JAKARTA, KOMPAS.com - Penyakit tanaman menjadi salah satu gangguan dalam budidaya tanaman, tak terkecuali tanaman padi. Ada banyak jenis penyakit yang menyerang tanaman pangan ini, salah satunya penyakit hawar daun padi.
Hawar daun tanaman padi sering disebut juga sebagai penyakit kresek. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Xanthomonas oryzae. Serangangan patogen tersebut bisa ditemukan pada fase tanaman muda ataupun tua.
Jika menyerang di awal pertumbuhan, maka tanaman menjadi layu dan mati. Sementara itu, saat tanaman mulai dewasa, akan muncul gejala hawar yang dimulai dari tepi daun berwarna keabu-abuan dan lama kelamaan akan menjadi kering.
Baca juga: Gejala Penyakit Kresek pada Padi dan Cara Mengendalikannya
Apabila patogen menyerang saat tanaman mulai berbunga, maka proses pengisian gabah menjadi tidak sempurna. Hal tersebut menyebabkan gabah hampa.
Dilansir dari Cybext Kementerian Pertanian, Sabtu (22/10/2022), berikut cara mengendalikan penyakit hawar daun padi yang efektif dan efisien.
Penggunaan pupuk kalium diketahui bisa mengendalikan penyakit hawar daun padi. Meskipun tidak menghilangkan sepenuhnya, namun penggunaan pupuk kalium bisa menurunkan tingkat keparahan penyakit ini.
Penggunaan varietas tahan merupakan pengendalian preventif serangan penyakit ini. Oleh karena itu, sebelum menanam padi, sebaiknya pilih dan pastikan varietas yang ditanam tahan penyakit hawar bakteri.
Baca juga: Ciri-ciri Tanaman Padi Terkena Penyakit Kresek dan Cara Mengatasinya
Penanaman padi dengan sistem jajar legowo bisa memperbaiki iklim yang ada di sekitar tanaman. Sistem tanam ini bisa memperbaiki aerasi dan paparan sinar matahari. Kedua hal ini bisa menekan pertumbuhan patogen penyebab penyakit kresek.
Menjaga kebersihan lahan menjadi salah satu langkah pengendalian penyakit hawar daun bakteri. Rutinlah untuk membersihkan gulma yang tumbuh di lahan budidaya untuk menjaga agar tanaman tetap sehat.
Tak hanya penggunaan varietas tahan, cara pengendalian penyakit hawar daun padi juga bisa dilakukan dengan perlakuan benih. Sebelum disemai, benih direndam dalam larutan hypochlorit dosis 1:300 benih padi selama 12-24 jam.
Baca juga: 5 Cara Efektif Pengendalian Penyakit Kresek pada Tanaman Padi
Perendaman ini bertujuan untuk mencegah penyakit hawar daun sedini mungkin. Setelah direndam, lakukan penyemprotan agensia hayati Corynebacterium sebanyak 5 cc per liter atau pestisida berbahan aktif agrimycin sebanyak 2 cc per liter.
Aplikasi ini dilakukan saat 14 hari setelah tanam (HST), 24 HST, dan 48 HST. Dengan aplikasi agensia hayati atau pestisida ini, maka bakal daun muda yang tumbuh bisa terlindungi dari serangan patogen penyebab penyakit kresek.
Cara mengendalikan penyakit hawar daun padi lainnya yaitu mengeringkan sawah. Kegiatan ini bertujuan untuk membunuh bakteri yang mungkin masih bertahan di tanah atau sisa tanaman.
Baca juga: Ini Varietas Padi yang Tahan Genangan, Cocok Ditanam Saat Musim Hujan
Apabila serangan patogen penyebab hawar daun padi semakin masif, maka teknik pengendalian yang bisa dilakukan yaitu dengan menyemprotkan pestisida kimia. Meskipun demikian, aplikasi pestisida kimia tetap harus sesuai dosis anjuran agar tidak menyebabkan resistensi di kemudian hari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.