarakat karena rasanya manis dan menyegarkan. Saat menanam melon, tentu saja hasil yang diharapkan adalah panen buah yang manis.

Nah, apa saja yang harus dilakukan untuk menanam melon agar buahnya manis? Dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Kamis (22/9/2022), berikut cara menanam melon agar buahnya manis.

Ada dua macam cara dalam budidaya melon berdasarkan posisi pertumbuhannya. Pertama, tanaman dibuat merambat ke atas secara vertikal dengan bantuan lanjaran, dan kedua, tanaman dibiarkan menjalar di permukaan tanah secara horizontal.

Baca juga: Bisa, Cara Membuat Melon Berbuah Lebat dan Manis

Ilustrasi pohon melon, menanam melon, cara menanam melon.SHUTTERSTOCK/BACKGROUND ALL Ilustrasi pohon melon, menanam melon, cara menanam melon.

Proses perawatan tanaman melon secara vertikal jauh lebih mudah dibandingkan yang dibiarkan menjalar. Di sisi lain, meskipun lahan budidaya melon berukuran sempit, jumlah tanaman yang dibudidayakan juga bisa tetap banyak.

Untuk bahan lanjaran sebaiknya menggunakan batang bambu, karena bambu memiliki serat yang kuat dan bisa dipakai berulang kali.

Selain itu, biaya pengadaan bambu juga tergolong lebih murah sekaligus mudah didapatkan dibandingkan dengan jenis kayu lainnya.

1. Persiapan lahan

Layaknya tanaman dari keluarga Cucurbitacaea atau timun-timunan, tanaman melon menyukai kondisi lahan dan tanah yang hangat. Maka dari itu, tanaman melon cocok dibudidayakan di dataran rendah sampai dataran sedang, mulai dari nol hingga 600 mdpl.

Baca juga: Cara Menanam Melon Kuning agar Berbuah Banyak dan Menguntungkan

Buat bedengan dengan ukuran lebar 120 cm, tinggi 30 cm, serta panjang 10 meter. Adapun untuk jarak antar bedengan yang ideal adalah 60 cm.

Dengan desain bedengan seperti ini maka cahaya yang diterima oleh tanaman untuk fotosintesis dapat maksimal.

Selain itu, sirkulasi udara juga lebih baik, sehingga penyakit jamur powdery mildew atau embun tepung dan kresek yang sering menyerang daun dan batang tanaman melon dapat dicegah.

Ilustrasi memberi pupuk NPK ke tanaman.SHUTTERSTOCK/VITALII STOCK Ilustrasi memberi pupuk NPK ke tanaman.

2. Pemberian pupuk dasar

Tanaman melon termasuk tanaman berumur pendek yang memerlukan air serta unsur hara makro dan mikro dalam jumlah banyak. Nantinya setiap satu tanaman bisa menghasilkan 2 sampai 6 buah dengan bobot rata-rata 2 kg.

Baca juga: Tidak Sulit, Begini Cara Menanam Melon dalam Pot agar Buahnya Besar

Untuk itu, bedengan tempat penanaman melon perlu diberikan pupuk dasar berupa campuran pupuk kandang dari kotoran sapi atau kambing yang telah kering sebanyak 850 gram sampai 1 kg, pupuk NPK 25 gram, pupuk ZA 10 gram, dan pupuk SP-36 10 gram per tanaman.

Campurkan bahan tersebut dengan tanah bedengan secara merata. Apabila pH tanah kurang dari 6, maka tiap bedengan perlu ditambahkan dolomit sebanyak 5 sampai 7 kg.

Gunakan juga mulsa penutup tanah seperti jerami padi atau mulsa plastik, agar supaya tanah bedengan tetap hangat dan lembap.

3. Penggunaan benih berkualitas dan bersertifikat

Di kalangan petani, jenis benih melon yang sering digunakan antara lain merek Pertiwi, Panah Merah, dan Sakata. Ketiga merek bersertifikat tersebut memiliki varietas melon daging putih kehijauan, melon daging oranye dan melon kulit kuning.

Baca juga: Tidak Sulit, Begini Cara Menanam Melon agar Buahnya Besar

Keuntungan dari penggunaan benih yang unggul salah satunya adalah kualitas buah yang dihasilkan dapat sesuai dengan yang diharapkan.

Benih tersebut juga sudah melalui proses seleksi yang ketat sampai didapatkan produk unggulan F1, sehingga buah yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik, sekaligus tanaman dapat lebih tahan dari serangan hama dan penyakit.

Ilustrasi buah melon.PIXABAY/CONGERDESIGN Ilustrasi buah melon.

Lakukan pembibitan terlebih dahulu di dalam rumah kaca dengan menggunakan seed tray selama satu minggu. Media tanam yang digunakan berupa campuran pupuk kandang dan cocopeat dengan perbandingan 1:2.

4. Pindah tanam

Setelah bibit melon berusia satu minggu atau telah berdaun tiga, maka bibit sudah bisa dipindahkan di bedengan pembesaran.

