Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Mengukur pH Tanah dengan Mudah, Bisa Pakai Kunyit

Kompas.com - 11/10/2022, 21:01 WIB
Siti Nur Aeni ,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - pH tanah menjadi salah satu hal yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman. pH tanah yang terlalu asam atau terlalu basa bisa mengganggu pertumbuhan tanaman. Maka dari itu, pH tanah harus diupayakan dalam kondisi netral yaitu di angka 0.

Nilai pH yang terlalu rendah (asam) atau tinggi (basa), bisa menyebabkan akar sulit menyerap makanan dan nutrisi yang di dalam tanah. Pada pH netral, tanaman akan lebih mudah menyerap unsur hara yang ada di dalam tanah.

Oleh sebab itu, sebelum memulai penanaman, sebaiknya ukur terlebih dahulu pH tanah di area tersebut. Cara pengukuran pH tanah sebenarnya tidak sulit.

Anda bahkan bisa menggunakan bahan alami, seperti kunyit. Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.

Baca juga: 3 Cara Menggunakan Kapur Dolomit untuk Tanah Pertanian

Cara mengukur pH tanah menggunakan kunyit

Pengukuran pH tanah menggunakan kunyit memang tidak bisa menunjukan angka kadar keasamanan tanah secara pasti. Akan tetapi, pengukuran pH sederhana ini bisa menjadi acuan untuk menentukan tindakan perlakuan dalam budi daya tanaman.

Dilansir dari situs resmi Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Demak, Selasa (11/10/2022), berikut beberapa cara mengukur pH tanah menggunakan kunyit.

Rimpang tanaman kunyitShutterstock/Charoen Krung Photography Rimpang tanaman kunyit

  1. Siapkan kunyit berukuran sebesar jari telunjuk.
  2. Kemudian, potong menjadi dua bagian.
  3. Salah satu potongan kunyit dimasukan dalam tanah basah yang akan diukur pH-nya. Setengahnya lagi menjadi pembanding atau indikator.
  4. Tunggu kurang lebih 30 menit, kemudian ambil kunyit yang sebelumnya diletakan di dalam tanah basah.
  5. Amati warna kunyit tersebut dan bandingkan dengan potongan kunyit lainnya.
  6. Apabila kunyit yang dimasukan ke dalam tanah warnanya pudar, berarti tanah tersebut asam. Jika kunyit berubah warna menjadi biru, maka artinya tanah tersebut basa. Sedangkan apabila warna kunyit masih sama atau tetap cerah, berarti tanahnya netral.

Baca juga: 10 Manfaat Kapur Dolomit dan Cara Menggunakannya

 

Cara menetralkan pH tanah yang terlalu asam

Masalah yang sering dihadapi dalam praktik budidaya tanaman yaitu pH tanah yang terlalu asam. Dikutip dari Cybext Kementerian Pertanian Indonesia, pH tanah menjadi asam disebabkan oleh pencucian unsur hara akibat curah hujan tinggi, terdapat unsur aluminium, tembaga, atau besi yang berlebih.

Ilustrasi pemberian kapur dolomit pada tanah. SHUTTERSTOCK/FOTOHELIN Ilustrasi pemberian kapur dolomit pada tanah.

Selain itu, drainase yang kurang baik, penggunaan pupuk organik yang belum matang, penggunaan pupuk kimia berlebih, serta defisiensi magnesium dan kalsium juga bisa menyebabkan tanah menjadi asam.

Cara untuk menetralkan pH tanah yang terlalu asam yaitu dengan mengaplikasikan kapur dolomit. Kapur pertanian ini bisa meningkatkan nilai pH tanah, menambah kesuburan, menambah unsur hara penting, memperbaiki sifat fisik tanah, dan lain sebagainya.

Baca juga: 3 Cara Mengaplikasi Kapur Dolomit pada Tanaman

Cara aplikasi kapur dolomit yaitu dengan menaburkannya pada tanah sebelum ditanami. Kemudian, tanah diolah agar kapur dan tanah bisa bercampur.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Varietas Tanaman
'Superfood' Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

"Superfood" Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

Varietas Tanaman
Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Varietas Tanaman
Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Varietas Tanaman
Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Varietas Tanaman
Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Varietas Tanaman
Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Varietas Tanaman
Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Varietas Tanaman
Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Varietas Tanaman
Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Varietas Tanaman
Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Varietas Tanaman
Mengoptimalkan Keunggulan Tanaman Obat Indonesia

Mengoptimalkan Keunggulan Tanaman Obat Indonesia

Varietas Tanaman
Menggali Peluang Ekonomi dan Manfaat Kayu Manis

Menggali Peluang Ekonomi dan Manfaat Kayu Manis

Varietas Tanaman
Kacang Mete: Komoditas Potensial di Lahan Marginal

Kacang Mete: Komoditas Potensial di Lahan Marginal

Varietas Tanaman
Mengembalikan Kejayaan Industri Teh Indonesia

Mengembalikan Kejayaan Industri Teh Indonesia

Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau