Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Menanam Cabai Rawit Hijau, Bisa Dipanen Berkali-kali

Kompas.com, 5 Agustus 2023, 23:21 WIB
Siti Nur Aeni

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Masyarakat Indonesia sangat menyukai rasa pedas. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya masakan nusantara yang menggunakan cabai rawit.

Cabai rawit mengeluarkan rasa yang pedas karena memiliki kandungan capsaicin pada bijinya. Tanaman cabai rawit memiliki berbagai jenis, dan setiap jenisnya memiliki tingkat kepedasan yang berbeda.

Salah satu jenis cabai rawit yang populer yaitu cabai rawit hijau. Walaupun warnanya masih hijau, namun cabai rawit hijau masih memiliki rasa pedas yang kuat.

Baca juga: Begini Cara Semai Cabai Rawit Anti Gagal

Cara menanam cabai rawit hijau tidak jauh berbeda dengan cabai rawit jenis lainnya. Melansir dari Cybext Kementerian Pertanian, Sabtu (5/08/2023), berikut ini cara menanam cabai rawit hijau.

1. Pilihlah benih berkualitas

Cabai rawit yang sudah dipindahkan ke bedengan Kompasianer Ozy V Alandika Cabai rawit yang sudah dipindahkan ke bedengan

Benih memiliki peranan penting dalam menentukan hasil panen yang optimal pada tanaman cabai rawit hijau. Maka dari itu, sangat penting untuk memilih benih cabai rawit hijau yang unggul dan berkualitas.

Pastikan Anda memilih benih cabai rawit hijau dengan label berwarna biru yang sudah bersertifikat resmi. Benih cabai rawit hijau dapat diperoleh di toko pertanian terdekat.

2. Penyemaian Benih

Setelah memperoleh benih yang tepat, langkah menanam cabai rawit hijau berikutnya yaitu penyemaian benih untuk dijadikan bibit. Berikut langkah-langkah menyemai benih cabai rawit hijau:

Baca juga: Cara Membuat Media Tanam untuk Cabai Rawit di Polybag

a. Persiapan Wadah Penyemaian

Siapkan wadah semai seperti tray semai yang memiliki lubang drainase di bagian bawahnya.

b. Media Tanam

Gunakan campuran media tanam yang baik, seperti tanah, sekam bakar, dan pupuk kompos. Pastikan media tanam tersebut steril agar mengurangi risiko infeksi penyakit.

c. Penyemaian Benih

Buat lubang tanam dan masukan benih satu persatu dan tutup tipis menggunakan media tanam.

d. Penyiraman

Siram media tanam dengan hati-hati menggunakan sprayer atau semprotan air. Pastikan media tanam tetap lembab, namun tidak terlalu basah.

Tanaman cabai rawitPexels/Mark Stebnicki Tanaman cabai rawit

e. Pemindahan Bibit

Ketika bibit cabai rawit hijau telah tumbuh cukup besar. Bibit siap di tanam di lahan.

Baca juga: Media Tanam Cabai Rawit di Polybag, Apa Saja?

3. Pengolahan lahan

Tanah yang memiliki struktur gembur sangat bagus bagi pertumbuhan cabai rawit hijau. Hal ini karena akar tanaman dapat tumbuh dengan bebas, memungkinkan akar menyerap air dan nutrisi yang terkandung dalam tanah. Langkah-langkah pengolahan lahan yang optimal adalah sebagai berikut:

  • Membersihkan lahan dari tumbuhan liar dan potongan-potongan kayu yang mengganggu.
  • Menggemburkan tanah dengan menggunakan alat seperti cangkul, sehingga tanah menjadi lebih mudah ditembus oleh akar tanaman.
  • Membuat bedengan dengan lebar sekitar 100 sampai 120 cm, panjang disesuaikan dengan kontur lahan, dan tinggi berkisar antara 40 hingga 50 cm.
  • Memberikan kapur dolomit untuk menyeimbangkan tingkat keasaman tanah.
  • Menambahkan pupuk kandang atau pupuk kompos sebagai sumber nutrisi dasar bagi tanaman.
  • Setelah 7 hingga 10 hari, lahan akan siap untuk menanam bibit cabai rawit hijau.