Baca juga: Cara Menanam Alpukat agar Cepat Berbuah

Gunakan jarak tanam 50 sampai 60 cm antar tanaman. Waktu pindah tanam sebaiknya dilakukan sebelum jam 10 pagi atau setelah jam 3 sore.

Buat lubang tanam sesuai dengan ukuran bibit, usahakan untuk tidak merusak perakarannya saat memindahkan bibit. Setelah bibit ditanam, lakukan penyiraman dengan air secukupnya.

5. Penyiraman dan pemupukan susulan

Agar tanaman melon dapat tumbuh dengan baik maka lakukan penyiraman dan pemupukan secara berkala. Saat tanaman berumur 0 hari setelah tanam (HST) sampai dengan umur 24 HST proses penyiraman dilakukan setiap pagi hari.

Setelahnya penyiraman dapat dilakukan sebanyak tiga kali dalam seminggu sampai tanaman berumur 50 sampai 55 hari.

Baca juga: 3 Media Tanam yang Dapat Digunakan untuk Menanam Stroberi

Adapun untuk aktivitas pemupukan secara berkala dilakukan setiap satu minggu sekali. Larutkan pupuk sintetis sesuai dosis dengan air bersih sebanyak 250 ml, kemudian kocorkan di sekeliling tanaman.

6. Pemangkasan

Pemangkasan cabang diperlukan agar supaya nutrisi yang diserap oleh akar tanaman dapat dimanfaatkan secara optimal. Pada umumnya jumlah cabang yang dipelihara sampai tanaman menghasilkan buah cukup dua cabang sekunder.

Ilustrasi buah melon yang siap panenFreepik/jcomp Ilustrasi buah melon yang siap panen

Biasanya tanaman mulai menghasilkan bunga jantan dan betina saat memasuki umur 28 sampai 35 HST.

Pada waktu itu lakukan penyerbukan buatan dengan cara mengoleskan benang sari pada bunga jantan ke putik bunga betina yang tumbuh mulai dari ruas daun kedelapan.

Baca juga: 6 Tips Menanam Stroberi di Daerah Panas

Nantinya Anda dapat melakukan seleksi dengan cara membuang bakal buah yang berukuran kecil dan cacat setelah bakal buah sudah seukuran telur ayam. Jumlah buah yang dipelihara sampai panen dipertahankan sebanyak 2 sampai 4 buah per tanaman.

Gantungkan bakal buah yang sehat dengan mengikat cabang pangkal buah menggunakan tali raffia. Selanjutnya pangkas cabang tersier, kemudian sisakan dua helai daun yang tumbuh dari batang bakal buah.

Agar buah yang dihasilkan memiliki kadar kemanisan yang tinggi, maka harus dilakukan pemangkasan pada pucuk daun. Dengan demikian, energi yang dihasilkan oleh tanaman akan difokuskan untuk pematangan buah.

Untuk itu potong pucuk tanaman setelah jumlah ruas yang dihasilkan pada masing-masing cabang sekunder sudah mencapai 25 ruas.

Baca juga: Mudah, Ini Cara Menanam Alpukat dari Biji

7. Panen

Buah melon sudah siap untuk dipanen setelah tanaman mencapai umur 65 sampai 75 HST. Ciri-ciri buah melon yang sudah matang akan mengeluarkan aroma khasnya dan terjadi perubahan warna kulit menjadi kekuningan.

Gunakan gunting pangkas untuk memanen buah melon, sisakan 2 cabang dengan Panjang masing-masing kurang lebih 2,5 sampai 5 cm.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Varietas Tanaman
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Varietas Tanaman
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Tips
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Varietas Tanaman
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Varietas Tanaman
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Varietas Tanaman
Masa Depan Pala Banda
Masa Depan Pala Banda
Varietas Tanaman
Revitalisasi Kebun Teh: Menyatukan Alam, Wisata, dan Harapan
Revitalisasi Kebun Teh: Menyatukan Alam, Wisata, dan Harapan
Varietas Tanaman
Pasar Organik dan Produk Perkebunan
Pasar Organik dan Produk Perkebunan
Varietas Tanaman
DNA Petani Kita, Tangguh di Era Modernisasi
DNA Petani Kita, Tangguh di Era Modernisasi
Perawatan
Menikmati Renyahnya Potensi Kenari Ternate
Menikmati Renyahnya Potensi Kenari Ternate
Varietas Tanaman
Menata Ulang Kemitraan Gula: Jalan Menuju Kemandirian
Menata Ulang Kemitraan Gula: Jalan Menuju Kemandirian
Varietas Tanaman
Kluwek: Rahasia Kepayang pada Kuliner Nusantara
Kluwek: Rahasia Kepayang pada Kuliner Nusantara
Varietas Tanaman
Bongkar Ratoon Tebu, Jalan Cepat Swasembada Gula
Bongkar Ratoon Tebu, Jalan Cepat Swasembada Gula
Varietas Tanaman
Optimisme Pengembangan Kelapa Indonesia
Optimisme Pengembangan Kelapa Indonesia
Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau