Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jenis Umbi yang Bisa Menjadi Diversifikasi Pangan

Kompas.com - 23 Agustus 2023, 22:17 WIB
Siti Nur Aeni

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Umbi-umbian memiliki peran penting dalam menunjang diversifikasi pangan di Indonesia. Tanaman umbi umumnya mengandung karbohidrat, sehingga bisa menjadi makanan pokok pengganti beras.

Tujuan dari diversifikasi pangan yaitu mengurangi ketergantungan terhadap beras dan memperluas ketersediaan makanan pokok. Umbi lokal juga bisa mengurangi jumlah impor gandum.

Perlu diketahui bahwa, saat ini Indonesia masih mengimpor gandum dalam jumlah besar. Pasalnya, gandum belum bisa dibudidayakan di Indonesia, sedangkan kebutuhannya cukup tinggi sebagai bahan baku tepung, mie, dan bahan makanan lainnya.

Baca juga: 6 Jenis Tanaman Pangan yang Ada di Indonesia

Maka dari itu, kini umbi lokal banyak diolah menjadi tepung agar bisa dengan mudah diolah menjadi berbagai jenis makanan. Misalnya, umbi singkong diolah menjadi tepung yang bernama tepung mocaf.

Selain ubi kayu, umbi lain yang juga bisa diolah menjadi diversifikasi pangan yaitu gembili, gadung, dan ganyong. Dilansir dari Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian, Rabu (23/8/2023), berikut ini beberapa jenis umbi yang bisa menjadi diversifikasi pangan.

Umbi gembiliShutterstock/Teguh Jati Prasetyo Umbi gembili

Gembili

Salah satu jenis umbi yang bisa dijadikan sebagai diversifikasi pangan yaitu gembili. Umbi ini banyak tumbuh di hujan namun saat ini mulai banyak membudikannya.

Umbi gembili memiliki warna coklat muda berukuran sebesar kepala tangan orang dewasa. Umbi ini mengandung karbohidrat sekitar 27 sampai 37 persen, kalsium, fosfor, vitamin C, dan vitamin B1.

Baca juga: Tahapan Budidaya Gembili, Bisa Ditanam di Pekarangan Rumah

Gadung

Selain gembili, gadung juga termasuk tanaman umbi yang bisa menjadi tanaman pangan. Umbi ini berbentuk bulat, berwarna coklat muda, dan dagingnya berwarna putih atau kuning.

Umbi ini perlu diolah terlebih dahulu dengan benar karena umbi ini mengandung racun. Umbi gadung mengandung mineral K, Ca, dan Mg yang lebih baik dibandingkan jagung, beras, dan gandum.

Ganyong

Jenis umbi yang bisa menjadi diversifikasi pangan lainnya yaitu ganyong. Tanaman ini bisa tumbuh di daerah dengan curah hujan 1000 sampai 1200 mm/tahun.

Tanaman ini toleran terhadap kelebihan air, namun tak tahan dengan jenuh air dan naungan. Umbi ganyong berukuran besar dan biasanya diolah untuk diambil patinya.

Baca juga: Cara Menanam Ganyong dan Perawatannya agar Panennya Maksimal

Umbi ini kaya protein, kalori, lemak, vitamin C, vitamin B1, fosfor, kalsium, zat besi, dan senyawa penting lainnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Tanaman Penyelamat Lingkungan: Mencegah Banjir dan Longsor
Tanaman Penyelamat Lingkungan: Mencegah Banjir dan Longsor
Varietas Tanaman
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Varietas Tanaman
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Varietas Tanaman
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Tips
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Varietas Tanaman
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Varietas Tanaman
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Varietas Tanaman
Masa Depan Pala Banda
Masa Depan Pala Banda
Varietas Tanaman
Revitalisasi Kebun Teh: Menyatukan Alam, Wisata, dan Harapan
Revitalisasi Kebun Teh: Menyatukan Alam, Wisata, dan Harapan
Varietas Tanaman
Pasar Organik dan Produk Perkebunan
Pasar Organik dan Produk Perkebunan
Varietas Tanaman
DNA Petani Kita, Tangguh di Era Modernisasi
DNA Petani Kita, Tangguh di Era Modernisasi
Perawatan
Menikmati Renyahnya Potensi Kenari Ternate
Menikmati Renyahnya Potensi Kenari Ternate
Varietas Tanaman
Menata Ulang Kemitraan Gula: Jalan Menuju Kemandirian
Menata Ulang Kemitraan Gula: Jalan Menuju Kemandirian
Varietas Tanaman
Kluwek: Rahasia Kepayang pada Kuliner Nusantara
Kluwek: Rahasia Kepayang pada Kuliner Nusantara
Varietas Tanaman
Bongkar Ratoon Tebu, Jalan Cepat Swasembada Gula
Bongkar Ratoon Tebu, Jalan Cepat Swasembada Gula
Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau