Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inovasi Alunna Olah Kurma, Jadi Susu hingga Selai

Kompas.com - 08/09/2023, 20:39 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Kurma tidak hanya dapat dinikmati buahnya langsung. Namun, kurma juga bisa diolah sebagai produk pangan alternatif sumber gula.

Contohnya adalah dengan yang dilakukan oleh Octavia Intan Imanisa. Intan memasarkan berbagai olahan kurma berupa selai dan susu dengan merek Alunna.

Usaha ini mulai dibangun Intan pada tahun 2018. Alunna berawal dari pengalaman pribadi Intan yang menghadapi tantangan saat alternatif pengganti gula.

Baca juga: Bisakah Kurma Ditanam di Indonesia? Simak Penjelasan Selengkapnya

Octavia Intan Imanisa, pemilik UMKM produsen olahan kurma Alunna. DOK. HM SAMPOERNA Octavia Intan Imanisa, pemilik UMKM produsen olahan kurma Alunna.

Intan pun mencoba mengolah kurma menjadi selai sebagai campuran makanan untuk memberikan rasa manis. Tak hanya dikonsumsi sendiri, ia mengirimkan produk olahan kurma itu kepada teman-temannya dan mendapatkan respons positif.

Selai kurma juga bisa digunakan untuk campuran pada smoothies, oat, dan aneka jus buah. Untuk selai, Intan membuat beberapa varian yaitu selai orisinal, selai apel kurma, selai kurma cranberry, dan selai kurma kismis.

Sementara itu, susu kurma ada dua varian, orisinal dan coklat. Susu kurma Alunna tanpa tambahan gula dan pengawet.

Alunna yang dirintis Intan adalah salah satu usaha mikro, kecil, dan menengah binaan Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC). SETC merupakan program pemberdayaan UMKM yang digagas PT HM Sampoerna Tbk.

Baca juga: Tips Memilih Kurma untuk Berbuka Puasa

Tujuannya adalah memberi pelatihan, pendampingan, pembinaan, hingga jejaring bagi para pelaku UMKM yang ingin berkembang. Pada akhirnya, manfaatnya dapat dirasakan, bukan hanya oleh para pelaku UMKM, melainkan juga bagi masyarakat di lingkungan sekitarnya.

Alunna terpilih setelah melalui proses kurasi yang dilakukan oleh SETC. Intan mengatakan, Alunna telah menjadi UMKM binaan SETC sejak 2021.

Ilustrasi kurma sukkari atau kurma sukari.SHUTTERSTOCK/AMMAR AL-KUBATI Ilustrasi kurma sukkari atau kurma sukari.

“Harapan saya, bisa bergandengan terus dengan SETC, maju bersama. Masih banyak hal yang harus dipelajari. Jadi dengan kolaborasi SETC dan UMKM ini bisa membuat UMKM lebih maju, dan kami bisa mendapatkan pelatihan berjenjang sehingga bisa terus meng-upgrade bisnis kami,” ungkap Intan dalam keterangan tertulis Jumat (8/9/2023).

Ia mengaku masih memiliki mimpi lain bersama Alunna. Oleh karena itu, harus terus belajar dan memperluas wawasan agar usahanya terus berkelanjutan dan semakin berkembang melalui SETC.

Baca juga: 10 Jenis Kurma Populer, Ada Kurma Ajwa hingga Medjool

Dalam menjalankan bisnis dan berinovasi, Intan berkolaborasi dengan ahli teknologi pangan untuk menemukan solusi agar produk selainya bisa tahan lama.

“Kami kolaborasi dengan orang teknologi pangan, bagaimana selai di dalam jar dapat bertahan selama dua tahun di suhu ruang, sepanjang belum dibuka. Jadi memang enggak bisa semuanya ditangani sendiri. Alhamdulillah, sekarang semua berjalan baik,” tutur Intan.

Seiring berjalannya waktu, Intan menyadari bahwa usahanya tak bisa dikerjakan sendiri. Intan pun mempekerjakan empat karyawan dan satu orang pekerja lepas yang mulai terlibat menangani produksi, urusan administrasi, dan konten promosi.

Intan mulai mendelegasikan pekerjaan agar roda bisnis terus berjalan. Ia merasakan sendiri pentingnya kolaborasi.

Baca juga: Kurma Harus Dicuci Sebelum Dikonsumsi, Ini Alasannya

Selain itu, membantu lebih banyak orang untuk berdaya secara ekonomi.

Dari awalnya hanya bisa mengolah dari satu kilogram kurma, kini Alunna memproduksi selai dan susu dari delapan kilogram kurma dalam sehari. Bahan baku kurma didapatkan dari distributor, karena produksi kurma dalam negeri belum bisa memenuhi kebutuhan produksi Alunna.

Intan berharap, ke depannya, produk Alunna bisa diolah dari kurma lokal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Serat Alam dari Masa Lalu: Potensi Abaca di Indonesia

Serat Alam dari Masa Lalu: Potensi Abaca di Indonesia

Varietas Tanaman
Serat Alam dan Potensi Pengembangannya

Serat Alam dan Potensi Pengembangannya

Varietas Tanaman
Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Varietas Tanaman
'Superfood' Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

"Superfood" Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

Varietas Tanaman
Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Varietas Tanaman
Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Varietas Tanaman
Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Varietas Tanaman
Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Varietas Tanaman
Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Varietas Tanaman
Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Varietas Tanaman
Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Varietas Tanaman
Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Varietas Tanaman
Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Varietas Tanaman
Mengoptimalkan Keunggulan Tanaman Obat Indonesia

Mengoptimalkan Keunggulan Tanaman Obat Indonesia

Varietas Tanaman
Menggali Peluang Ekonomi dan Manfaat Kayu Manis

Menggali Peluang Ekonomi dan Manfaat Kayu Manis

Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau