JAKARTA, KOMPAS.com - Pada umumnya, perbanyakan tanaman mangga dilakukan dengan cara menyemaikan biji, mencangkok, menempel, sambung pucuk dan lainnya. Akan tetapi, masing-masing cara tersebut mempunyai kelemahan dan kelebihannya.
Dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Rabu (14/9/2022), manfaat memperbanyak tanaman dengan menyemaikan biji adalah dapat memperoleh tanaman dengan postur pohon dan percabangan yang kokoh dan besar, akan tetapi tanaman akan berbuah dalam waktu yang cukup lama, yakni 5 sampai 10 tahun.
Dengan mencangkok, postur pohon dan percabangan yang diperoleh relatif kurang kokoh dan dengan bentuk yang kurang bagus. Akan tetapi, waktu berbuah lebih cepat, yakni dalam satu hingga dua tahun.
Baca juga: 9 Varietas Mangga Unggul Mancanegara yang Sudah Ditanam di Indonesia
Adapun dengan sistem tempel, postur tanaman agak kurang bagus dan cepat patah pada tempat menempelnya. Namun demikian, waktu berbuahnya cukup cepat, yakni sama dengan cangkok.
Dengan sistem sambung pucuk, postur pohon dan percabangan juga cukup bagus dan waktu berbuahnya juga cukup cepat.
Akan tetapi, Anda harus menyemaikan biji terlebih dahulu untuk memperoleh batang bawah sehingga memerlukan waktu yang cukup lama untuk dapat melakukan sambung pucuk.
Untuk memperoleh postur percabangan yang cukup bagus dan cepat berbuah seperti sistem sambung pucuk, Anda bisa melalukan sistem stek. Dengan sistem stek, Anda bisa melakukannya kapan saja.
Baca juga: Cara Membuat Mangga Berbuah di Luar Musim Pakai ZPT
Perbanyakan tanaman dengan stek belum banyak dilakukan orang karena belum banyak diketahui. Padahal dengan menggunakan stek, perbanyakan lebih cepat dilakukan dan pertumbuhan tunasnya lebih cepat.
Berikut cara stek pohon mangga yang bisa dilakukan dengan mudah.