Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Menanam Zukini, Sayuran yang Rasanya Enak dan Renyah

Kompas.com - 07/06/2023, 20:31 WIB
Siti Nur Aeni

Penulis

Ilustrasi timun jepangPixabay/Efraimstochter Ilustrasi timun jepang
JAKARTA, KOMPAS.com - Zukini atau timun jepang merupakan salah satu jenis sayuran yang banyak disukai. Sayuran ini memiliki rasa enak dan teksturnya yang renyah.

Zukini juga mengandung banyak nutrisi yang bermanfaat untuk tubuh. Meski bukan tanaman asli Indonesia, Zukini juga bisa ditanam di Indonesia dengan mudah.

Mengutip dari The Old Farmer’s Almanac, berikut ini cara menanam zukini yang benar agar panennya maksimal.

Baca juga: Cara Menanam Timun Jepang agar Panennya Melimpah

Syarat tumbuh

Tanaman akan dapat tumbuh dan menghasilkan panen yang banyak pada kondisi yang optimal. Begitu pula dengan zukini, tanaman ini membutuhkan kondisi lahan dengan suhu 20 sampai 30°C, curah hujan 1.000 hingga 1.500 mm/th, pH tanah 6 sampai 7, dan ketinggian tempat mdpl 0 hingga 800 mdpl.

Ilustrasi mentimun jepang, menanam mentimun jepang.UNSPLASH/KELLY NEIL Ilustrasi mentimun jepang, menanam mentimun jepang.

Lahan yang gembur dan subur

Pengolahan lahan merupakan langkah awal dalam budidaya zukini. Pengolahan lahan bertujuan untuk menciptakan kondisi tanah yang gembur dan subur bagi pertumbuhan tanaman.

Pengolahan lahan yang baik dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah berikut ini:

  1. Bersihkan rumput liar pada lahan.
  2. Gemburkan lahan dengan cara membalik tanah menggunakan cangkul.
  3. Buatlah bedengan pada lahan dengan ukuran, lebar 100 sampai 120 cm, dan tinggi 30 hingga 50 cm. Pembuatan bedengan bertujuan agar akar tidak terendam oleh air.
  4. Berikan pupuk kandang sebagai pupuk dasar untuk tanaman 10 sampai 15 ton/ha

Baca juga: Cara Menanam Timun di Musim Kemarau agar Tumbuh dengan Baik

 

Pemasangan mulsa

Apabila lahan sudah digemburkan dan dibuat bedengan. Langkah berikutnya yaitu pemasangan mulsa plastik.

Mulsa berfungsi untuk menjaga bentuk bedengan, menyimpan air, menyimpan unsur hara dan menahan pertumbuhan rumput liar. Ukuran plastik mulsa dalam satu roll pada umumnya lebar 100 hingga 120 cm dan panjang 500 sampai 600 m.

Pemasangan mulsa cukup dengan meletakkannya di atas bedengan dan di kunci pada bagian samping dan ujung menggunakan bambu, supaya tidak lepas.

Baca juga: Cara Menanam Timun di Polybag, Bisa Panen Berulang Kali

Penanaman

Setelah semua persiapan selesai, langkah selanjutnya yaitu penanaman. Adapun cara menanam zukini, seperti berikut:

Ilustrasi mentimun jepang, timun jepang atau kyuri.SHUTTERSTOCK/NISHIHAMA Ilustrasi mentimun jepang, timun jepang atau kyuri.

  • Pembuatan lubang tanam pada mulsa dengan jarak 50 x 50 cm antar lubang tanam.
  • Masukan satu benih zukini ke dalam setiap lubang tanam.
  • Tutup menggunakan tanah.
  • Lakukan pemeliharaan secara rutin.

Perawatan

Pertumbuhan dan hasil panen zukini, sangat dipengaruhi dari cara perawatan. Teknik perawatan yang kurang tepat, bisa menyebabkan penurunan hasil dan menyebabkan kematian pada tanaman.

Oleh sebab itu, perawatan zukini harus diperhatikan. Beginilah cara merawat tanaman zukini yang benar.

Baca juga: Cara Menanam Timun Suri Hidroponik dengan Sistem Fertigasi

  • Lakukan penyiraman secara rutin, minimal 2 kali seminggu.
  • Bersihkan rumput liar yang tumbuh di sekitar tanaman.
  • Lakukan pemupukan sesuai dengan kebutuhan tanaman.
  • Pencegahan dan penanganan hama penyakit sebelum muncul gejala yang lebih parah.

Pemanenan

Zukini dapat dilakukan perdana pada umur 50 sampai 60 hari setelah tanam. Zukini yang siap dipanen memiliki ciri-ciri memiliki ukuran yang besar dan berwarna hijau yang merata.

Petik buah zukini dari tangkainya, dan kumpulkan ke dalam keranjang. Pemanenan zukini dapat dilakukan secara berkali-kali apabila dirawat dengan baik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Dari Kebun ke Pasar Dunia: Kelapa Indonesia di Tengah Gelombang Harga

Dari Kebun ke Pasar Dunia: Kelapa Indonesia di Tengah Gelombang Harga

Varietas Tanaman
Membawa Gambir ke Pasar Global

Membawa Gambir ke Pasar Global

Varietas Tanaman
Randu: Serat Emas Putih yang Terlupakan

Randu: Serat Emas Putih yang Terlupakan

Varietas Tanaman
Serat Alam dari Masa Lalu: Potensi Abaca di Indonesia

Serat Alam dari Masa Lalu: Potensi Abaca di Indonesia

Varietas Tanaman
Serat Alam dan Potensi Pengembangannya

Serat Alam dan Potensi Pengembangannya

Varietas Tanaman
Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Varietas Tanaman
'Superfood' Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

"Superfood" Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

Varietas Tanaman
Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Varietas Tanaman
Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Varietas Tanaman
Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Varietas Tanaman
Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Varietas Tanaman
Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Varietas Tanaman
Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Varietas Tanaman
Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Varietas Tanaman
Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau