Anda bisa melakukan proses inokulasi atau penanaman pada ruangan steril dengan cara menyemprotkan botol bibit F3 dengan alkohol, dan memanaskan kapas penutup botol pada api spritus hingga sebagian kapas terbakar.
Baca juga: Tahapan Budidaya Jamur Tiram di Rumah, Mudah dan Menguntungkan
Lepaskan kapas penyumbat botol bibit F3, lalu aduk-aduk menggunakan kawat yang telah disterilkan dan penanaman bibit dilakukan di leher baglog hingga terisi penuh. Terakhir, tutup kembali baglog tersebut dengan kapas.
Tahapan berikutnya adalah proses inkubasi. Proses ini dilakukan agar bibit yang telah ditanam segera ditumbuhi miselium.
Inkubasi dilakukan pada suhu ruangan 24 sampai 28 derajat celcius, kelembapan sekitar 95 sampai 100 persen, dan kapasitas cahaya sebesar 20 sampai 100 lux.
Proses ini memakan waktu 30 sampai 50 hari hingga miselium tumbuh hingga setengah permukaan baglog.
Baca juga: 4 Tahapan Budidaya Jamur Merang, Bisa Dilakukan di Rumah
Bila miselium mulai tumbuh memenuhi permukaan baglog, maka baglog jamur siap untuk dibudidayakan di ruang kumbung jamur. Lubangi baglog dengan menggunakan silet yang telah disterilkan.
Pastikan suhu ruangan kumbung sekitar 16 sampai 18 derajat celcius, tingkat kelembapan sekitar 60 sampai 80 persen, dan kapasitas cahaya sekitar 500 sampai 2.000 lux. Selama proses budidaya berlangsung, lakukan penyiraman rutin menggunakan sprayer.
Pasalnya, rangsangan berupa suhu yang dingin dan air yang berlimpah akan mempercepat pertumbuhan tubuh buah jamur shiitake.
Jika dibandingkan dengan harga jamur konsumsi lainnya, jenis jamur shiitake memiliki nilai ekonomi yang jauh lebih tinggi. Bahkan saat ini harga jamur shiitake segar di pasaran bisa mencapai Rp 30.000 sampai Rp 70.000 per kilogramnya.