JAKARTA, KOMPAS.com - Cabai adalah salah satu jenis sayuran yang populer dan banyak dicari di pasaran. Cabai memiliki banyak jenis, mulai dari cabai merah besar, cabai merah keriting cabai rawit, cabai hijau dan lainnya.
Budidaya cabai cukup mudah, namun perlu memperhatikan beberapa hal, misalnya kondisi tempat tumbuh dan cuaca pada saat proses penanaman.
Dikutip dari laman Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Demak, Kamis (6/10/2022), tanaman cabai rawit dapat ditanam baik pada daerah dataran rendah maupun di dataran tinggi.
Baca juga: Manfaat Micin untuk Tanaman Cabai dan Cara Menggunakannya
Tanaman cabai rawit memiliki toleransi yang tinggi terhadap suhu panas maupun suhu dingin, sehingga dapat ditanam pada daerah kering ataupun daerah yang curah hujan tinggi.
Namun, jumlah dan kualitas hasil yang maksimal bisa didapat jika ditanam dalam kisaran suhu yang sesuai, yaitu 18 hingga 30 derajat celcius.
Selain itu juga tingkat kelembapan udara perlu dipertimbangkan. Kelembapan yang tinggi dapat menyebabkan tajuk menjadi layu dan daun gugur lebih cepat, sedangkan kelembapan tinggi dapat menyebabkan busuk akar.
Kelembapan juga berpengaruh pada rentannya tanaman cabai rawit terserang hama dan penyakit. Kelembapan udara yang cocok untuk cabai rawit yaitu berkisar antara 60 sampai 80 persen.
Baca juga: Cara Mengendalikan Lalat Buah Tanaman Cabai
Kondisi wilayah dengan curah hujan tinggi tidak disarankan untuk menanam cabai rawit karena dapat berpengaruh pada cabai yang dihasilkan.
Akan tetapi, penanaman cabai rawit tetap dapat dilakukan pada daerah yang memiliki tingkat curah hujan yang tinggi, tetapi dengan syarat disertai dengan sistem drainase yang baik dan jarak tanam yang tidak rapat.
Berikut cara menanam cabai rawit agar berbuah lebat.
Hal pertama yang perlu dilakukan adalah menyiapkan tanah sebagai media tanam cabai rawit. Tanah yang sudah siap untuk ditanam cabai selanjutnya akan diberikan pupuk kandang sebagai langkah persiapan tanam cabai rawit.
Baca juga: Cara Membasmi Kutu Kebul Tanaman Cabai Pakai Esktrak Bawang Merah
Selanjutnya penyiapan benih cabai yang akan di tanam. Benih untuk penanaman cabai rawit bisa didapatkan dari cabai rawit utuh yang diambil bijinya.
Kemudian, biji cabai tersebut yang akan digunakan sebagai benih tanam.
Tahap pertama dalam menanam cabai rawit adalah melakukan pembibitan. Dalam tahap ini bibit cabai dapat dipersiapkan di dalam polybag atau pot kecil.
Apabila menggunakan pot, maka dapat menyiapkan pot kecil dengan lubang drainase bagian bawah. Media tanam yang digunakan dalam pembibitan cabai rawit adalah tanah dengan campuran pupuk organik.
Baca juga: Cara Mencegah Penyakit Bulai Tanaman Cabai
Perbandingannya bisa berbeda-beda, sebagai contoh bisa menggunakan 70 persen pupuk organik dan 30 persen tanah pasir. Campuran ini kemudian dimasukkan ke dalam pot dan diratakan tanpa menghilangkan celah udara.
Media tanam dapat disiram dahulu dengan air, kemudian biji cabai dapat disebarkan secara merata ke pot tempat pembibitan. Setelah cabai disebarkan merata ke campuran tanah di pot, tutupi lagi biji cabai rawit dengan lapisan tanah campuran yang sama secara tipis.
Benih yang telah disebar dapat disiram kembali dan pot disimpan di tempat teduh sebagian atau di bawah jaring net maupun di bawah sinar matahari tidak langsung selama 8 sampai 12 hari. Biji cabai rawit akan mulai berkecambah setelah 8 sampai 12 hari.
Penanaman cabai rawit di media tanam yang baru dapat dilakukan setelah 25 hari ketika bibit tanaman cabai rawit memiliki 3 sampai 4 daun asli.
Baca juga: 3 Perbedaan Layu Fusarium dan Layu Bakteri pada Tanaman Cabai
Bibit cabai rawit dapat dipindahkan ke pot lain dengan media tanam baru agar cepat tumbuh.
Penyiapan media tanam baru untuk tanaman cabai rawit, yang terdiri dari 50 persen tanah kebun, 30 persen kompos organik, dan 20 persen sabut kelapa atau gambut kelapa (cocopeat).
Masukkan campuran media tanam ini ke pot baru yang lebih besar. Masukkan bibit tanaman cabai rawit ke pot baru.
Tanam banyak bibit dalam wadah atau pot besar untuk pertumbuhan yang lebih baik. Jaga jarak masing-masing bibit tanaman cabai rawit sekitar 6-7 inci untuk memberikan jarak pertumbuhan pada masing-masing tanaman.
Baca juga: 3 Perbedaan Layu Fusarium dan Layu Bakteri pada Tanaman Cabai
Kemudian siram kembali bibit yang baru dipindahkan. Selama 2-3 hari simpan pot di bawah sinar matahari tidak langsung dan siram dengan air hanya jika tanah bagian atas terasa kering untuk disentuh.
Setelah tiga hari setelah pindah tanam, hal yang dapat dilakukan adalah memotong daun tanaman cabai rawit bagian atas. Pemberian pupuk sesuai waktu juga penting selama proses pemeliharaan.
Pemeliharaan rutin sampai tanaman cabai rawit berbuah. Kebutuhan sinar matahari 5-6 jam setiap hari sangat penting untuk pertumbuhan tanaman cabai rawit yang lebih baik.
Pemupukan dapat terus dilakukan dengan pupuk kompos setelah 18 sampai 20 hari.
Menyatukan 3 sampai 4 tanaman cabai menghasilkan produksi cabai yang lebih baik dan penurunan tunas yang lebih sedikit.
Penyiangan gulma berupa rumput disekitar pot juga penting karena dapat mengganggu pertumbuhan tanaman cabai rawit. Penyiraman tanaman cabai dengan air hanya jika tanah terasa kering untuk disentuh.
Penyiraman yang berlebihan juga dapat menyebabkan masalah tanam dan mendorong munculnya berbagai hama, infeksi jamur dan penyakit.
Baca juga: Cara Menanam Cabai Merah yang Benar agar Berbuah Banyak
Pemanenan dan penanganan panen cabai rawit perlu dicermati untuk mempertahankan mutu. Agar memberikan hasil yang terbaik, sebaiknya panen dilakukan pada pagi hari sekitar pukul 07.00 sampai 10.00 atau sore hari karena cahaya sinar matahari tidak terlalu terik.
Rata-rata waktu panen pada umumnya waktu berumur 2,5 bulan sampai 3 bulan sesudah disemai. Penyimpanan cabai rawit segar dengan cara biasa waktunya tidak lama, tetapi jika dikeringkan maka daya simpannya akan lebih lama.
Berbagai kendala dapat dihadapi dalam melakukan usaha dengan menanam cabai yaitu penanaman biasanya fokus pada musim tanam tertentu, sehingga pasokan tidak merata dan tidak seimbang sepanjang tahun.
Selain itu produksi dan kebutuhan pasar belum stabil sehingga harga menjadi tidak stabil. Budidaya cabai memiliki potensi keuntungan yang besar tetapi tidak jarang petani cabai menemui kegagalan dan kerugian.
Baca juga: Mengapa Daun Cabai Berubah Warna Jadi Hijau Muda dan Kuning?
Untuk mendukung keberhasilan dalam usahatani cabai selain diperlukan keterampilan dan modal yang cukup, juga banyak faktor yang perlu diperhatikan seperti syarat tumbuh, pemilihan bibit, cara tanam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.