Cara membuat pupuk dari brotowali adalah dengan mencampurkan cacahan ikan lele segar, gilingan tulang sapi dan brotowali. Kemudian, semua bahan difermentasi dengan nira.
Pupuk hasil fermentasi brotowali ini dapat menyuburkan sekaligus mengendalikan hama wereng.
Baca juga: 4 Bahan Alami yang Bisa Digunakan sebagai Pestisida Nabati, Apa Saja?
Menurut beberapa pustaka, brotowali dapat mengendalikan hama-hama tanaman padi, seperti hama sundep (Scirpophaga innotata), ulat penggerak (Scahhunobius bipunctifer), dan hama putih (Nymphula depunctalis).
Kemudian, hama wereng coklat (Nilapervata lugens), wereng hijau (Nephotettix apicalis), walang sangit (Leptocorixa acuta), lembing hijau (Nezera viridula), dan ganjur (Pachydiplosis oryzae).
Seperti pembuatan pestisida umumnya, pembuatan pestisida nabati yang menggunakan brotowali dilakukan dengan mengekstrak atau mencacah kecil-kecil batang daun dan akar brotowali dan difermentasi kedalam larutan gula. Fermentasi dilakukan minimal 21 hari.
Pemakaian brotowali untuk pestisida dapat dipakai hanya brutowali atau dapat dicampur dengan bahan lain. Pengalaman petani membuktikan bahwa pemakaian fermentasi berbahan brotowali saja dapat mengurangi dan mengendalikan hama wereng.
Baca juga: 3 Tips Mengaplikasikan Pestisida Saat Musim Hujan
Untuk meningkatkan daya pengendalian, maka dapat dicampur dengan bahan lain.
Pestisida nabati dapat didegradasi alam sehingga tidak meracuni lingkungan, namun dengan sifat tersebut pemberian pada tanaman harus dilakukan berulang-ulang.
Ini berbeda dengan pestisida kimia yang dapat bertahan didalam jaringan tanaman lama dan dapat berisiko meracuni lingkungan dan manusia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.