4. Penanaman

Langkah-langkah cara menanam cabai rawit hijau adalah sebagai berikut:

  • Membuat lubang tanam menggunakan tugal dengan kedalaman sekitar 3 sampai 5 cm.
  • Pastikan untuk memberikan jarak yang cukup antara lubang tanam, sekitar 30 hingga 50 cm.
  • Masukkan dengan hati-hati bibit cabai rawit hijau ke dalam lubang tanam yang telah disiapkan.
  • Tutup lubang tanam dengan menggunakan tanah, pastikan bibit ditanam dengan baik.
  • Lakukan penyiraman secara teratur dan jangan lupa memberikan perawatan yang diperlukan untuk memastikan tanaman tumbuh sehat.

Baca juga: 6 Tips Menanam Cabai Rawit di Gunung agar Pertumbuhannya Baik

Ilustrasi tanaman cabe rawit. Dok. Pixabay/HansLinde Ilustrasi tanaman cabe rawit.

5. Bersihkan Tanaman Pengganggu

Tumbuhan pengganggu seperti gulma yang tumbuh di sekitar tanaman cabai rawit hijau bisa menghambat pertumbuhan tanaman. Hal ini disebabkan karena gulma dapat menyerap air dan nutrisi yang diperlukan oleh tanaman.

Jika hal ini dibiarkan terus terjadi, maka pertumbuhan cabai rawit hijau dapat terhambat. Membersihkan gulma dapat dilakukan dengan cara manual menggunakan tangan atau alat seperti parang. Alternatif lain yang dapat dilakukan yaitu dengan menyemprotkan pada gulma.

6. Pemberian Nutrisi Secara Teratur

Kandungan nutrisi dalam tanah akan berkurang seiring berjalannya waktu. Nutrisi yang ada dalam tanah tidak cukup untuk memenuhi seluruh kebutuhan tanaman.

Baca juga: Tips Aplikasi Pupuk Tunggal ZA ke Tanaman Cabai

Oleh karena itu, penting untuk melakukan pemupukan. Proses pemupukan perlu dilakukan secara teratur sesuai dengan kebutuhan tanaman. Pilihlah pupuk yang memiliki kandungan unsur hara NPK yang lengkap.

7. Proses Pemanenan

Pemanenan cabai rawit hijau bisa dilakukan secara berulang kali. Apabila perawatannya baik, maka cabai dapat dipanen hingga sampai 30 kali panen atau lebih.

Pemanenan pertama sebaiknya dilakukan setelah tanaman telah berumur sekitar 3 bulan. Cara memanen cabai rawit hijau tergolong mudah, cukup petik cabai rawit hijau dari pangkal buahnya menggunakan tangan atau gunting.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Belajar dari Sukun Kukus: Menguatkan Ketahanan Pangan lewat Keanekaragaman
Belajar dari Sukun Kukus: Menguatkan Ketahanan Pangan lewat Keanekaragaman
Varietas Tanaman
Halusinasi Negara Agraris
Halusinasi Negara Agraris
Tips
Waktunya Jujur: Petani Butuh Fakta, Bukan Ilusi Statistik
Waktunya Jujur: Petani Butuh Fakta, Bukan Ilusi Statistik
Tips
Jangan Korbankan Teh: Investasi Hijau untuk Masa Depan
Jangan Korbankan Teh: Investasi Hijau untuk Masa Depan
Varietas Tanaman
Mengungkap Potensi Kedawung yang Terabaikan
Mengungkap Potensi Kedawung yang Terabaikan
Varietas Tanaman
Briket Arang Kelapa: Limbah Jadi Komoditas Ekspor
Briket Arang Kelapa: Limbah Jadi Komoditas Ekspor
Varietas Tanaman
Tanaman Penyelamat Lingkungan: Mencegah Banjir dan Longsor
Tanaman Penyelamat Lingkungan: Mencegah Banjir dan Longsor
Varietas Tanaman
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Varietas Tanaman
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Varietas Tanaman
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Tips
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Varietas Tanaman
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Varietas Tanaman
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Varietas Tanaman
Masa Depan Pala Banda
Masa Depan Pala Banda
Varietas Tanaman
Revitalisasi Kebun Teh: Menyatukan Alam, Wisata, dan Harapan
Revitalisasi Kebun Teh: Menyatukan Alam, Wisata, dan Harapan
Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau