Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kuntoro Boga
Direktur Hilirisasi Hasil Perkebunan, Kementan

Praktisi, Peneliti dan Pengamat Pertanian

Optimisme Pengembangan Kelapa Indonesia

Kompas.com - 30/10/2025, 17:12 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Dari ekspor bahan mentah ke hilirisasi bernilai tambah

Optimisme pengembangan kelapa juga bersumber dari kinerja ekspornya yang terus meningkat. Tahun 2024, nilai ekspor kelapa Indonesia mencapai 1,64 miliar dolar Amerika Serikat (sekitar Rp 26 triliun), naik cukup signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.

Produk yang diekspor bukan hanya kelapa butir, tetapi juga minyak kelapa, kopra, kelapa parut kering, bungkil, arang tempurung, dan serat sabut.

Neraca perdagangan kelapa bahkan mencatat surplus 1,51 miliar dolar AS (setara Rp 24 triliun), capaian penting di tengah fluktuasi harga komoditas global.

Negara tujuan utama ekspor kelapa Indonesia adalah China (25,5 persen atau sekitar 591.000 ton), diikuti Malaysia, Thailand, Belanda, Korea Selatan, dan Amerika Serikat.

Pasar global menunjukkan tren positif karena meningkatnya kesadaran terhadap produk alami dan berkelanjutan. Dalam konteks itu, produk turunan kelapa seperti virgin coconut oil (VCO), air kelapa kemasan, dan briket arang tempurung memiliki prospek cerah.

Baca juga: Kopi Toraja, Primadona di Negeri Sakura

Namun, agar daya saing ekspor meningkat, Indonesia tidak boleh berhenti pada ekspor bahan mentah. Hilirisasi harus menjadi arah pembangunan industri kelapa ke depan.

Pengolahan hasil samping seperti serat sabut untuk coir board, tempurung untuk arang aktif, hingga air kelapa untuk minuman fungsional, perlu dikembangkan di sentra produksi.

Penguatan industri berbasis masyarakat dan koperasi dapat memperluas rantai nilai, sehingga petani tidak hanya menikmati harga jual buah, tetapi juga nilai tambah dari produk olahan.

Kementerian Pertanian telah menyiapkan arah kebijakan pengembangan kelapa 2025 dengan tiga fokus utama, yaitu peremajaan tanaman tua, intensifikasi dan diversifikasi budidaya, serta penguatan industri hilir.

Pembangunan kawasan industri kelapa terpadu di daerah seperti Sulawesi Utara, Riau, dan Maluku merupakan langkah strategis untuk memperpendek rantai pasok.

Selain itu, pola kemitraan inti-plasma antara petani dan perusahaan juga perlu diperluas agar transfer teknologi dan akses pasar dapat berjalan efektif.

Ketersediaan bahan baku untuk konsumsi domestik pun tetap terjamin. Tahun 2025, pasokan kelapa dalam negeri diproyeksikan mencapai 437.000 ton, dan akan meningkat menjadi 522.000 ton pada 2028.

Dengan demikian, Indonesia masih memiliki surplus produksi untuk menopang ekspor dan kebutuhan industri nasional.

Bahkan di pasar dalam negeri, konsumsi minyak kelapa murni meningkat pesat karena tren gaya hidup sehat. Ini menunjukkan bahwa pengembangan kelapa bukan hanya soal ekspor, tetapi juga bagian dari strategi kemandirian pangan nasional.

Membangun ekonomi hijau dari desa

Kelapa memiliki karakter khas yang menjadikannya relevan dengan arah pembangunan masa depan, ia ramah lingkungan, tahan terhadap kondisi marginal, dan berperan dalam mitigasi perubahan iklim. Dalam konteks ekonomi hijau, kelapa adalah komoditas masa depan.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Optimisme Pengembangan Kelapa Indonesia
Optimisme Pengembangan Kelapa Indonesia
Varietas Tanaman
Menggali Kembali Kejayaan Pala Nusantara
Menggali Kembali Kejayaan Pala Nusantara
Varietas Tanaman
Mendorong Nilai Tambah di Negeri Seribu Kelapa
Mendorong Nilai Tambah di Negeri Seribu Kelapa
Varietas Tanaman
Anomali Pasokan Kakao: Analisa dan Solusi untuk Industri
Anomali Pasokan Kakao: Analisa dan Solusi untuk Industri
Varietas Tanaman
Kopi Toraja, Primadona di Negeri Sakura
Kopi Toraja, Primadona di Negeri Sakura
Varietas Tanaman
Mengangkat Nilai Rempah Nusantara
Mengangkat Nilai Rempah Nusantara
Varietas Tanaman
Menguatkan Harum Cengkeh dan Ekonomi Daerah
Menguatkan Harum Cengkeh dan Ekonomi Daerah
Varietas Tanaman
Menjaga Andaliman, Rempah Wangi yang Tak Tergantikan
Menjaga Andaliman, Rempah Wangi yang Tak Tergantikan
Varietas Tanaman
Dari Berburu ke Petani Gaharu
Dari Berburu ke Petani Gaharu
Varietas Tanaman
Barus: Rempah Nusantara yang Terlupakan
Barus: Rempah Nusantara yang Terlupakan
Varietas Tanaman
Kisah Narji Jadi Petani, Ini Komoditas yang Ditanam dan Pemasarannya
Kisah Narji Jadi Petani, Ini Komoditas yang Ditanam dan Pemasarannya
Tips
Kedaulatan Pangan di Tanah Rapuh: Janji Agraria yang Belum Tercapai
Kedaulatan Pangan di Tanah Rapuh: Janji Agraria yang Belum Tercapai
Tips
Hari Tani Nasional: Petani Masih Jadi Tamu di Tanahnya Sendiri
Hari Tani Nasional: Petani Masih Jadi Tamu di Tanahnya Sendiri
Tips
Dilema Industri Kakao Indonesia: Kualitas dan Importasi
Dilema Industri Kakao Indonesia: Kualitas dan Importasi
Varietas Tanaman
Menakar Potensi Ekspor Lada Putih Muntok
Menakar Potensi Ekspor Lada Putih Muntok
Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau