Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Tips Memilih Durian yang Matang dan Manis

Kompas.com - 16 September 2022, 17:29 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Durian adalah salah satu buah populer yang banyak digemari masyarakat. Buah durian disukai karena rasa yang manis dan daging buah yang legit.

Namun demikian, masih banyak orang yang tidak mengetahui cara memilih durian yang manis dan matang. Akhirnya, durian yang akan dikonsumsi tidak memiliki rasa manis yang diidamkan.

Dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Jumat (16/9/2022), berikut beberapa tips memilih durian yang matang dan manis agar tidak salah beli.

Baca juga: Panduan Pupuk Pohon Durian agar Subur dan Rajin Berbuah

Ilustrasi durian musang king.SHUTTERSTOCK/CLIFF LOH Ilustrasi durian musang king.

1. Bentuk bulat

Jika Anda ingin memperoleh buah durian isi kuning dengan jumlah yang lebih banyak, maka pilih durian yang bentuknya bulat.

Menurut para pedagang durian, buah yang bentuknya lonjong memiliki daging yang lebih sedikit dibanding buah yang berbentuk bulat.

2. Berat durian

Beberapa orang awam tentu akan berpikir bahwa semakin berat buah durian, mungkin akan semakin banyak isinya dan memilih buah durian dengan bobot yang lebih berat.

Namun, tahukah Anda, cara memilih durian yang tepat justru adalah memilih buah yang ringan.

Baca juga: Mengenal Pohon Durian Musang King Kaki Tiga dan Cara Menanamnya

Jika Anda membeli buah durian dengan bobot yang ringan maka ini bisa menjadi tanda bahwa buah durian tersebut matang dan berlimpah. Semakin berat durian tersebut maka bijinya yang besar, bukan dagingnya.

3. Tangkai

Sebagian orang memilih buah durian berdasarkan warna, ukuran, dan aromanya saja. Namun, tangkai juga bisa menjadi petunjuk durian sudah matang atau tidak.

Ilustrasi durian, buah durian. WIKIMEDIA COMMONS/KALAI Ilustrasi durian, buah durian.

Durian dengan tangkai yang tebal dan pendek menunjukkan bahwa daging buah tersebut tebal dan banyak. Adapun jika tangkainya ramping dan panjang bisa pertanda daging buah sedikit dan tidak terlalu tebal.

4. Bunyi

Ciri-ciri durian matang bisa diketahui ketika Anda mengetuk buah durian.

Baca juga: Hama dan Penyakit yang Sering Menyerang Pohon Durian, Apa Saja?

Cara ini juga sering dilakukan oleh para penjual durian jika ingin memilihkan buah untuk pembelinya, yakni dengan cara mengetuk-ketuk.

Jika takut dengan durinya, maka Anda bisa minta penjual untuk mengetuknya, lalu cermati bunyi yang timbul. Bila durian sudah matang, maka bunyinya akan terasa sedikit berat dan terendam seperti "bluk, bluk."

Adapun jika suaranya terasa seperti berongga, maka bisa menjadi tanda bahwa durian sudah tak lagi segar.

5. Cermati bentuk durinya

Untuk mendapatkan durian yang enak dan matang, Anda juga bisa mencermati bentuk durinya. Pilih durian dengan bentuk duri pendek dan jarang, karena dipercaya lebih manis.

Baca juga: Bagaimana Cara Memaksa Durian Cepat Berbuah? Ini Jawabannya

Sebaliknya, jika Anda mendapatkan durian dengan duri panjang dan rapat, maka kemungkinan Anda mendapatkan buah dengan daging yang sedikit.

6. Cium aromanya

Aroma durian bisa menjadi trik memilih durian yang enak. Durian dengan aroma yang harum umumnya memiliki daging yang kuning dan manis.

Cara ini banyak dipakai oleh banyak orang saat memilih durian. Tidak perlu membelah durian jika ingin mencium aroma tersebut.

Cukup angkat buah durian, lalu dekatkan ke hidung Anda.

