Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Membuat Insektisida dari Limbah Kulit Jengkol dan Cabai Busuk

Kompas.com - 14/11/2022, 17:36 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tanaman jengkol adalah tanaman yang termasuk suku polong-polongan. Buah jengkol berupa polong dan bentuknya gepeng berbelit membentuk spiral, berwarna lembayung tua.

Biji buah jengkol berkulit ari tipis dengan warna cokelat mengkilap. Jengkol juga dapat menimbulkan bau tidak sedap pada urin setelah diolah dan diproses oleh pencernaan, terutama bila dimakan segar sebagai lalap.

Dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Senin (14/11/2022), jengkol diketahui dapat mencegah diabetes dan bersifat diuretik dan baik untuk kesehatan jantung. Bahkan, jengkol juga dapat dijadikan sebagai kompos maupun pestisida nabati.

Baca juga: Catat, Ini Jenis Insektisida untuk Membasmi Serangga

Ilustrasi hand sprayer untuk mengaplikasikan pupuk dan insektisida pada tanaman. SHUTTERSTOCK/OKSARIYANOV Ilustrasi hand sprayer untuk mengaplikasikan pupuk dan insektisida pada tanaman.

Meskipun demikian, limbah kulit jengkol belum dimanfaatkan secara optimal. Sementara diketahui bahwa dalam budidaya tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan tidak lepas dari serangan hama dan penyakit yang berdampak pada peningkatan produksi.

Selama ini petani mengatasi masalah tersebut dengan menggunakan insektisida kimia. Selain harga yang tinggi, penggunaan insektisida kimia juga berdampak pada lingkungan.

Selain limbah kulit jengkol, di pasar tradisional juga banyak menghasilkan limbah cabai atau cabai busuk yang sudah tidak layak konsumsi.

Oleh karena itu, penggunaan insektisida organik yang ramah lingkungan merupakan salah satu program yang perlu dikembangkan.

Baca juga: Cara Menanam Jengkol dengan Mudah, Bisa Jadi Peluang Usaha

Salah satu bahan yang dapat digunakan untuk pembuatan insektisida organik adalah limbah jengkol.

Kulit jengkol mengandung terpenoid, saponin, asam fenolat serta alkaloid) ampuh untuk melindungi tanaman dari serangan hama terutama untuk mengusir semut, ulat, serangga kecil serta belalang.

Ilustrasi jengkol, buah jengkol. Kulit jengkol dapat dimanfaatkan sebagai insektisida alami. SHUTTERSTOCK/HARYS XU Ilustrasi jengkol, buah jengkol. Kulit jengkol dapat dimanfaatkan sebagai insektisida alami.

Untuk membuat insektisida dari limbah kulit jengkol dan cabai, berikut bahan-bahan yang dibutuhkan.

  • 30 kg limbah kulit jengkol
  • 30 kg limbah cabai atau cabai busuk
  • Limbah urine ternak
  • Air

Cara membuat insektisida dari limbah kulit jengkol dan cabai

Haluskan limbah kulit jengkol dan cabai dengan cara dicacah atau diblender hingga cukup halus. Kemudian, masukkan ke dalam drum yang berisi 300 liter air.

Baca juga: 4 Bahan Alami yang Bisa Digunakan sebagai Pestisida Nabati, Apa Saja?

Tutup rapat drum tersebut selama 35 hari.

Selanjutnya, urine hewan ternak dimasukkan dalam drum yang lain sebanyak 150 liter dan diendapkan selama 5 minggu. Urine tersebut dipisah dari larutan jengkol dan limbah cabai.

Setelah 35 hari, kedua larutan tersebut disaring menggunakan kawat kasa 80 mesh. Penyaringan ini dimaksudkan agar tidak ada kotoran yang terbawa serta agar tmpilan insektisida lebih bersih dan menarik.

Setelah itu, bahan-bahan tersebut dicampur menjadi satu dengan larutan urine atau endapan urine.

Baca juga: 3 Tips Mengaplikasikan Pestisida Saat Musim Hujan

Setelah mengalami proses penyaringan, insektisida organik dapat disimpan di jerigen di ruang sejuk dan tidak terkena sinar matahari langsung, serta siap untuk digunakan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Varietas Tanaman
'Superfood' Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

"Superfood" Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

Varietas Tanaman
Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Varietas Tanaman
Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Varietas Tanaman
Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Varietas Tanaman
Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Varietas Tanaman
Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Varietas Tanaman
Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Varietas Tanaman
Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Varietas Tanaman
Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Varietas Tanaman
Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Varietas Tanaman
Mengoptimalkan Keunggulan Tanaman Obat Indonesia

Mengoptimalkan Keunggulan Tanaman Obat Indonesia

Varietas Tanaman
Menggali Peluang Ekonomi dan Manfaat Kayu Manis

Menggali Peluang Ekonomi dan Manfaat Kayu Manis

Varietas Tanaman
Kacang Mete: Komoditas Potensial di Lahan Marginal

Kacang Mete: Komoditas Potensial di Lahan Marginal

Varietas Tanaman
Mengembalikan Kejayaan Industri Teh Indonesia

Mengembalikan Kejayaan Industri Teh Indonesia

Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau