Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Menanam Ubi Ungu agar Umbinya Besar

Kompas.com - 29/10/2022, 22:40 WIB
Siti Nur Aeni ,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ubi ungu merupakan jenis ubi yang banyak disukai. Rasanya ubi ini manis dan tekstur daging umbinya empuk ketika sudah diolah.

Tak hanya rasanya yang enak, ubi ungu juga mengandung zat gizi seperti kalsium, magnesium, fosfor, sodium, zat besi, kalium, dan beberapa vitamin. Hal inilah yang membuat ubi ungu bermanfaat bagi kesehatan, seperti; meningkatkan imun tubuh, meredakan peradangan, mengatasi infeksi, dan lain sebagainya.

Cara menanam ubi ungu tidak sulit. Tanaman umbi ini cocok dibudidayakan di daerah tropis dengan cuaca panas dan lembap.

Dilansir dari Cybext Kementerian Pertanian, Sabtu (29/10/2022), berikut cara budidaya ubi ungu agar umbinya besar dan panennya melimpah.

Baca juga: Cara Menanam Ubi Jalar Sistem Monokultur dan Tumpang Sari

Menyiapkan bibit ubi ungu

Ilustrasi ubi unguPixabay/auntmasako Ilustrasi ubi ungu

Bibit ubi ungu bisa diperbanyak dengan cara generatif maupun vegetatif. Cara pertama yaitu perbanyakan lewat umbi.

Caranya perbanyakan ini dilakukan dengan menggunakan umbi berkualitas yang sehat, kemudian tempatkan umbi tersebut di tempat lembap dan teduh sampai keluar tunas. Tunas tersebut kemudian dipotong.

Cara kedua yaitu dengan memperbanyak menggunakan stek batang. Caranya yaitu potong batang tanaman induk yang pertumbuhannya baik.

Kemudian, buang daun yang masih menempel pada batang tersebut. ikat batang yang distek dan biarkan di tempat teduh selama seminggu.

Baca juga: Cara Menanam Singkong yang Benar agar Produktivitasnya Melimpah

Pengolahan lahan

Kondisi lahan yang cocok untuk menanam ubi jalar yaitu tanah lempung berpasir, gembur, mengandung hara, dan mempunyai drainase yang baik. Ubi ungu yang ditanam pada lahan kering, kualitasnya akan turun dan mudah terserang hama maupun penyakit.

Selain kesuburan tanah, tingkat keasaman tanah juga perlu diperhatikan. Tanaman ubi ungu akan tumbuh dengan baik pada tanah dengan pH 5,5-7,5.

Oleh karena itu, lahan yang akan digunakan untuk menanam ubi ungu perlu diolah terlebih dahulu sampai gembur. Setelah itu, buat dengan dengan tinggi 30-40 cm, lebar 60-100 cm, dan jarak antar bedengan 40-60 cm.

Selanjutnya, beri juga pupuk kandang atau kompos sebagai pupuk organik. Campurkan pupuk sebanyak 20 ton per hektare saat pembuatan bedengan.

Baca juga: Cara Menanam Singkong Gajah yang Benar

umbi ubi unguPixabay/auntmasako umbi ubi ungu

Penanaman

Cara menanam ubi ungu yaitu dengan membenamkan 2/3 stek bibit tanaman ke dalam tanah. Beri jarak antar tanaman sekitar 30 cm dan jarak antar bari sekitar 40 cm.

Pemeliharaan tanaman

Di awal pertumbuhan, lakukan penyiraman secara rutin pada pagi dan sore hari. Selain itu, penyulaman juga diperlukan apabila ditemukan tanaman yang mati atau pertumbuhannya tidak baik.

Saat tanaman memasuki umur 4 minggu setelah tanam, lakukan pembongkaran tanah di kanan dan kiri tanaman. Kegiatan ini bertujuan agar akar tanaman tidak menjalar ke banyak tempat.

Baca juga: Cara Menanam Kentang yang Benar agar Umbinya Besar

Dengan demikian, umbi terkonsentrasi pada jalur penanaman. Kegiatan ini juga bisa dibarengi dengan penyiangan atau pembersihan gulma.

Saat tanaman berumur 6-8 minggu, tanah yang sudah dibongkar, ditutup kembali sembari merapikan akar yang keluar dari jalur penanaman. Pemeliharaan ini diperlukan agar umbi yang dihasilkan memiliki ukuran yang optimal.

Panen

Umumnya, tanaman ubi bisa dipanen ketika memasuki umur 3,5-4 bulan. Pemanenan sebaiknya dilakukan secepat mungkin sebelum musim hujan tiba.

Pasalnya, jika umbi yang sudah siap panen tertimpa hujan, maka umbi tersebut bisa busuk dan menyebabkan gagal panen.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Varietas Tanaman
'Superfood' Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

"Superfood" Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

Varietas Tanaman
Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Varietas Tanaman
Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Varietas Tanaman
Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Varietas Tanaman
Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Varietas Tanaman
Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Varietas Tanaman
Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Varietas Tanaman
Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Varietas Tanaman
Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Varietas Tanaman
Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Varietas Tanaman
Mengoptimalkan Keunggulan Tanaman Obat Indonesia

Mengoptimalkan Keunggulan Tanaman Obat Indonesia

Varietas Tanaman
Menggali Peluang Ekonomi dan Manfaat Kayu Manis

Menggali Peluang Ekonomi dan Manfaat Kayu Manis

Varietas Tanaman
Kacang Mete: Komoditas Potensial di Lahan Marginal

Kacang Mete: Komoditas Potensial di Lahan Marginal

Varietas Tanaman
Mengembalikan Kejayaan Industri Teh Indonesia

Mengembalikan Kejayaan Industri Teh Indonesia

Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau