Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kuntoro Boga
Kepala Pusat BSIP Perkebunan, Kementan

Kuntoro Boga Andri, SP, M.Agr, Ph.D, merupakan lulusan Institut Pertanian Bogor tahun 1998. Ia adalah alumni S1 Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian IPB. Pria kelahiran Banjarmasin tahun 1974 ini diangkat sebagai CPNS pada 1999, dan mulai bekerja sebagai peneliti di BPTP Karangploso, Jawa Timur.

Serat Alam dari Masa Lalu: Potensi Abaca di Indonesia

Kompas.com - 06/04/2025, 19:20 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Pengembangan abaca di Indonesia memiliki sejarah panjang yang dimulai pada 1853 di Minahasa.

Pada 1905, budidaya tanaman ini diperluas ke Jawa dan Sumatera Selatan dengan hasil yang cukup baik.

Namun, pada 1912, hanya tersisa tiga perkebunan di Besuki, Jawa Timur, yang mampu mengekspor sekitar 200 ton serat per tahun sebelum akhirnya bangkrut akibat menurunnya produktivitas.

Baca juga: Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Tahun 1925, abaca mulai dikembangkan di Sumatera Utara, tetapi kembali mengalami penurunan akibat serangan penyakit layu Fusarium.

Pada 1961, luas lahan abaca di Indonesia menyusut menjadi hanya 404 hektar dengan produktivitas 695 kg/ha.

Meski sempat mengalami kemunduran, pada 1998 minat terhadap abaca kembali meningkat seiring terjadinya krisis ekonomi.

Pemerintah terus mendorong pengembangan agribisnis abaca dalam rangka pengentasan kemiskinan.

Saat ini, telah tersedia dukungan teknologi modern dan juga keberadaan perusahaan seperti PT Alstrom, PT Rekso Group, dan PT Retota Sakti, yang terlibat dalam pengembangan abaca.

Di Banyuwangi, PT Perkebunan Bayulor masih bertahan sebagai produsen abaca berkualitas ekspor, membuka peluang baru untuk kebangkitan industri ini di Indonesia.

Pendampingan teknologi menjadi langkah berikutnya dalam meningkatkan produktivitas dan kualitas serat abaca.

Teknologi kultur jaringan, misalnya, dapat mempercepat perbanyakan bibit unggul dengan karakteristik serat yang lebih baik dan ketahanan terhadap penyakit layu Fusarium.

Pelatihan terpadu kepada petani mengenai teknik pemilihan bibit, metode penanaman, pemeliharaan tanaman, hingga penanganan pascapanen perlu ditingkatkan untuk menjaga kualitas dan kuantitas hasil produksi.

Selain itu, diversifikasi produk abaca menjadi langkah strategis dalam memperluas pasar. Serat abaca kini tidak hanya digunakan untuk tali kapal dan kertas khusus, tetapi juga dalam produksi kabel bawah laut, tekstil premium, dan komponen otomotif ramah lingkungan.

Permintaan global yang terus meningkat, diperkirakan mencapai 600.000 ton per tahun, sementara produksi global baru 78.200 ton, memberikan peluang besar bagi Indonesia untuk mengisi kekosongan tersebut melalui inovasi dan pengembangan produk turunan abaca.

Promosi produk abaca secara konsisten di pasar internasional menjadi langkah penting untuk memperluas pangsa pasar global.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Serat Alam dari Masa Lalu: Potensi Abaca di Indonesia

Serat Alam dari Masa Lalu: Potensi Abaca di Indonesia

Varietas Tanaman
Serat Alam dan Potensi Pengembangannya

Serat Alam dan Potensi Pengembangannya

Varietas Tanaman
Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Varietas Tanaman
'Superfood' Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

"Superfood" Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

Varietas Tanaman
Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Varietas Tanaman
Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Varietas Tanaman
Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Varietas Tanaman
Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Varietas Tanaman
Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Varietas Tanaman
Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Varietas Tanaman
Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Varietas Tanaman
Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Varietas Tanaman
Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Varietas Tanaman
Mengoptimalkan Keunggulan Tanaman Obat Indonesia

Mengoptimalkan Keunggulan Tanaman Obat Indonesia

Varietas Tanaman
Menggali Peluang Ekonomi dan Manfaat Kayu Manis

Menggali Peluang Ekonomi dan Manfaat Kayu Manis

Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau