Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Membuat Pestisida dari Jahe, Mudah dan Ramah Lingkungan

Kompas.com - 17 Desember 2022, 10:10 WIB
Siti Nur Aeni

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pestisida adalah senyawa yang sering digunakan untuk mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman. Meskipun pestisida dapat mengendalikan hama dan penyakit dengan cepat dan efektif, penggunaan pestisida yang berlebihan dapat menimbulkan berbagai permasalahan.

Permasalahan yang muncul akibat penggunaan pestisida yang terus menerus ini seperti kerusakan lingkungan dan menyebabkan hama dan penyakit menjadi resisten. Pestisida yang mengendap di tanah juga dapat mengakibatkan kerusakan ekosistem, seperti menurunnya populasi serangga serta menurunnya kualitas air.

Penggunaan pestisida juga dapat meningkatkan risiko terkena penyakit, seperti kanker, penyakit jantung, atau gangguan reproduksi. Cara untuk mengatasi permasalahan yaitu dengan menggunakan pestisida ramah lingkungan.

Baca juga: Cara Membuat Pupuk dan Pestisida Alami dari Buah Maja

Pestisida ramah lingkungan dikenal juga sebagai biopestisida organik. Jenis pestisida ini terbuat dari bahan alami.

Ilustrasi jahe.FREEPIK/JCOMP Ilustrasi jahe.

Salah satu bahan alami yang dapat digunakan untuk membuat pestisida alami yaitu jahe. Dilansir dari Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian, Sabtu (17/12/2022), jahe mengandung minyak atsiri, resin, dan serat.

Kandungan dalam rimpang jahe bersifat insektisida dan repellent atau penolak. Biopestisida dari jahe ini dapat mencegah dan mengendalikan hama seperti kutu kebul, thrips, belalang, kutu daun, ulat buah dan masih banyak lainnya. Adapun cara membuat pestisida dari jahe yang mudah, seperti berikut.

Baca juga: Manfaat Sirih untuk Pestisida Alami dan Cara Membuatnya

Persiapan alat dan bahan

Sebelum membuat biopestisida dari jahe, kita harus menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan. Alat dan bahan yang diperlukan seperti:

  • Pisau
  • Blender
  • Saringan
  • Jerigen 5 liter
  • Baskom
  • Jahe 1 kg
  • Sabun cuci piring
  • Air bersih 5 liter

Cara membuat pestisida dari jahe

Setelah menyiapkan semua alat dan bahan yang diperlukan, sekarang waktunya membuat pestisida dari jahe. Berikut ini langkah-langkahnya:

Baca juga: Cara Menggunakan Brotowali Sebagai Pupuk dan Pestisida Nabati

  1. Potong jahe menjadi bagian yang lebih kecil menggunakan pisau.
  2. Masukan potongan tersebut kedalam blender.
  3. Masukan sedikit air dan blender potongan jahe sampai halus.
  4. Kemudian saring sari-sari jahe pada baskom dan pisahkan dari ampasnya.
  5. Masukan sari-sari tersebut ke dalam jerigen.
  6. Tambahkan air sebanyak 5 liter.
  7. Tutup jerigen dengan rapat dan aduk sampai merata.
  8. Diamkan larutan tersebut selama 7 sampai 10 hari untuk siap digunakan.

Jahe adalah salah satu bahan alami yang digunakan untuk membuat pestisidaPIXABAY/WEBTECHEXPERTS Jahe adalah salah satu bahan alami yang digunakan untuk membuat pestisida

Cara aplikasi pestisida alami dari jahe

Cara menggunakan biopestisida dari jahe sama seperti penyemprotan pestisida pada umumnya. Berikut langkah-langkah aplikasi pestisida dari jahe:

Baca juga: Jahe Bisa Jadi Fungisida Nabati, Begini Cara Membuatnya

  1. Siapkan tangki sprayer, biopestisida jahe, dan sabun cuci piring.
  2. Masukan 20 ml biopestisida jahe dan 4 sendok makan sabun cuci piring ke dalam tangki sprayer.
  3. Aduk sampai rata.
  4. Semprotan biopestisida tersebut ke tanaman secara merata dan rutin untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

Itulah cara membuat pestisida dari jahe. Aplikasi secara rutin akan membuat populasi hama berkurang dan tanaman tumbuh dengan sehat.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Varietas Tanaman
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Varietas Tanaman
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Tips
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Varietas Tanaman
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Varietas Tanaman
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Varietas Tanaman
Masa Depan Pala Banda
Masa Depan Pala Banda
Varietas Tanaman
Revitalisasi Kebun Teh: Menyatukan Alam, Wisata, dan Harapan
Revitalisasi Kebun Teh: Menyatukan Alam, Wisata, dan Harapan
Varietas Tanaman
Pasar Organik dan Produk Perkebunan
Pasar Organik dan Produk Perkebunan
Varietas Tanaman
DNA Petani Kita, Tangguh di Era Modernisasi
DNA Petani Kita, Tangguh di Era Modernisasi
Perawatan
Menikmati Renyahnya Potensi Kenari Ternate
Menikmati Renyahnya Potensi Kenari Ternate
Varietas Tanaman
Menata Ulang Kemitraan Gula: Jalan Menuju Kemandirian
Menata Ulang Kemitraan Gula: Jalan Menuju Kemandirian
Varietas Tanaman
Kluwek: Rahasia Kepayang pada Kuliner Nusantara
Kluwek: Rahasia Kepayang pada Kuliner Nusantara
Varietas Tanaman
Bongkar Ratoon Tebu, Jalan Cepat Swasembada Gula
Bongkar Ratoon Tebu, Jalan Cepat Swasembada Gula
Varietas Tanaman
Optimisme Pengembangan Kelapa Indonesia
Optimisme Pengembangan Kelapa Indonesia
Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau