Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Simak, Ini Gejala Defisiensi Unsur Hara Tanaman

Kompas.com - 23/01/2023, 11:14 WIB
Siti Nur Aeni

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Unsur hara memegang peranan penting bagi pertumbuhan dan produktivitas tanaman. Berdasarkan kebutuhannya, unsur hara terbagi atas dua jenis yakni unsur hara makro dan mikro.

Unsur hara makro adalah jenis nutrisi yang dibutuhkan dalam jumlah banyak. Sedangkan unsur hara mikro hanya dibutuhkan tanaman jumlah sedikit.

Kedua unsur hara tersebut sebaiknya terpenuhi agar tanaman bisa tumbuh dengan baik. Kekurangan unsur hara akan menimbulkan gejala tertentu pada tanaman.

Baca juga: Pahami Ciri-ciri Padi yang Kekurangan Nutrisi

Dilansir dari Cybext Kementerian Pertanian, Senin (23/1/2023), berikut beberapa gejala defisiensi unsur hara tanaman.

Kekurangan unsur hara nitrogen

Tanaman yang kekurangan unsur nitrogen akan menunjukan gejala seperti; daun menguning dan jaringan daun mati yang menyebabkan daun kering serta berwarna merah kecoklatan.

Ilustrasi tanaman padi kekurangan nutrisiPixabay/ignartonosbg Ilustrasi tanaman padi kekurangan nutrisi

 

Sementara itu, pada tanaman dewasa kekurangan unsur hara ini mengakibatkan pertumbuhan lambat.

Hal tersebut mengakibatkan pembentukan dan perkembangan buah menjadi tidak sempurna. Ukuran buah menjadi kecil dan cepat matang.

Kekurangan unsur hara fosfor

Gejala defisiensi unsur hara tanaman juga bisa diketahui saat tanaman kekurangan unsur hara fosfor. Tanda tanaman kekurangan fosfor yaitu pertumbuhan akar, daun, dan batang terganggu.

Baca juga: 7 Ciri-ciri Tanaman Jagung Kekurangan Nitrogen, Apa Saja?

Selain itu, daun juga akan berwarna berwarna hijau tua atau abu-abu, mengkilap, dan terkadang ditemukan pigmen berwarna merah di bagian bawah daun. Tangkai daun juga akan terlihat lancip.

Kekurangan unsur hara ini juga mengakibatkan kualitas buah tidak maksimal. Hal tersebut dapat menimbulkan kerugian bagi petani.

Kekurangan unsur kalium

Secara umum, tanaman yang kekurangan kalium akan memiliki daun yang mengkerut dan terkadang mengkilap. Kemudian, daun akan menguning dan tampak adanya bercak kotor.

Bagian bercak biasanya jatuh, sehingga daun akan terlihat bergerigi dan lama kelamaan menjadi mati. Sementara itu, batang tanaman akan melemah dan pendek yang mengakibatkan tanaman kerdil.

Baca juga: Ketahui, Ini Ciri-ciri Tanaman Jagung Kekurangan Magnesium

Kekurangan kalium juga bisa mengakibatkan buah rontok sebelum masak. Waktu pemasakan buah juga melambat. Pada tanaman umbi, kekurangan kalium mengakibatkan hasil umbi berkurang dan kadar hidrat arangnya rendah.

ilustrasi tanaman jagung kekurangan nutrisiPexels/lilartsy ilustrasi tanaman jagung kekurangan nutrisi

Kekurangan unsur mangan

Mangan merupakan unsur hara mikro yang berperan penting untuk pertumbuhan tanaman. Kekurangan unsur hara ini menyebabkan daun muda klorosis dan berbuah warna dari hijau menjadi kuning, lalu berubah menjadi putih.

Jaringan yang mengalami klorosis akan mengakibatkan bagian tersebut mati, mengering dan keriput. Selain itu, defisiensi mangan juga menyebabkan pembentukan biji kurang optimal.

Baca juga: Catat, Ini Ciri-ciri Jagung Kekurangan Unsur Hara

Kekurangan unsur hara besi

Selain mangan, besi atau Fe juga termasuk unsur hara mikro yang dapat menunjang pertumbuhan tanaman. Gejala defisiensi unsur hara Fe bisa ditunjang pada daun muda.

Daun akan berwarna hijau pucat atau hijau kekuningan. Sementara itu, tulang daunnya tetap hijau dan tidak mati.

Pada tahap lanjut, tulang daun akan mengalami klorosis. Pada musim kemarau, daun tanaman akan mengering dan gugur.

Itulah beberapa gejala defisiensi unsur hara tanaman yang perlu dimengerti. Untuk mencegah gejala tersebut, maka lakukan pemupukan atau pemberian nutrisi tanaman secara berimbang.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Serat Alam dari Masa Lalu: Potensi Abaca di Indonesia

Serat Alam dari Masa Lalu: Potensi Abaca di Indonesia

Varietas Tanaman
Serat Alam dan Potensi Pengembangannya

Serat Alam dan Potensi Pengembangannya

Varietas Tanaman
Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Varietas Tanaman
'Superfood' Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

"Superfood" Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

Varietas Tanaman
Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Varietas Tanaman
Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Varietas Tanaman
Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Varietas Tanaman
Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Varietas Tanaman
Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Varietas Tanaman
Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Varietas Tanaman
Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Varietas Tanaman
Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Varietas Tanaman
Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Varietas Tanaman
Mengoptimalkan Keunggulan Tanaman Obat Indonesia

Mengoptimalkan Keunggulan Tanaman Obat Indonesia

Varietas Tanaman
Menggali Peluang Ekonomi dan Manfaat Kayu Manis

Menggali Peluang Ekonomi dan Manfaat Kayu Manis

Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau