Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panduan Perawatan Budidaya Jamur saat Cuaca Panas

Kompas.com - 22 September 2022, 16:39 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Jamur adalah salah satu jenis jamur yang digemari dan banyak dikonsumsi masyarakat. Karena tingginya permintaan dan konsumsi masyarakat, budidaya jamur pun cukup menguntungkan dan mulai banyak digeluti.

Dalam budidaya jamur, cuaca menjadi faktor penting yang memengaruhi kondisi kesehatan jamur dan panen.

Dilansir laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Kamis (22/9/2022), udara yang panas dengan angin yang kering membuat kelembapan kumbung jamur menjadi tidak terjaga. Akhirnya, petani jamur harus memulai bekerja lebih keras agar budidayanya tetap bisa berkembang baik.

Baca juga: Simak, Cara Budidaya Jamur Tiram untuk Pemula

Ilustrasi jamur tiram, budidaya jamur tiram. SHUTTERSTOCK/IVAN TRIZLIC Ilustrasi jamur tiram, budidaya jamur tiram.

Dampak cuaca panas untuk budidaya jamur adalah sebagai berikut.

  • Kondisi kumbung yang lembap menyebabkan calon bakal buah yang sebenarnya bisa tumbuh menjadi kering, dan mati.
  • Tubuh buah yang berhasil tumbuh, tumbuhnya tidak akan maksimal (kecil-kecil)
  • Kondisi baglog jamur menjadi kering, jadi miselium sulit tumbuh di permukaan yang kering.

Berikut panduan perawatan budidaya jamur saat cuaca panas.

Pertama, lakukan penyiraman dengan intensitas lebih sering, yakni empat hingga lima kali sehari. Ini dilakukan ntuk mengkondisikan kumbung menjadi lebih lembap.

Selanjutnya, beri kain pada sekeliling kumbung bagian dalam, dan basahi kain pada setiap penyiraman. Tutup selalu jendela atau pintu kumbung.

Baca juga: Cara Membuat Baglog untuk Budidaya Jamur Tiram di Rumah

Pembuatan rumah jamur

Berikut beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam pembuatan rumah jamur.

  • Mempunyai sirkulasi udara yang baik
  • Dapat menjaga kelembapan udara.
  • Lebih baik berlantai semen atau ubin, bukan tanah.
  • Ukuran rumah jamur disesuaikan dengan luas area yang dimiliki, namun sebaiknya jangan terlalu besar karena untuk memudahkan perawatan kebersihan rumah jamur.

Ilustrasi jamur tiram, ilustrasi baglog.SHUTTERSTOCK / Anan Haka Ilustrasi jamur tiram, ilustrasi baglog.

Pada umunya pembudidayaan jamur di Indonesia menggunakan bahan dasar bambu yang dibuat semi permanen.

Namun, di beberapa negara, rumah jamur dibuat menggunakan bahan plastik mulsa, dan paranet. Plastik mulsa mampu menjaga kelembapan karena sifatnya yang memantulkan cahaya matahari.

Adapun manfaat paranet adalah untuk sirkulasi udara yang baik dan tetap mampu menghalangi masuknya serangga.

Baca juga: Mengenal Baglog yang Digunakan dalam Budidaya Jamur Tiram

Nutrisi jamur

Jamur pun membutuhkan nutrisi untuk bisa tumbuh gagah, cantik, dan sehat. Berikut cara membuat nutrisi untuk jamur tiram.

  • Grajen atau sisa gergaji kayu yang mengandung selulosa, lignin, pentosan, zat ekstakrktif, dan abu. Sebagai media utama, grajen kayu juga harus ditambah bahan lain untuk melengkap kandungan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh jamur antara lain :
  • Bekatul yang kaya karbohidrat, karbon, dan vitamin B kompleks yang bisa mempercepat pertumbuhan dan mendorong perkembangan tubuh buah jamur.
  • Kapur, berfungsi mengontrol pH, selain itu kapur juga mengandung kalsium sebagai penguat batang/akar jamur agar tidak muda rontok.
  • Gips (CaSO4), untuk memperkokoh struktus suatu bahan campuran.

Dalam budidaya jamur, biasanya setelah pemanenan yang keempat jamur yang tumbuh akan lebih kecil dari panen-panen sebelumnya. Hal ini karena nutrisi yang ada di media sudah berkurang karen asudah dimakan jamur yang tumbuh di awal pembudidayaan.

Baca juga: 7 Tips Budidaya Jamur Tiram di Rumah agar Tumbuh Subur

Ilustrasi jamur tiram, ilustrasi baglog.SHUTTERSTOCK / I Fans Ilustrasi jamur tiram, ilustrasi baglog.

Solusi untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan menambahkan nutrisi dari luar. Namun, sebisa mungkin tidak menggunakan pupuk buatan yang mengandung bahan kimia.

Nutrisi jamur yang berasal dari bahan alami antara lain air kelapa

Hasil penelitian menunjukkan bahwa air kelapa kaya akan potasium (kalium) hingga 17 persen. Selain kaya mineral, air kelapa juga mengandung gula antara 1,7 sampai 2,6 persen dan protein 0,07 hingga 0,55 persen.

Mineral lainnya antara lain natrium (Na), kalsium (Ca), magnesium (Mg), ferum (Fe), cuprum (Cu), fosfor (P) dan sulfur (S).

Baca juga: Tertarik Budi Daya Jamur Tiram? Ini Modal yang Harus Disiapkan

Selain kaya mineral, air kelapa juga mengandung berbagai macam vitamin seperti asam sitrat, asam nikotinat, asam pantotenal, asam folat, niacin, riboflavin, dan thiamin.

Penelitian di National Institute of Molecular Biology and Biotechnology (BIOTECH) di UP Los Baños mengungkapkan, dari air kelapa dapat diekstrak hormon yang kemudian dibuat produk suplemen disebut cocogro.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk hormon dari air kelapa ini mampu meningkatkan hasil kedelai hingga 64 persen, kacang tanah hingga 15 persen dan sayuran hingga 20-30 persen.

Dengan kandungan unsur kalium yang cukup tinggi, air kelapa dapat merangsang pertumbuhan jamur.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Varietas Tanaman
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Varietas Tanaman
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Tips
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Varietas Tanaman
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Varietas Tanaman
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Varietas Tanaman
Masa Depan Pala Banda
Masa Depan Pala Banda
Varietas Tanaman
Revitalisasi Kebun Teh: Menyatukan Alam, Wisata, dan Harapan
Revitalisasi Kebun Teh: Menyatukan Alam, Wisata, dan Harapan
Varietas Tanaman
Pasar Organik dan Produk Perkebunan
Pasar Organik dan Produk Perkebunan
Varietas Tanaman
DNA Petani Kita, Tangguh di Era Modernisasi
DNA Petani Kita, Tangguh di Era Modernisasi
Perawatan
Menikmati Renyahnya Potensi Kenari Ternate
Menikmati Renyahnya Potensi Kenari Ternate
Varietas Tanaman
Menata Ulang Kemitraan Gula: Jalan Menuju Kemandirian
Menata Ulang Kemitraan Gula: Jalan Menuju Kemandirian
Varietas Tanaman
Kluwek: Rahasia Kepayang pada Kuliner Nusantara
Kluwek: Rahasia Kepayang pada Kuliner Nusantara
Varietas Tanaman
Bongkar Ratoon Tebu, Jalan Cepat Swasembada Gula
Bongkar Ratoon Tebu, Jalan Cepat Swasembada Gula
Varietas Tanaman
Optimisme Pengembangan Kelapa Indonesia
Optimisme Pengembangan Kelapa Indonesia
Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau