Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kuntoro Boga
Kepala Pusat BSIP Perkebunan, Kementan

Kuntoro Boga Andri, SP, M.Agr, Ph.D, merupakan lulusan Institut Pertanian Bogor tahun 1998. Ia adalah alumni S1 Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian IPB. Pria kelahiran Banjarmasin tahun 1974 ini diangkat sebagai CPNS pada 1999, dan mulai bekerja sebagai peneliti di BPTP Karangploso, Jawa Timur.

Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Kompas.com - 21/02/2025, 18:56 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Dengan strategi yang tepat, termasuk peningkatan akses modal, penguatan infrastruktur, diversifikasi produk, dan penguatan pasar, komoditas ini dapat menguntungkan bagi petani dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca juga: Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Manfaat Cabai Jawa

Komoditas ini adalah salah satu rempah asli Indonesia yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Tanaman ini dimanfaatkan dalam berbagai industri, terutama obat tradisional, farmasi, serta sebagai bumbu masakan dan bahan campuran minuman herbal.

Sensasi kepedasan cabai jawa yang lebih rendah dibanding cabai rawit, tetapi memberikan rasa hangat yang khas.

Penggunaannya lebih dominan dalam masakan berkuah seperti gulai atau sebagai campuran jamu.

Sementara itu, cabai modern (Capsicum) dengan kandungan capsaicin-nya memberikan sensasi pedas menyengat dan lebih mudah diolah menjadi sambal segar.

Pergeseran selera ini terjadi seiring meluasnya budidaya cabai impor yang dibawa Portugis, terutama setelah abad ke-18.

Meski kalah populer dari cabai modern, cabai jawa masih dibudidayakan secara terbatas di Jawa, Madura, Bali, dan Sumatera.

Produksinya sering dikaitkan dengan industri jamu dan farmasi tradisional. Misalnya, ekstrak cabai jawa digunakan dalam obat herbal untuk meningkatkan nafsu makan atau mengatasi rematik.

Dari segi ekonomi, harga cabai jawa kering bisa mencapai Rp 150.000– Rp 200.000 per kilogram, jauh lebih tinggi daripada cabai biasa.

Potensi pengembangannya ke depan terletak pada nilai tambah sebagai produk organik, suplemen kesehatan, atau bahan kosmetik alami. Pemanfaatan teknologi ekstraksi dan pemasaran global bisa meningkatkan daya saingnya.

Tanaman ini kaya akan senyawa bioaktif seperti piperin, polifenol, minyak atsiri, saponin, dan asam palmitat, yang memberikan berbagai manfaat kesehatan.

Kandungan piperin dan polifenol berfungsi sebagai antioksidan, melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas.

Minyak atsiri yang terkandung memiliki sifat antibakteri, membantu melawan infeksi. Saponin berperan dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh, sedangkan asam palmitat berkontribusi pada metabolisme energi tubuh.

Selain itu, cabai jawa memiliki sifat antiinflamasi yang dapat membantu mengurangi peradangan dalam tubuh.

Kandungan capsaicin dalam cabai jawa juga dapat merangsang produksi enzim pencernaan, sehingga membantu proses pencernaan makanan.

Baca juga: Bahan Bakar Nabati Alternatif Selain Sawit

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Varietas Tanaman
Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Varietas Tanaman
Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Varietas Tanaman
Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Varietas Tanaman
Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Varietas Tanaman
Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Varietas Tanaman
Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Varietas Tanaman
Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Varietas Tanaman
Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Varietas Tanaman
Mengoptimalkan Keunggulan Tanaman Obat Indonesia

Mengoptimalkan Keunggulan Tanaman Obat Indonesia

Varietas Tanaman
Menggali Peluang Ekonomi dan Manfaat Kayu Manis

Menggali Peluang Ekonomi dan Manfaat Kayu Manis

Varietas Tanaman
Kacang Mete: Komoditas Potensial di Lahan Marginal

Kacang Mete: Komoditas Potensial di Lahan Marginal

Varietas Tanaman
Mengembalikan Kejayaan Industri Teh Indonesia

Mengembalikan Kejayaan Industri Teh Indonesia

Varietas Tanaman
Mengawal Produksi dan Nilai Ekonomi Cengkih Indonesia

Mengawal Produksi dan Nilai Ekonomi Cengkih Indonesia

Varietas Tanaman
Sagu: Deposit Pangan Indonesia

Sagu: Deposit Pangan Indonesia

Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau