Penanaman temulawak sebaiknya dilakukan di awal musim hujan. Cara menanam temulawak yaitu dengan meletakkan bibit pada lubang tanam yang sudah disiapkan sebelumnya.
Pastikan mata tunas menghadap ke atas, kemudian tutup benih dengan tanah. Apabila benih yang ditanam sudah bertunas, maka dalam lubang tanam perlu ditambahkan pupuk kandang, SP36, dan KCl.
Tanaman temulawak perlu diberi pupuk agar bisa tumbuh dengan maksimal. Jenis pupuk yang diberikan yaitu pupuk kandang sebagai pupuk dasar dan pupuk Urea, SP36, serta KCl sebagai pupuk susulan.
Baca juga: Cara Budidaya Tanaman Jahe Emprit di Pekarangan Rumah
Dosis Pupuk Urea 200 kg/ha, SP36 100 kg/ha, dan KCl 100 kg/ha untuk pola tanam monokultur, serta 200 kg/ha untuk pola tanam tumpangsari. Pupuk SP36 dan KCl bisa diberikan saat penanaman.
Sedangkan Urea diberikan tiga kali yakni pada umur 1, 2, dan 3 bulan setelah tanam, dengan dosis masing-masing sepertiga bagian.
Selain pemupukan, perlu juga dilakukan perawatan lain seperti membersihkan lahan, pembumbunan, dan pengendalian hama maupun penyakit yang menyerang. Apabila hama dan penyakit yang menyerang sudah masif, kegiatan pengendalian bisa dilakukan dengan menyemprotkan pestisida.
Baca juga: Cara Menanam Lengkuas agar Rimpangnya Melimpah
Panen temulawak bisa dilakukan saat tanaman berumur 10 hingga 12 bulan setelah tanam. Tanaman temulawak yang siap panen memiliki daun yang mulai mengering.
Cara panennya yaitu dengan menggali dan mengangkat rimpangnya secara keseluruhan. Setelah itu, cuci bersih dan keringkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.