Dengan strategi yang tepat, termasuk peningkatan akses modal, penguatan infrastruktur, diversifikasi produk, dan penguatan pasar, komoditas ini dapat menguntungkan bagi petani dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional.
Baca juga: Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis
Komoditas ini adalah salah satu rempah asli Indonesia yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Tanaman ini dimanfaatkan dalam berbagai industri, terutama obat tradisional, farmasi, serta sebagai bumbu masakan dan bahan campuran minuman herbal.
Sensasi kepedasan cabai jawa yang lebih rendah dibanding cabai rawit, tetapi memberikan rasa hangat yang khas.
Penggunaannya lebih dominan dalam masakan berkuah seperti gulai atau sebagai campuran jamu.
Sementara itu, cabai modern (Capsicum) dengan kandungan capsaicin-nya memberikan sensasi pedas menyengat dan lebih mudah diolah menjadi sambal segar.
Pergeseran selera ini terjadi seiring meluasnya budidaya cabai impor yang dibawa Portugis, terutama setelah abad ke-18.
Meski kalah populer dari cabai modern, cabai jawa masih dibudidayakan secara terbatas di Jawa, Madura, Bali, dan Sumatera.
Produksinya sering dikaitkan dengan industri jamu dan farmasi tradisional. Misalnya, ekstrak cabai jawa digunakan dalam obat herbal untuk meningkatkan nafsu makan atau mengatasi rematik.
Dari segi ekonomi, harga cabai jawa kering bisa mencapai Rp 150.000– Rp 200.000 per kilogram, jauh lebih tinggi daripada cabai biasa.
Potensi pengembangannya ke depan terletak pada nilai tambah sebagai produk organik, suplemen kesehatan, atau bahan kosmetik alami. Pemanfaatan teknologi ekstraksi dan pemasaran global bisa meningkatkan daya saingnya.
Tanaman ini kaya akan senyawa bioaktif seperti piperin, polifenol, minyak atsiri, saponin, dan asam palmitat, yang memberikan berbagai manfaat kesehatan.
Kandungan piperin dan polifenol berfungsi sebagai antioksidan, melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas.
Minyak atsiri yang terkandung memiliki sifat antibakteri, membantu melawan infeksi. Saponin berperan dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh, sedangkan asam palmitat berkontribusi pada metabolisme energi tubuh.
Selain itu, cabai jawa memiliki sifat antiinflamasi yang dapat membantu mengurangi peradangan dalam tubuh.
Kandungan capsaicin dalam cabai jawa juga dapat merangsang produksi enzim pencernaan, sehingga membantu proses pencernaan makanan.
Baca juga: Bahan Bakar Nabati Alternatif Selain Sawit