Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Menanam Kunyit di Pot atau Polybag, Bisa di Halaman Rumah

Kompas.com - 14 Juli 2023, 17:26 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kunyit adalah tanaman obat berupa semak dan bersifat tahunan (perennial) yang tersebar di seluruh wilayah tropis. Tanaman kunyit tumbuh subur dan liar di sekitar hutan atau bekas kebun.

Dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Jumat (14/7/2023), diyakini bahwa kunyit berasal dari India. Tanaman kunyit banyak dibudidayakan di Asia Selatan khususnya di India, Tiongkok selatan, Taiwan, Indonesia khususnya di Jawa, dan Filipina.

Kunyit adalah jenis tanaman akar-akaran seperti laos, jahe, kencur dan lain-lain. Ciri-ciri tanaman kunyit antara lain memiliki warna kuning pada buahnya, dan warna kuning kehijauan pada daunnya.

Baca juga: Cara Membuat Fungisida Organik dari Kunyit, Lengkuas, dan Jahe

Kunyit, tanaman herbal yang bisa menjadi pestisidaSHUTTERSTOCK/PHOTO WIN 1 Kunyit, tanaman herbal yang bisa menjadi pestisida

Daun kunyit umumnya berukuran lebar. Kunyit dapat digunakan untuk bumbu masakan, pewarna alami, dan obat atau jamu herbal untuk menyembuhkan beberapa penyakit.

Kunyit dapat ditanam di dalam pot atau polybag.

Cara menanam kunyit di dalam pot atau polybag dapat dilakukan dengan praktis menggunakan beberapa tahap seperti pembibitan, penyemaian, pengolahan tanah, penanaman bibit, pemupukan, dan penyiraman.

Berikut cara menanam kunyit di pot atau polybag, yang bisa dilakukan di lahan terbatas maupun di halaman rumah.

Baca juga: Ini Perbedaan Lengkuas, Jahe, dan Kunyit yang Perlu Diketahui

1. Pembibitan dan penyemaian rimpang kunyit

Pembibitan kunyit dapat dilakukan dengan mengambil rimpang kunyit yang sudah tua. Usia kunyit yang layak dijadikan sebagai bibit adalah sekitar 8 bulan.

Semakin tua kunyit, maka semakin bagus pula bibit dan tunas yang akan dihasilkan. Jumlah rimpang yang digunakan untuk pembibitan disesuaikan dengan jumlah pot atau polybag yang Anda siapkan.

Ilustrasi menanam kunyit.SHUTTERSTOCK/OLGA RINCON CASTELLANOS Ilustrasi menanam kunyit.

Sebab, saat penanaman, masing-masing pot hanya diisi dengan satu bibit. Langkah selanjutnya adalah penyemaian bibit kunyit.

Rimpang kunyit yang sudah tua lebih bagus untuk dijadikan bibit karena akan lebih cepat mengeluarkan tunas. Letakkan rimpang kunyit yang telah disiapkan di atas tanah yang lembap.

Baca juga: Manfaat Kunyit untuk Tanaman, Bisa Membasmi Hama

Pastikan rimpang tersebut tidak terkena paparan sinar matahari langsung. Taburi rimpang kunyit dengan tanah secukupnya, dan siram setiap sore untuk menghasilkan tunas atau bibit kunyit yang bagus.

Jika rimpang kunyit telah tumbuh setinggi 10 cm, ambil tunas tersebut dan potonglah. Masing-masing pot diisi dengan satu tunas.

Ilustrasi panen kunyitShutterstock/johan kusuma Ilustrasi panen kunyit

2. Pengolahan tanah

Pengolahan tanah dilakukan dengan mencampur tanah gembur, kompos, dan pupuk kandang dengan perbandingan 2:1:1. Campurkan ketiga bahan tersebut hingga merata, dan isikan ke dalam pot yang telah disiapkan.

Ukuran pot ideal yang dapat Anda gunakan adalah pot dengan diameter 20 cm dan tinggi pot 40 cm.

Baca juga: Cara Membuat Pestisida Alami dari Kunyit

Campuran tanah, kompos, dan pupuk kandang sebaiknya Anda masukkan setinggi 30 cm saja. Jangan lupa meletakkan pecahan batu bata atau pecahan genteng di bagian bawah pot sebelum media tanam dimasukkan.

Hal ini bertujuan agar media tanam tidak terbawa air saat dilakukan penyiraman.

Ilustrasi kunyit, salah satu bahan alami yang bisa diolah menjadi fungisida organikstevepb Ilustrasi kunyit, salah satu bahan alami yang bisa diolah menjadi fungisida organik

3. Penanaman bibit kunyit

Bibit kunyit yang telah siap tanam adalah bibit yang telah disemai dan telah muncul tunasnya. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat penanaman antara lain sebagai berikut.

Buat lubang pada media tanam kurang lebih dengan kedalaman 8 cm. Masukkan masing-masing bibit atau tunas ke dalam masing-masing lubang yang telah disiapkan.

Baca juga: Cara Mengukur pH Tanah dengan Mudah, Bisa Pakai Kunyit

Masing-masing lubang diisi dengan satu tunas atau satu bibit. Tutup kembali lubang tanam dengan media tanam yang berupa campuran tanah, kompos, dan pupuk kandang.

Sirami bibit yang telah ditanam tersebut secukupnya.

Ilustrasi pupuk kandang.SHUTTERSTOCK/SINGKHAM Ilustrasi pupuk kandang.

4. Pemupukan

Pupuk yang digunakan untuk pemupukan tanaman sebaiknya pupuk kompos atau pupuk organik, bukan pupuk kimia. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir risiko yang berbahaya akibat penggunaan pupuk kimia.

Pemupukan dilakukan setiap satu bulan sekali, dengan mengkombinasikan tanah, pupuk kandang, dan kompos dengan perbandingan 1:1:1.

Baca juga: 6 Langkah Menanam Kunyit di Polybag, Praktis dan Mudah

5. Penyiraman

Penyiraman dilakukan setiap dua atau tiga hari sekali untuk tetap menjaga kelembaban media tanam. Sebaiknya penyiraman dilakukan di sore hari.

Perlu diperhatikan, jangan melakukan penyiraman terlalu banyak, karena air yang tergenang terlalu banyak pada media tanam dapat menyebabkan bibit atau rimpang kunyit cepat membusuk.

6. Panen kunyit

Masa panen ideal untuk tanaman kunyit adalah saat tanaman kunyit telah berusia 8 bulan setelah masa tanam. Hal ini bertujuan agar rimpang kunyit yang dihasilkan tidak kusut, sehat, tidak cepat membusuk, beratnya ideal, dan tetap segar meskipun disimpan dalam waktu yang lama.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Tanaman Penyelamat Lingkungan: Mencegah Banjir dan Longsor
Tanaman Penyelamat Lingkungan: Mencegah Banjir dan Longsor
Varietas Tanaman
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Varietas Tanaman
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Varietas Tanaman
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Tips
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Varietas Tanaman
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Varietas Tanaman
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Varietas Tanaman
Masa Depan Pala Banda
Masa Depan Pala Banda
Varietas Tanaman
Revitalisasi Kebun Teh: Menyatukan Alam, Wisata, dan Harapan
Revitalisasi Kebun Teh: Menyatukan Alam, Wisata, dan Harapan
Varietas Tanaman
Pasar Organik dan Produk Perkebunan
Pasar Organik dan Produk Perkebunan
Varietas Tanaman
DNA Petani Kita, Tangguh di Era Modernisasi
DNA Petani Kita, Tangguh di Era Modernisasi
Perawatan
Menikmati Renyahnya Potensi Kenari Ternate
Menikmati Renyahnya Potensi Kenari Ternate
Varietas Tanaman
Menata Ulang Kemitraan Gula: Jalan Menuju Kemandirian
Menata Ulang Kemitraan Gula: Jalan Menuju Kemandirian
Varietas Tanaman
Kluwek: Rahasia Kepayang pada Kuliner Nusantara
Kluwek: Rahasia Kepayang pada Kuliner Nusantara
Varietas Tanaman
Bongkar Ratoon Tebu, Jalan Cepat Swasembada Gula
Bongkar Ratoon Tebu, Jalan Cepat Swasembada Gula
Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau