JAKARTA, KOMPAS.com - Labu madu atau butternut squash merupakan jenis labu yang memiliki bentuk unik. Bentuk labu ini menyerupai kacang tanah atau lampu bohlam.
Rasa buah ini manis dan teksturnya lembut. Labu madu mengandung banyak serat, antioksidan, beta karoten, vitamin A, hingga vitamin B kompleks.
Jika dilihat dari teknik budidayanya, maka cara menanam labu madu sebenarnya tidak berbeda dengan teknik budidaya labu lainnya. Dikutip dari Cybext Kementerian Pertanian, Minggu (18/12/2022), berikut penjelasan lengkapnya.
Baca juga: Cara Menanam Labu Siam agar Subur dan Panen Setiap Minggu
Lahan yang akan digunakan untuk menanam labu madu harus dibersihkan terlebih dahulu. Setelah itu, gemburkan tanah menggunakan cangkul dan buat bedengan untuk menanam bibit labu madu.
Berikan juga pupuk kandang sebagai pupuk dasar untuk meningkatkan kesuburan tanah. Dengan demikian, bibit tanaman labu madu bisa tumbuh dengan cepat dan produktif.
Benih labu madu yang akan ditanam sebaiknya disemai terlebih dahulu. Penyemaian bisa dilakukan di dalam polybag atau tray semai yang sudah berisi media semai. Penyemaian dilakukan hingga benih tumbuh menjadi bibit.
Bibit labu madu yang sudah berumur 2 hingga 3 minggu sudah bisa dipindahkan ke bedengan semai. Cara menanam labu madu cukup mudah.
Baca juga: Budidaya Labu Kuning yang Benar agar Hasilnya Panennya Melimpah
Anda hanya perlu membuat lubang tanam di bedengan, kemudian letakkan bibit pada lubang tanam tersebut. Tutup lubang tanam dengan tanah sembari dipadatkan agar bibit tidak mudah rebah.
Agar tanaman tumbuh dengan baik, maka perawatan harus dilakukan dengan rutin. Kegiatan perawatan labu madu, meliputi; penyiraman, pemupukan, pengajiran, pemangkasan, dan pengendalian organisme pengganggu tanaman.
Tanaman labu madu umumnya bisa dipanen saat berumur 85 sampai 90 hari setelah tanam. Ciri buah yang sudah siap panen yaitu tangkai pada pangkal buahnya sudah mulai kecoklatan dan buahnya sudah berwarna kuning kecoklatan. Buah labu madu yang sudah siap panen juga akan mengeluarkan bunyi khas saat diketuk.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.