JAKARTA, KOMPAS.com - Jambu kristal adalah salah satu buah populer yang banyak dikonsumsi masyarakat, salah satunya karena tidak memiliki biji. Meski sudah banyak dibudidayakan di Indonesia, jambu kristal diyakini berasal dari Taiwan.
Dikutip dari laman Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Demak, Kamis (29/9/2022), jambu kristal dipercaya merupakan mutasi dari residu Muangthai Pak, ditemukan pada tahun 1991 di Distrik Kaohsiung, Taiwan.
Jambu kristal diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1991 oleh Misi Teknik Taiwan yang bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB). Jambu kristal sebetulnya tidak benar-benar tanpa biji, jumlah bijinya kurang dari 3 persen bagian buah, dengan demikian sepintas tampak hampir tidak berbiji.
Baca juga: Cara Budidaya Jamur Tiram Pakai Serbuk Gergaji, Sederhana dan Mudah
Tanaman jambu kristal dapat berbuah sepanjang tahun secara kontinu. Dalam sekali panen, satu pohon jambu kristal dapat menghasilkan 15 sampai 30 buah.
Adapun dalam usia tanam dua tahun, setiap pohon jambu kristal bisa menghasilkan buah sebanyak 70 sampai 80 kg selama enam bulan.
Bobot rata-rata buah jambu kristal berkisar antara 500 gram, bahkan ada yang mencapai 900 gram.
Bentuk buah jambu kristal dapat mudah dikenali karena simetris sempurna. Kulit jambu kristal hijau mulus dan dilapisi lilin yang cukup tebal.
Baca juga: Cara Budidaya Kacang Hijau di Sawah
Lapisan lilin ini membuat buah sulit ditembus hama. Sementara itu, warna daging buah putih dengan tekstur renyah saat hampir matang dan empuk saat di puncak kematangan.
Buah jambu kristal memiliki kadar kemanisan mencapai 11 sampai 12 briks dan kadar air cukup tinggi.