Tiang penopang merupakan sebuah alat yang penting karena buah naga memerlukan penopang batang dan daunnya yang besar agar dapat berdiri tegak. Tiang penopang ini biasanya terbuat dari besi beton yang berdiameter 8 hingga 10 cm.
Akan tetapi, jika Anda tidak memiliki besi beton, Anda juga dapat menggantinya dengan balok kayu besar yang tahan lama. Namun, hal ini juga harus disesuaikan dengan besar pot.
Baca juga: Cara Menanam Padi Gogo di Lahan Kering
Ketinggian tiang penopang batang buah naga ini biasanya mencapai 150 hingga 200 cm.
Bahan media tanam yang perlu dimasukkan kedalam pot adalah pasir, tanah, pupuk kandang dan juga kompos. Kemudian, campurkan semua media tersebut ke dalam pot dan beri air agar media tetap lembap, lalu biarkan selama sehari semalam.
Bakal bibit buah naga sebaiknya diambil dari batang yang tua berwarnahijau keabuan dan memiliki bibit yang berukuran besar serta bebas dari penyakit. Setelah itu bibit langsung ditanam ke media yang telah disiapkan.
Tanam bibit buah naga dengan baik agar batangnya tak mudah roboh, lalu siramilah bibit itu dengan air agar kelembapannya tidak berkurang. Letakkan di tempat yang terbuka tetapi tidak terkena sinar matahari secara langsung.
Baca juga: Cara Menanam Kacang Panjang agar Tumbuh Subur
Perawatan tanaman buah naga di dalam pot sebenarnya tidak terlalu berbeda dengan pemeliharaan buah naga yang ditanam ditanah tanpa memakai pot. Perbedaannya adalah pemeliharaan buah naga yang ditanam secara langsung ditanam di tanah tidak meliputi pemupukan, pemangkasan, penjarangan, hingga pemindahan pot.
Pemupulan buah naga yang ditanam didalam pot adalah pertama, Anda harus memupuki akar yang didampinggi dengan penyiraman secara rutin di pagi dan siang hari.
Setelah dua sampai empat minggu pemupukan akar, maka lakukan pemupukan daun yang disemprotkan pada tanaman setiap minggu hingga mencapai delapan minggu.