Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Buah Kepel, Tanaman Langka Kesukaan Putri Keraton

Kompas.com - 17/01/2023, 13:36 WIB
Siti Nur Aeni

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pernahkah Anda mencicipi buah kepel? Mungkin banyak di antara kita belum mengetahui buah kepel. Buah ini termasuk tanaman langka yang sudah sulit dijumpai.

Mengutip dari Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian, Selasa (17/1/2023), buah ini diketahui sebagai buah kesukaan putri keraton. Buah ini diketahui bisa membuat sang putri menjadi semakin wangi.

Mengetahui hal tersebut, Raja Mataram kemudian memerintahkan menanam pohon buah kepel di halaman istana agar buahnya bisa digunakan para putri keraton. Dengan mengkonsumsi buah kepel matang, maka keringat putri raja akan beraroma wangi dan napasnya pun menjadi harum.

Baca juga: Mengenal Buah Marashi, Buah Unik yang Bisa Mengubah Rasa

Selain itu, buah ini juga diketahui mempunyai nilai filosofi adhiluhung dan menjadi flora identitas dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Ilustrasi buah kepelShutterstock/Arief Budi Kusuma Ilustrasi buah kepel

Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!
Kompas.id
Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!

Karakteristik buah kepel

Selain ditanam di wilayah kraton, buah kepel juga banyak tumbuh di beberapa daerah lain di Indonesia. Sebutan lain buah ini yaitu buah dan pohon kecindul, simpol, cindul, turalak, dan burahol.

Buah kepel termasuk tanaman yang tumbuh tinggi. Bahkan, tinggi pohon kepel bisa mencapai 20 meter.

Bagian tanaman kepel mulai dari biji, buah, dan akar diketahui mengandung saponin, flavonoid, dan polifenol yang memiliki banyak manfaat untuk tubuh. Oleh karena itu, buah ini dimanfaatkan obat herbal.

Baca juga: Mengenal Pepaya Merah Delima, Keunggulan dan Cara Menanamnya

Buah kepel diketahui bisa membersihkan darah, menguatkan liver, memelihara organ dalam seperti paru-paru dan ginjal.

Itulah penjelasan sekilas tentang buah kepel. Dari penjelasan di atas, kita bisa mengetahui bahwa buah kepel tak hanya memiliki nilai historis, namun juga memiliki manfaat untuk kesehatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Bisnis Domestik dan Ekspor Kacang Mete
Bisnis Domestik dan Ekspor Kacang Mete
Varietas Tanaman
Liberika dan Excelsa: Jejak Eksotisme Kopi Nusantara
Liberika dan Excelsa: Jejak Eksotisme Kopi Nusantara
Varietas Tanaman
Mengelola Dinamika Pasar dan Industri Kelapa Bulat
Mengelola Dinamika Pasar dan Industri Kelapa Bulat
Varietas Tanaman
Masa Depan Industri Tembakau Indonesia
Masa Depan Industri Tembakau Indonesia
Varietas Tanaman
Menggali Potensi Devisa dari Ekspor Lada Indonesia
Menggali Potensi Devisa dari Ekspor Lada Indonesia
Varietas Tanaman
Potensi Kelapa Genjah dan Pemenuhan Santan
Potensi Kelapa Genjah dan Pemenuhan Santan
Varietas Tanaman
Revitalisasi Kebun Teh
Revitalisasi Kebun Teh
Tips
Kelapa: Komoditas Strategis, Nasib Petani, dan Arah Kebijakan
Kelapa: Komoditas Strategis, Nasib Petani, dan Arah Kebijakan
Varietas Tanaman
Menguatkan Posisi Teh Indonesia di Pasar Global
Menguatkan Posisi Teh Indonesia di Pasar Global
Varietas Tanaman
Kebangkitan Petani dan Semangat Nasionalisme Baru
Kebangkitan Petani dan Semangat Nasionalisme Baru
Tips
Dari Kebun ke Pasar Dunia: Kelapa Indonesia di Tengah Gelombang Harga
Dari Kebun ke Pasar Dunia: Kelapa Indonesia di Tengah Gelombang Harga
Varietas Tanaman
Membawa Gambir ke Pasar Global
Membawa Gambir ke Pasar Global
Varietas Tanaman
Randu: Serat Emas Putih yang Terlupakan
Randu: Serat Emas Putih yang Terlupakan
Varietas Tanaman
Serat Alam dari Masa Lalu: Potensi Abaca di Indonesia
Serat Alam dari Masa Lalu: Potensi Abaca di Indonesia
Varietas Tanaman
Serat Alam dan Potensi Pengembangannya
Serat Alam dan Potensi Pengembangannya
Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau