Salah satu antioksidan pada kulit batang buah maja adalah umbelliferone β-D-galactopyranoside (UFG). Senyawa ini telah dipelajari untuk pengaruhnya terhadap tikus pengidap diabetes.
Tikus dalam kelompok uji disuntik dengan dosis UFG selama 28 hari, yang secara signifikan menurunkan kadar insulin plasma dan glukosa darah puasa, dikutip BMC Complement Medical Therapisr.
Baca juga: Perbedaan Buah Naga Merah dan Putih, serta Manfaatnya untuk Kesehatan
UFG juga menghasilkan efek anti-inflamasi, menunjukkan itu mungkin dapat menjadi pengobatan diabetes yang ideal setelah penyelidikan lebih lanjut. Namun, tidak jelas berapa banyak senyawa ini tersedia di bagian buah maja yang dapat dimakan.
Buah maja mengandung kalium kalium yang diperlukan untuk menyeimbangkan kadar cairan dalam tubuh. Ini akan membantu Anda terhindar dari dehidrasi saat mengonsumsinya.
Saat hamil, buah maja dan sarinya sangat membantu untuk menjaga kadar cairan dan elektrolit dalam tubuh tetap terkendali. Kalium yang ada di dalamnya juga membantu mengirimkan sinyal ke impuls saraf, dan kalium juga mencegah kontraksi otot dan kram tubuh.
Buah maja memang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan, tapi ada efek negatifnya juga. Sebenarnya, buah maja kemungkinan besar aman dikonsumsi sebagai makanan.
Baca juga: Cara Menanam Rosella, Bunga yang Bermanfaat untuk Kesehatan
Namun, penelitian terhadap manusia mengenai keamanan maja masih terbatas, terutama dalam bentuk suplemen atau ekstrak pekat.
Ekstrak daun dari buah maja dapat berdampak kuat pada kesuburan pria, menghambat produksi dan mobilitas sperma.