JAKARTA, KOMPAS.com - Temulawak merupakan salah satu tanaman herbal yang banyak tumbuh di Indonesia. Rimpang temulawak dinilai memiliki banyak khasiat, seperti untuk mengobati saluran pencernaan, kelainan pada hati, hingga membantu menyembuhkan TBC.
Ragam manfaat dari rimpang herbal ini, membuat permintaan temulawak cukup tinggi. Maka dari itu, produksi temulawak perlu ditingkatkan agar bisa mencukupi kebutuhan pasar.
Teknik budidaya temulawak yang tepat dinilai bisa meningkatkan produktivitas tanaman herbal ini. Dilansir dari Repositori Kementerian Pertanian, Minggu (27/8/2023), berikut ini tahapan budidaya tanaman temulawak yang perlu diperhatikan.
Baca juga: Cara Menanam Temulawak, Tanaman Obat yang Kaya Manfaat
Benih temulawak bisa berasal dari rimpang induk atau anak rimpang. Jika menggunakan rimpang induk, maka satu buah rimpang dibelah membujur.
Sedangkan jika menggunakan anak rimpang, maka rimpang perlu dipotong. Setiap benih harus memiliki 2 sampai 3 mata tunas.
Benih kemudian ditanam dalam media pasir atau menghamparkan di atas tanah. Kemudian tutup lempang menggunakan jerami. Agar tetap lembap, lakukan penyiraman secukupnya.
Lahan yang akan digunakan perlu diolah terlebih dahulu, kemudian diratakan. Buat petakan dengan lebar 2,5 sampai 4 meter.
Agar tidak terjadi genangan saat hujan, maka buat parit sebagai saluran pembuangan air. Siapkan juga lubang tanam dan tambahkan pupuk kandang 0,5 sampai 1 kg/lubang tanam.
Baca juga: Cara Menanam Kunyit di Pot atau Polybag, Bisa di Halaman Rumah