Baca juga: Cara Mengatasi Daun Durian yang Menguning dan Rontok

Ilustrasi Durian, buah Durian. PIXABAY/NAJIB ZAMRI Ilustrasi Durian, buah Durian.

Durian dengan kualitas terbaik akan menebarkan aroma harum yang sangat khas meskipun belum dibelah atau disayat kulitnya. Tentunya durian dengan aroma yang harum umumnya memiliki daging yang kuning dan manis.

7. Lihat bagian atasnya

Jika Anda ingin membeli durian, cara ini mungkin bisa dilakukan. Bila tangkai tidak bergetah atau sudah kering maka durian sudah lama diambil dari pohon.

Sebaiknya carilah durian yang masih bergetah dibagian atasnya yang pertanda baru diambil dari pohon.

8. Kulit

Saat membeli durian, banyak orang yang tidak memperhatikan cara memilih durian yang benar dan cenderung membeli durian yang sudah terbuka kulitnya.

Baca juga: Simak, Cara Merawat Pohon Durian agar Panennya Maksimal

Mereka berpikir bahwa membeli durian yang sudah terbuka agar dapat melihat warna dagingnya.

Mungkin Anda bisa mendapatkan durian berwarna kuning jika membeli buah yang kulitnya sudah terbuka, tetapi percayalah rasa dagingnya tidak semanis durian yang kulitnya masih tertutup rapat.

Ketika kulit durian sudah terbuka, maka daging di dalamnya akan terkena angin terus menerus. Hal ini dapat menyebabkan rasa daging durian menjadi hambar.

Sebaiknya, pertimbangkan untuk membeli durian yang masih tertutup rapat.

Baca juga: Cara Menanam Durian yang Benar dari Memilih Bibit sampai Panen

9. Warna

Disarankan Anda memilih durian pertama kali yakni abaikan warna buah durian. Warna durian tidak berpengaruh terhadap kelezatan isinya.

Ada tiga warna durian yang biasa kita temui, yakni hijau, kuning, dan coklat. Kulitnya yang berwarna hijau tak selamanya belum matang, karena bisa jadi itu memang warna khasnya dari jenis durian tersebut.

Adapun yang warna coklat sudah sangat matang. Namun, sebenarnya warna kulit durian tidak mempengaruhi kualitas daging buahnya.

10. Musim

Belilah durian saat musim kemarau. Pasalnya, durian yang dipanen pada saat musim hujan umumnya memiliki daging buah yang tidak terlalu manis.

Apabila Anda ingin mendapatkan durian dengan daging yang manis dan legit, beli durian saat musim kemarau.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Tanaman Penyelamat Lingkungan: Mencegah Banjir dan Longsor
Tanaman Penyelamat Lingkungan: Mencegah Banjir dan Longsor
Varietas Tanaman
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Varietas Tanaman
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Varietas Tanaman
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Tips
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Varietas Tanaman
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Varietas Tanaman
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Varietas Tanaman
Masa Depan Pala Banda
Masa Depan Pala Banda
Varietas Tanaman
Revitalisasi Kebun Teh: Menyatukan Alam, Wisata, dan Harapan
Revitalisasi Kebun Teh: Menyatukan Alam, Wisata, dan Harapan
Varietas Tanaman
Pasar Organik dan Produk Perkebunan
Pasar Organik dan Produk Perkebunan
Varietas Tanaman
DNA Petani Kita, Tangguh di Era Modernisasi
DNA Petani Kita, Tangguh di Era Modernisasi
Perawatan
Menikmati Renyahnya Potensi Kenari Ternate
Menikmati Renyahnya Potensi Kenari Ternate
Varietas Tanaman
Menata Ulang Kemitraan Gula: Jalan Menuju Kemandirian
Menata Ulang Kemitraan Gula: Jalan Menuju Kemandirian
Varietas Tanaman
Kluwek: Rahasia Kepayang pada Kuliner Nusantara
Kluwek: Rahasia Kepayang pada Kuliner Nusantara
Varietas Tanaman
Bongkar Ratoon Tebu, Jalan Cepat Swasembada Gula
Bongkar Ratoon Tebu, Jalan Cepat Swasembada Gula
Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau