JAKARTA, KOMPAS.com - Tanaman semangka banyak diusahakan secara komersial di Indonesia. Semangka diminati oleh masyarakat karena rasa buahnya yang segar dan manis.
Dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Sabtu (8/4/2023), buah semangka memiliki kandungan air yang banyak, hampir 90 persen buahnya terdiri atas air.
Pada umumnya tanaman semangka dibudidayakan di dataran rendah karena mendapatkan cukup sinar matahari.
Baca juga: 3 Cara Memilih Semangka yang Manis, Bisa Dilihat dari Penampilannya
Ada dua jenis semangka yang dibudidayakan, yakni berbentuk bulat dan lonjong dengan variasi warna daging buahnya berwarna merah atau berwarna kuning.
Ada yang berbiji dan ada pula yang tidak berbiji dengan warna kulit buah beragam, mulai dari hijau solid hingga hijau muda loreng.
Saat ini petani lebih banyak membudidayakan semangka tidak berbiji, karena lebih disukai dan nilai jualnya lebih tinggi. Buah semangka yang sudah tua mempunyai kandungan vitamin A cukup tinggi dan sedikit vitamin B dan C.
Adapun kendala dalam budidaya semangka di Indonesia yaitu rendahnya produksi semangka karena sedikitnya varietas semangka yang cocok untuk dikembangkan di daerah tertentu.
Baca juga: Cara Pembibitan Semangka Non Biji dengan Mudah
Oleh sebab itu, perlu dilakukan pengembangan benih semangka unggul dengan melihat kualitas buah yang diinginkan pasar.
Keinginan pasar tersebut dapat dipenuhi dengan melakukan kegiatan pemuliaan tanaman untuk memperbaiki sifat-sifat tanaman baik secara kuantitatif maupun kualitatif, yang akhirnya diperoleh varietas unggul.
Varietas semangka unggul yang diinginkan pasar antara lain memiliki ukuran buah sesuai dengan permintaan pasar.
Buah semangka digolongkan dalam beberapa kelas, yaitu kelas A (bobot buah 4 kg ke atas), kelas B (bobot buah 2 sampai 4 kg), kelas C (bobot buah kurang dari 2 kg), bentuk fisik normal, tidak terlalu masak, permukaan kulit mulus, rasanya manis serta bebas hama dan penyakit.
Baca juga: Penyakit Tanaman Semangka yang Bisa Menyebabkan Gagal Panen
Setelah dilakukan pengelompokan semangka berdasarkan klasifikasi ukuran, berat dan standar mutu yang ditetapkan, dapat pula dilakukan uji sampel kadar gula untuk menentukkan grade atau standar sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) Semangka 7420-2009.
Teknik budidaya semangka menjadi salah satu faktor yang berperan sangat penting dalam mencapai produktivitas atau hasil panen.
Pada umumnya tingkat dan kualitas produksi semangka petani selama ini masih tergolong rendah.
Hal ini disebabkan antara lain karena tanah yang keras, miskin unsur hara dan hormon, pemupukan yang tidak berimbang, serangan hama dan penyakit tanaman, pengaruh cuaca atau iklim, serta teknis budidaya petani yang masih konvensional.
Baca juga: 5 Hama Tanaman Semangka dan Cara Mengendalikannya
Untuk meningkatkan produksi dan kualitas semangka maka penerapan teknologi budidaya metode Toping, Pruning, Arranging and Ion (Topas) merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas dan produksi buah semangka haruslah dilakukan dengan teknik yang benar.
Toping adalah teknik pemangkasan pucuk pada cabang utama atau primer dari tanaman semangka. Biasanya dilakukan pada saat tanaman berumur dua minggu setelah tanam (MST).
Tujuan dari Toping adalah munculnya cabang lateral atau sekunder yang sama pertumbuhanya.
Pruning adalah teknis perlakuan pemangkasan cabang tersier atau sulur yang tidak produktif pada pertanaman semangka. Biasanya dilakukan pada saat tanaman berumur empat minggu setelah tanam hingga menjelang panen.
Baca juga: Jenis Semangka yang Banyak Ditanam di Indonesia, Apa Saja?
Cabang-cabang tersier atau sulur ini perlu dipangkas agar intensitas cahaya yang masuk keseluruh bagian permukaan tanaman dapat optimal serta menjaga iklim mikro pertanaman.
Manfaat lain dari pemangkasan atau pruning ini adalah penyebaran hasil asimilat atau fotosintat makanan dapat ditranslokasikan keseluruh bagian tanaman secara efisien.
Arranging atau pengaturan cabang adalah teknik pengaturan cabang tanaman diatas permukaan lahan atau bedengan di areal pertanaman untuk memudahkan dalam perawatan dan pemeliharaan tanaman.
Sementara itu, ion adalah teknik penjarangan buah. Penjarangan buah merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengurangi jumlah buah yang terdapat dalam setiap pohon sehingga dapat menghasilkan buah yang memiiki ukuran yang lebih besar.
Baca juga: Cara Menanam Semangka Hidroponik, Cocok untuk Lahan Sempit
Penjarangan dilakukan agar tidak terjadi persaingan unsur hara dalam proses pembentukan bakal calon buah dalam satu tanaman agar dapat menghasilkan buah yang lebih seragam.
Penjarangan buah pada tanaman semangka akan mengurangi persaingan buah dalam mendapatkan asimilat, buah akan berkembang lebih optimal sehingga menghasilkan buah yang lebih besar dan lebih seragam.
Penjarangan dilakukan pada tanaman berumur 40 sampai 45 hari setelah tanam. Tanaman semangka dalam satu pohon sebaiknya hanya dipelihara maksimal 2 buah.
Buah yang dipertahankan adalah buah yang memiliki pertumbuhan baik. Buah yang baik tampak dari penampilan fisiknya, yaitu ukurannya lebih besar dari lainnya, tidak cacat, dan bentuknya tidak memanjang.
Baca juga: 5 Tips Bertanam Semangka Non Biji agar Tumbuh dengan Baik
Tujuan dari penjarangan buah adalah untuk menghasilkan buah bermutu, memiliki ukuran yang seragam, memperpanjang masa berbuah, menjamin kontinuitas produksi dan mengurangi resiko kerusakan atau kematian tanaman serta memperpanjang umur produktif tanaman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.