JAKARTA, KOMPAS.com - Petai atau pete adalah tanaman dari suku polong-polongan yang bijinya dikonsumsi baik segar, direbus, digoreng atau dibakar. Petai juga memiliki kandungan gizi yang tinggi.
Dilansir laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Jumat (28/4/2023), bila dibandingkan dengan apel, petai memiliki protein empat kali lebih banyak, karbohidrat dua kali lebih banyak, tiga kali lipat fosfor, lima kali lipat vitamin A dan zat besi, dan dua kali lipat jumlah vitamin dan mineral lainnya.
Petai adalah tanaman yang tidak memerlukan perawatan khusus. Anda cukup menyiramnya secara teratur.
Baca juga: Cara Budidaya Jagung Muda atau Baby Corn
Dilihat dari kandungan gizinya, petai banyak mengandung vitamin A, vitamin C, kalsium, dan zat besi. Petai juga disebut-sebut sebagai obat yang cukup mujarab untuk menyembuhkan penyakit kencing manis.
Melihat dari kebutuhan petai yang cukup tinggi serta berbagai manfaat yang dimiliki tanaman ini, banyak orang yang belajar untuk budidaya petai, baik untuk kebutuhan pribadi maupun sebagai lahan bisnis.
Pohon petai biasanya memiliki tinggi antara 5 sampai 25 meter. Pohon petai adalah pohon berkayu dengan bentuk tajuk yang sangat terbuka.
Buah petai berbentuk panjang dengan 10 sampai 18 biji petai di tiap buahnya.
Baca juga: Simak, Budidaya Tanaman Wijen dengan Benar
Pohon petai dapat tumbuh subur pada lahan dengan ketinggian 10 sampai 800 meter dari permukaan laut. Budidaya petai biasanya dilakukan dengan teknik monokultur.
Namun tak jarang petani petai yang menanam petai dengan teknik tumpang sari. Tanaman yang biasanya dibudidayakan secara tumpang sari dengan tanaman petai antara lain adalah keladi dan kacang tanah.