Aplikasi agensia hayati bertujuan untuk mencegah serangan jamur patogen penyebab penyakit. Jenis agensia hayati yang dapat diaplikasikan ke tanaman pisang yaitu Trichoderma sp. atau Gliocladium sp.
Cara aplikasinya bisa dilakukan bersama dengan pupuk kandang. Lalu, diberikan kembali saat tanaman berumur 3 dan 6 bulan dengan cara menaburkan di sekitar tanaman sebanyak 0,5 kg/tanaman.
Kegiatan ini bertujuan untuk mencegah penularan penyakit, mencegah daun tua menutupi anakan, dan melindungi buah dari goresan daun. Kegiatan pemangkasan dilakukan saat pembungaan dengan menyisakan 6 sampai 8 daun sehat.
Baca juga: Cara Menanam Pohon Pisang agar Panennya Bermutu
Pemangkasan ini akan membuat buah berkembang dengan maksimal. Pemangkasan juga perlu dilakukan setelah bunga jantan dipangkas. Daun kering yang sudah dipangkas sebaiknya dimusnahkan dengan cara dibakar.
Penyiangan adalah kegiatan membuang atau mengendalikan gulma yang tumbuh disekitar tanaman pisang ambon. Kegiatan ini dilakukan saat tanaman berumur 1 hingga 5 bulan.
Setelah tanaman berumur 5 bulan, pengendalian bisa dikurangi karena kanopi tanaman bisa menekan pertumbuhan gulma. Pada saat itu, pengendalian gulma bisa dilakukan dengan menggunakan herbisida.
Penyiangan dilakukan dengan interval waktu 2 sampai 3 bulan. Jika lokasi budidaya pisang pernah terserang penyakit layu, pengendalian hama sebaiknya menggunakan herbisida dan tidak dianjurkan menggunakan cangkul. Tujuannya untuk mencegah penularan penyakit dari alat pertanian yang digunakan.
Baca juga: Penyakit yang Menyerang Pohon Pisang: Gejala dan Cara Mengatasinya