Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Metode Jejer Manten pada Budidaya Jagung, Apa Itu?

Kompas.com - 21/10/2022, 11:14 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Jagung adalah salah satu makanan pokok di Indonesia. Permintaan jagung dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan industri, baik di Indonesia maupun mancanegara.

Namun, dilansir laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Jumat (21/10/2022), produksi jagung tak sejalan dengan tingginya permintaan. Salah satu penyebab tidak terpenuhinya kebutuhan jagung adalah produktivitas yang rendah.

Salah satu metode yang dapat kita gunakan untuk mengoptimalkan produktivitas jagung adalah melalui peningkatan populasi tanaman dan memanfaatkan efek tanaman pinggir, di mana penanaman dilakukan dengan merapatkan jarak tanaman dalam baris.

Baca juga: 5 Tips Menanam Jagung Saat Musim Hujan agar Bebas Penyakit

Ilustrasi tanaman jagung Shutterstock/ANEK SANGKAMANEE Ilustrasi tanaman jagung

Metode ini biasa dikenal dengan sebutan jajar legowo 2 : 1 atau disebut juga dengan metode budidaya jagung jejer manten, karena dua tanaman akan berjejer layaknya seperti pengantin.

Penerapan metode jajar legowo pada jagung diarahkan pada peningkatan jumlah pertanaman jagung (populasi optimal) serta memudahkan perawatan tanaman jagung.

Pemanfaatan sistem jajar legowo ini juga dikaitkan dengan upaya peningkatan produksi melalui peningkatan jumlah tanaman (indeks pertanaman) jagung, dengan peningkatan IP maka hasil panen dapat meningkat dan pengelolaan lahan menjadi maksimal.

Anjuran populasi tanaman jagung dari Balitbangtan adalah berkisar antara 66.000 sampai 71.000 tanaman per hektar.

Baca juga: Ketahui, Ini Ciri-ciri Tanaman Jagung Kekurangan Magnesium

Agar dapat mencapai populasi tersebut jarak tanam biasa yang banyak diterapkan adalah 75 cm x 20 cm untuk 1 tanaman pe lubang atau 70 x 40 untuk 2 tanaman per lubang.

Jika penanaman dilakukan dengan metode jajar legowo maka jarak tanam yang diterapkan adalah sebagai berikut.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Varietas Tanaman
'Superfood' Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

"Superfood" Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

Varietas Tanaman
Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Varietas Tanaman
Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Varietas Tanaman
Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Varietas Tanaman
Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Varietas Tanaman
Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Varietas Tanaman
Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Varietas Tanaman
Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Varietas Tanaman
Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Varietas Tanaman
Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Varietas Tanaman
Mengoptimalkan Keunggulan Tanaman Obat Indonesia

Mengoptimalkan Keunggulan Tanaman Obat Indonesia

Varietas Tanaman
Menggali Peluang Ekonomi dan Manfaat Kayu Manis

Menggali Peluang Ekonomi dan Manfaat Kayu Manis

Varietas Tanaman
Kacang Mete: Komoditas Potensial di Lahan Marginal

Kacang Mete: Komoditas Potensial di Lahan Marginal

Varietas Tanaman
Mengembalikan Kejayaan Industri Teh Indonesia

Mengembalikan Kejayaan Industri Teh Indonesia

Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau