Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kuntoro Boga
Direktur Hilirisasi Hasil Perkebunan, Kementan

Praktisi, Peneliti dan Pengamat Pertanian

Potensi Kelapa Genjah dan Pemenuhan Santan

Kompas.com - 14 Juni 2025, 10:23 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Produktivitasnya pun tinggi, dengan rata-rata 60–120 butir per pohon per tahun, tergantung varietas.

Misalnya, Genjah Salak mampu menghasilkan hingga 120 butir per tahun, sedangkan Genjah Kuning Bali sekitar 60–110 butir.

Baca juga: Fluktuasi Harga Kopi dan Insentif bagi Petani Indonesia

Meskipun ukuran buahnya lebih kecil (160–180 gram), produktivitas per hektar kelapa genjah dapat mencapai 1,30–1,35 ton, sedikit lebih tinggi dibanding kelapa dalam yang berada di kisaran 1,14 ton per hektar.

Beberapa varietas unggul seperti genjah pandan wangi dan genjah kopyor bahkan memiliki harga jual lebih tinggi karena keunikan rasa dan bentuknya.

Sebaliknya, kelapa dalam menghasilkan buah yang lebih besar (300–500 gram per butir) tetapi baru mulai berbuah pada usia 6–7 tahun, dengan produktivitas awal sekitar 50–80 butir per pohon per tahun.

Meski produktivitasnya lebih rendah, kelapa dalam tetap dominan secara nasional karena menguasai sekitar 97 persen dari total areal perkebunan kelapa di Indonesia.

Dari segi biaya, perawatan kelapa dalam dan genjah relatif setara. Namun kelapa genjah lebih fleksibel untuk dibudidayakan di pekarangan atau lahan sempit yang kurang cocok untuk tanaman tinggi, sehingga cocok untuk pengembangan di daerah padat penduduk atau lahan marginal yang belum termanfaatkan secara optimal.

Baik kelapa dalam maupun genjah memiliki potensi besar untuk diolah menjadi produk bernilai tinggi seperti santan cair, santan bubuk, santan instan, serta produk turunan seperti santan organik dan pangan fungsional.

Namun, kelapa genjah lebih unggul dari segi siklus panen yang cepat dan potensi harga jual buah yang lebih tinggi pada varietas premium, menjadikannya ideal untuk industri rumah tangga skala kecil-menengah dan pasar modern.

Sementara itu, kelapa dalam tetap menjadi andalan industri besar, khususnya dalam produksi kopra, minyak kelapa, dan santan konvensional untuk pasar ekspor dan kebutuhan domestik dalam jumlah besar.

Santan kelapa memiliki nilai gizi tinggi karena mengandung lemak rantai sedang atau Medium Chain Triglycerides (MCT), terutama asam laurat yang berfungsi meningkatkan metabolisme, mempercepat rasa kenyang, dan mendukung penurunan berat badan melalui proses termogenesis.

Selain itu, asam laurat akan diubah menjadi monolaurin yang bersifat antivirus, antibakteri, dan antijamur, menjadikan santan sebagai pangan fungsional yang baik untuk sistem kekebalan tubuh.

Baca juga: Mengurai Keruwetan Tata Niaga Kelapa

Santan juga mengandung antioksidan seperti vitamin E dan senyawa fenolik, serta mineral penting seperti kalsium, kalium, dan magnesium.

Kandungan ini berperan penting dalam menjaga kesehatan jantung, fungsi saraf, dan keseimbangan elektrolit tubuh, sehingga konsumsi santan secara bijak dalam pola makan nabati dapat berkontribusi besar terhadap kesehatan masyarakat.

Pengembangan kedepan

Pemerintah Indonesia perlu terus mendorong pengembangan kelapa genjah sebagai strategi untuk memperkuat ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Tanaman Penyelamat Lingkungan: Mencegah Banjir dan Longsor
Tanaman Penyelamat Lingkungan: Mencegah Banjir dan Longsor
Varietas Tanaman
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Varietas Tanaman
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Varietas Tanaman
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Tips
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Varietas Tanaman
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Varietas Tanaman
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Varietas Tanaman
Masa Depan Pala Banda
Masa Depan Pala Banda
Varietas Tanaman
Revitalisasi Kebun Teh: Menyatukan Alam, Wisata, dan Harapan
Revitalisasi Kebun Teh: Menyatukan Alam, Wisata, dan Harapan
Varietas Tanaman
Pasar Organik dan Produk Perkebunan
Pasar Organik dan Produk Perkebunan
Varietas Tanaman
DNA Petani Kita, Tangguh di Era Modernisasi
DNA Petani Kita, Tangguh di Era Modernisasi
Perawatan
Menikmati Renyahnya Potensi Kenari Ternate
Menikmati Renyahnya Potensi Kenari Ternate
Varietas Tanaman
Menata Ulang Kemitraan Gula: Jalan Menuju Kemandirian
Menata Ulang Kemitraan Gula: Jalan Menuju Kemandirian
Varietas Tanaman
Kluwek: Rahasia Kepayang pada Kuliner Nusantara
Kluwek: Rahasia Kepayang pada Kuliner Nusantara
Varietas Tanaman
Bongkar Ratoon Tebu, Jalan Cepat Swasembada Gula
Bongkar Ratoon Tebu, Jalan Cepat Swasembada Gula
Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau