Kala itu, ada petani yang menawarkan 100 kilogram kopi hasil panennya. Namun, modal dan kapasitas produksi Kopi Gucialit belum mampu membeli kopi sebanyak itu.
Baca juga: 7 Tahapan Pengolahan Biji Kopi Menjadi Kopi Bubuk Siap Seduh
Kemudian, Nur menawarkan agar kopinya dititipkan, dan jika sudah terjual, uangnya akan diberikan kepada si petani. Inilah awal mula Menabung Kopi.
Untuk memberikan keuntungan lebih, Nur membuat kesepakatan harga dengan petani dengan angka di atas harga pasar.
Menurut dia, hal ini untuk memberikan penghargaan lebih terhadap kopi dan jerih payah para petani.
Dari pengalaman satu petani ini, akhirnya petani mitra yang mengikuti program Menabung Kopi terus bertambah. Bahkan, para petani ini memanfaatkan hasil Menabung Kopi untuk berbagai kebutuhan.
Baca juga: 5 Jenis Pemangkasan Tanaman Kopi agar Produktivitasnya Maksimal
Nur juga memberikan pendampingan terhadap petani mitra terkait standar panen, pasca panen, agar kopi yang dihasilkan lebih baik.
Pada tahun 2023, ada 12 petani mitra di Kecamatan Gucialit yang ikut program Menabung Kopi.
Baru-baru ini, Nur terpilih sebagai salah satu dari 20 peserta Women Ecosystem Catalyst. WEC merupakan program yang digagas PT HM Sampoerna Tbk melalui Payung Program Keberlanjutan “Sampoerna Untuk Indonesia” bersama Perkumpulan Imajinasi Penaja Mula dan Dinas Koperasi UKM Provinsi Jawa Tengah.
Pada ajang Women Ecosystem Catalyst (WEC) 2024, Nur dengan Kopi Gucialit terpilih sebagai Most Impactful Participant.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.