JAKARTA, KOMPAS.com - Cabai adalah salah satu tanaman favorit banyak petani karena keuntungan yang dihasilkan cukup besar. Namun demikian, dalam budidaya cabai, Anda harus memperhatikan kehadiran hama dan penyakit.
Pasalnya, serangan hama dan penyakit tanaman cabai bisa menyebabkan tanaman rusak, mati, hingga gagal panen.
Dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Jumat (2/9/2022), berikut beberapa hama dan penyakit tanaman cabai dan cara mengatasinya.
Baca juga: Begini Cara Menanam Cabai Rawit di Gunung agar Hasilnya Melimpah
Ulat tanah (Agrotis ipsilon) biasa menyerang tanaman cabe yang baru pindah tanam, yaitu dengan cara memotong batang utama tanaman hingga roboh bahkan bisa sampai putus.
Untuk tindakan pencegahan dapat dilakukan penyemprotan insektisida Turex WP dengan konsentrasi 0,25 hingga 0,5 gram per liter bergantian dengan insektisida Direct 25ec dengan konsentrasi 0,4 cc per liter atau insektisida Raydok 28ec dengan konsentrasi 0,25 sampai 0,5 cc per liter sehari sebelum pindah tanam.
Ulat grayak pada tanaman cabe biasa menyerang daun, buah dan tanaman yang masih kecil.
Untuk tindakan pengendalian dianjurkan menyemprot pada sore atau malam hari dengan insektisida biologi TurexWP bergantian dengan insektisida Raydok 28ec atau insektisida Direct 25ec.
Baca juga: Perbedaan Penyakit Layu Fusarium dan Layu Bakteri pada Tanaman Cabai
Gejala awal serangan hama lalat buah adalah buah berlubang kecil, kulit buah menguning dan bila dibelah biji cabai berwarna coklat kehitaman dan pada akhirnya buah rontok.
Untuk pencegahan dan pengendalian dapat dilakukan dengan membuat perangkap dengan sexferomon atau dengan penyemprotan insektisida Winder 100EC dengan konsentrasi 0,5 sampai 1 cc per liter bergantian dengan insektisida Promectin 18ec dengan konsentrasi 0,25 hingga 0,5 cc per liter atau dengan insektisida Cyrotex 75sp dengan konsentrasi 0,3-0,6 gram liter.
Tungau menyerang tanaman cabe hingga daun berwarna kemerahan, menggulung ke atas, menebal akhirnya rontok.
Untuk pengendalian dan pencegahan hama ini, semprot dengan akarisida Samite 135EC dengan konsentrasi 0,25 sampai 0,5 ml per liter air bergantian dengan insektisida Promectin 18ec dengan konsentrasi 0,25 sampai 0,5 cc per liter.
Baca juga: Penyebab dan Cara Menangani Penyakit Patek Tanaman Cabai
Tanaman yang terserang hama thrips, bunga akan mengering dan rontok. Adapun jika menyerang bagian daun pada daun terdapat bercak keperakan dan menggulung.
Jika daun cabai terserang aphids, daun akan menggulung ke dalam, keriting, menguning dan rontok.
Untuk pencegahan dan pengendalian lakukan penyemprotan dengan insektisida Winder 25 WP dengan konsentrasi 100 sampai 200 gram per 500 liter air per hektar atau dengan Winder 100EC 125 sampai 200 ml per 500 liter air per hektar bergantian dengan insektisida Promectin 18ec dengan konsentrasi 0,25 sampai 0,5 cc per liter.
Nematoda merupakan organisme pengganggu tanaman yang menyerang daerah perakaran tanaman cabe. Jika tanaman terserang maka transportasi bahan makanan terhambat dan pertumbuhan tanaman terganggu.
Selain itu kerusakan akibat nematode dapat memudahkan bakteri masuk dan mengakibatkan layu bakteri. Pencegahan yang efektif adalah dengan menanam varietas cabe yang tahan terhadap nematode dan melakukan penggiliran tanaman.
Selain itu, apabila lahan yang ditanami merupakan daerah endemi, pemberian nematisida dapat diberikan bersamaan dengan pemupukan.
Gejala awalnya adalah kulit buah akan tampak mengkilap, selanjutnya akan timbul bercak hitam yang kemudian meluas dan akhirnya membusuk.
Baca juga: Simak, Kelebihan dan Kekurangan Menanam Cabai Merah pada Musim Kemarau
Untuk pengendaliannya semprot dengan fungisida Kocide 54 WDG dengan konsentrasi 1 sampai 2 gram per liter air bergantian dengan fungisida Victory 80wp dengan konsentrasi 1 sampai 2 gram per liter air.
Gejalanya adalah bagian tanaman yang terserang terdapat bercak coklat kehitaman dan lama kelamaan membusuk.
Penyakit ini dapat menyerang tanaman cabe pada bagian daun, batang maupun buah.
Pengendaliannya adalah dengan menyemprot fungisida Kocide 77 wp dengan dosis 1,5 sampai 3 kg per hektar bergantian dengan fungisida Victory 80WP konsentarsi 2 sampai 4 gram per liter dicampur dengan fungisida sistemik Starmyl 25 wp dengan dosis 0,8 sampai 1 gram per liter.
Penyakit ini biasanya menyerang tanaman saat dipersemaian. Jamur penyebabnya adalah Phytium sp.
Untuk tindakan pencegahan dapat dilakukan perlakuan benih dengan Saromyl 35SD dan menyemprot fungisida sistemik Starmyl 25WP saat dipersemaian dan saat pindah tanam dengan konsentrasi 0,5 sampai 1 gram per liter.
Penyakit layu fusarium dan layu bakteri pada tanaman cabe biasanya mulai menyerang tanaman saat fase generatif.
Baca juga: Cara Membuat Pupuk Alami untuk Cabai Rawit agar Berbuah Lebat
Untuk mencegahnya dianjurkan penyiraman Kocide 77WP pada lubang tanam dengan konsentrasi 5 gram per liter per lima tanaman, mulai saat tanaman menjelang berbunga dengan interval 10 sampai 14 hari.
Penyakit bercak daun cabe disebabkan oleh cendawan Cercospora capsici. Gejalanya berupa bercak bercincin, berwarna putih pada tengahnya dan coklat kehitaman pada tepinya.
Pencegahannya dapat dilakukan dengan menyemprot fungisida Kocide 54WDG konsentrasi 1,5 sampai 3 gram per liter bergantian dengan fungisida Victory 80WP konsentrasi 2 sampai 4 gram per liter dengan interval 7 hari.
Saat ini belum ada pestisida yang mampu mengendalikan penyakit virus mozaik. Adapun sebagai tindakan pencegahan dapat dilakukan pengendalian terhadap hewan pembawa virus tersebut, yaitu aphids.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.