Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Menanam Melinjo yang Benar agar Cepat Tumbuh

Kompas.com - 14 Juni 2023, 16:15 WIB
Siti Nur Aeni

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Melinjo merupakan salah satu tanaman berbiji terbuka yang tumbuh di Indonesia. Bagian tanaman ini yang sering dikonsumsi yaitu biji dan daunnya.

Biji melinjo dapat diolah menjadi emping yang rasanya enak dan teksturnya renyah. Sementara daunnya, seringkali diolah menjadi sayur.

Melinjo termasuk tanaman yang mudah, bahkan di lahan yang kurang subur. Akan tetapi, pertumbuhannya akan maksimal apabila ditanam pada wilayah yang curah hujannya sekitar 2500 sampai 3000 mm per tahun dan ketinggian tidak lebih dari 400 mdpl.

Baca juga: Syarat Tumbuh Tanaman Lontar yang Perlu Diketahui

Tanaman ini juga menyukai daerah daerah yang musim kemaraunya jelas. Mengutip dari situs Dinas Pertanian Kab. Purbalingga, Rabu (14/6/2023), berikut ini cara menanam melinjo dengan mudah.

Perbanyakan tanaman melinjo

Biji melinjoShutterstock/Indah Photo Pro Biji melinjo

Melinjo bisa diperbanyak secara vegetatif maupun generatif. Namun, perbanyakan secara generatif menggunakan biji relatif lebih sulit.

Maka dari itu, dianjurkan untuk memperbanyak tanaman melinjo secara generatif menggunakan teknik cangkok, sambung, atau okulasi.

Pengolahan lahan

Persiapan lahan diperlukan untuk membersihkan tanah dari gulma atau tanaman liar dan menggemburkan tanah. Setelah tanah gembur, buat lubang tanam berukuran 60 x 60 x 75 cm.

Tanah bagian atas dan bawah dipisahkan. Kemudian, berikan pupuk kandang sebanyak 10 kg per lubang tanam.

Baca juga: Simak, Cara Menanam Kacang Polong agar Panennya Melimpah

Penanaman

Penanaman melinjo sebaiknya dilakukan di awal musim hujan. Cara menanam melinjo yaitu dengan meletakkan bibit melinjo pada lubang tanam yang sudah dibuat.

Kemudian, tutup lubang tanam dengan tanah dan padatkan agar tidak ada rongga udara diantara akar dan tidak terjadi genangan. Tanaman yang masih muda perlu diberi penyanggah dari bambu agar tetap tumbuh dengan tegak.

Pemeliharaan tanaman

Meskipun mudah tumbuh, tanaman melinjo tetap butuh perawatan. Beberapa kegiatan perawatan yang diperlukan yaitu penyiraman, pemupukan, penyiangan, penyulaman, pemangkasan, serta pengendalian hama dan penyakit.

Gnetum gnemon, salah satu spesies dari filum gnetonidaeBotBln Gnetum gnemon, salah satu spesies dari filum gnetonidae

Penyiraman dilakukan 2 kali sehari selama 2 minggu setelah tanam. setelah itu, penyiraman cukup sehari sekali. Jangan lupa untuk mengatur dan mengecek saluran drainase agar tanaman tidak tergenang.

Baca juga: Pemupukan Tanaman Kacang Hijau agar Panennya Maksimal

Kemudian, berikan juga pupuk kandang dan pupuk buatan 2 kali setahun. Caranya dengan membuat lubang pemupukan sedalam 10 hingga 15 cm yang mengelilingi tajuk tanaman.

Berikan pupuk pada lubang tersebut, lalu timbun dengan tanah. Penyiangan atau pembersihan gulma juga perlu dilakukan agar lingkungan sekitar tempat tumbuhnya melinjo tetap bersih.

Apabila ditemukan bibit yang mati, segera ganti dengan bibit baru. Kegiatan penyulaman ini dilakukan sesegera mungkin setelah bibit mati.

Setelah pohon melinjo tumbuh tinggi, pangkas daun dan cabang yang kurang produktif. Tujuannya untuk mempermudah pengendalian hama dan penyakit, menjaga keseimbangan berat tanaman, dan memperbanyak bunga.

Baca juga: Cara Mengolah Biji Kakao Menjadi Coklat yang Rasanya Enak

Sementara itu, pengendalian hama dan penyakit disesuaikan dengan jenis hama maupun penyakit yang menyerang. Umumnya dikendalikan menggunakan pestisida.

Panen

Bagian tanaman melinjo yang dapat dipanen yaitu biji, bunga, dan daun. Biji melinjo biasanya menjadi bahan baku emping.

Biji melinjo harus dipanen saat sudah cukup umur. Sementara itu, bunga dan daun bisa dipanen kapan saja.

Namun, untuk mendapatkan buah dan biji yang baik dan banyak, sebaiknya bunga tidak dipanen karena akan menurunkan produksi buah. Pohon melinjo bisa dipanen setelah berumur 5 hingga 6 tahun dan dapat dipanen 2 kali dalam setahun.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Mengungkap Potensi Kedawung yang Terabaikan
Mengungkap Potensi Kedawung yang Terabaikan
Varietas Tanaman
Briket Arang Kelapa: Limbah Jadi Komoditas Ekspor
Briket Arang Kelapa: Limbah Jadi Komoditas Ekspor
Varietas Tanaman
Tanaman Penyelamat Lingkungan: Mencegah Banjir dan Longsor
Tanaman Penyelamat Lingkungan: Mencegah Banjir dan Longsor
Varietas Tanaman
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Varietas Tanaman
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Varietas Tanaman
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Tips
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Varietas Tanaman
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Varietas Tanaman
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Varietas Tanaman
Masa Depan Pala Banda
Masa Depan Pala Banda
Varietas Tanaman
Revitalisasi Kebun Teh: Menyatukan Alam, Wisata, dan Harapan
Revitalisasi Kebun Teh: Menyatukan Alam, Wisata, dan Harapan
Varietas Tanaman
Pasar Organik dan Produk Perkebunan
Pasar Organik dan Produk Perkebunan
Varietas Tanaman
DNA Petani Kita, Tangguh di Era Modernisasi
DNA Petani Kita, Tangguh di Era Modernisasi
Perawatan
Menikmati Renyahnya Potensi Kenari Ternate
Menikmati Renyahnya Potensi Kenari Ternate
Varietas Tanaman
Menata Ulang Kemitraan Gula: Jalan Menuju Kemandirian
Menata Ulang Kemitraan Gula: Jalan Menuju Kemandirian
Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau