Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Menanam Buah Bit di Dataran Tinggi agar Hasilnya Berlimpah

Kompas.com - 5 Oktober 2022, 15:25 WIB
Siti Nur Aeni ,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bit merupakan tanaman umbi yang banyak ditanam di dataran tinggi dengan ketinggian lebih dari 1000 mdpl. Namun, untuk bit putih, biasanya ditanam di dataran tinggi dengan ketinggian 500 mdpl.

Selain ketinggian tempat, tanah yang digunakan untuk menanam buah bit harus subur, gembur, lembap, serta  pH 6-7.

Baca juga: Cara Menanam Buah Bit, Kaya Manfaat untuk Kesehatan

Bit sebenarnya bukan tanaman asli Indonesia, tapi berhasil dibudidayakan di Tanah Air, khususnya Pulau Jawa. Tahapan untuk menanam buah bit sebenarnya tidak berbeda jauh dengan tanaman umbi lainnya.

Dikutip dari buku Mengenal Si Cantik Bit dan Manfaatnya, Rabu (5/10/2022), berikut cara menanam buah bit di dataran tinggi. 

Pengolahan tanah

Ilustrasi buah bit atau beet root segar. PIXABAY/ pompi Ilustrasi buah bit atau beet root segar.

Pengolahan tanah menjadi tahapan awal dalam budi daya bit. Lahan harus dibajak dan dicangkul sedalam 25-30 sentimeter (cm). 

Di waktu sama, berikan pupuk kandang sebanyak setengah kilogram setiap meter. Setelah itu, ratakan dan haluskan kembali. Siapkan alur dan buat jalur alur sebesar 30 cm. 

Baca juga: Bagaimana Cara Mencangkok Tanaman Mangga? Ini Penjelasannya

Pembibitan umbi bit

Perbanyakan buah bit bisa dilakukan menggunakan biji atau vegetatif seperti stek dan penyambungan.

Jika ingin menanam bit dari biji, biji tersebut harus disemai terlebih dahulu dalam polybag khusus semai.

Menanam buah bit

Selanjutnya, cara menanam buah bit adalah memindahkan bibit ke lahan secara hati-hati agar akar tidak rusak. Setelah itu, timbun akar bit dengan media tanam agar pertumbuhannya baik.

Baca juga: Cara Menanam Ubi Jalar Sistem Monokultur dan Tumpang Sari

Penyiraman

Saat tanaman baru ditanam, penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi dan sore dengan gembor. Penyiraman harus menggunakan gembor yang lubangnya halus agar tidak merusak tanaman.

Hindari melakukan penyiraman secara berlebihan karena pada pertanaman bit tidak boleh ada genangan.

Penjarangan

Penjarangan dilakukan saat tanaman bit berumur tiga sampai empat minggu. Tanaman yang tumbuhnya kurang baik sebaiknya dicabut dan diganti dengan tanaman baru. Penjarangan perlu diatur sehingga jarak antartanaman menjadi 15-20 sentimeter. 

Baca juga: Cara Memperbanyak Umbi Kentang dengan Stek Tunas

Penyiangan dan pendangiran

Ilustrasi aneka ragam buah bit. PIXABAY/ Couleur Ilustrasi aneka ragam buah bit.

Saat gulma mulai tumbuh di sekitar area budi daya, segera lakukan penyiangan untuk mengurangi populasi gulma.

Selain itu, lakukan pendangiran, yakni menggemburkan tanah di sekitar area akar. Pendangiran dilakukan secara hati-hati agar akar tanaman tidak rusak.

Sebaiknya pendangiran, dilakukan sekali seminggu sehingga pembentukan umbi bisa berlangsung sempurna. 

Baca juga: 4 Pemeliharaan Tanaman Kedelai agar Bebas Hama dan Panennya Melimpah

Pemupukan

Tanaman bit perlu dipupuk agar pertumbuhannya baik. Pemupukan bisa dilakukan menggunakan 200 kg/ha atau 100 kg Urea, 50 kg TSP, dan 50 kg KCl per hektare. 

Pupuk ditebar di sebelah kanan dan kiri tanaman dengan jarak lima cm dari batang tanaman. Pemberian pupuk bisa dilakukan bersama penyiangan. 

Pemberantasan hama dan penyakit

Hama dan penyakit yang dijumpai pada tanaman bit bisa dikendalikan dengan mengaplikasikan pestisida yang sesuai anjuran.

Baca juga: Cara Memperbanyak Umbi Kentang

Panen

Buah bit biasanya dipanen saat berumur dua sampai tiga bulan. Pemanenan dilakukan dengan cara mencabut umbi secara hati-hati.

Usahakan pemanenan tidak terlambat karena umbi bit yang sudah tua dapat mengeras karena mengayu. Setelah umbi dicabut dari tanah, bersihkan umbi dan daunnya dipotong setengah agar tidak terjadi penguapan berlebihan.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Tanaman Penyelamat Lingkungan: Mencegah Banjir dan Longsor
Tanaman Penyelamat Lingkungan: Mencegah Banjir dan Longsor
Varietas Tanaman
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Varietas Tanaman
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Varietas Tanaman
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Tips
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Varietas Tanaman
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Varietas Tanaman
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Varietas Tanaman
Masa Depan Pala Banda
Masa Depan Pala Banda
Varietas Tanaman
Revitalisasi Kebun Teh: Menyatukan Alam, Wisata, dan Harapan
Revitalisasi Kebun Teh: Menyatukan Alam, Wisata, dan Harapan
Varietas Tanaman
Pasar Organik dan Produk Perkebunan
Pasar Organik dan Produk Perkebunan
Varietas Tanaman
DNA Petani Kita, Tangguh di Era Modernisasi
DNA Petani Kita, Tangguh di Era Modernisasi
Perawatan
Menikmati Renyahnya Potensi Kenari Ternate
Menikmati Renyahnya Potensi Kenari Ternate
Varietas Tanaman
Menata Ulang Kemitraan Gula: Jalan Menuju Kemandirian
Menata Ulang Kemitraan Gula: Jalan Menuju Kemandirian
Varietas Tanaman
Kluwek: Rahasia Kepayang pada Kuliner Nusantara
Kluwek: Rahasia Kepayang pada Kuliner Nusantara
Varietas Tanaman
Bongkar Ratoon Tebu, Jalan Cepat Swasembada Gula
Bongkar Ratoon Tebu, Jalan Cepat Swasembada Gula
Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau