JAKARTA, KOMPAS.com - Jamur tiram (Plourotus sp.) adalah jamur pangan dari kelompok Basidiomycota dan termasuk kelas Homobasidiomycetes. Adapun ciri-ciri jamur tiram antara laintubuh buah berwarna putih hingga krem dan tudungnya berbentuk setengan lingkaran mirip cangkang tiram dengan bagian tengah agak cekung.
Dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Rabu (12/10/2022), jamur tiram merupakan jenis jamur kayu yang paling mudah dibudidayakan karena dapat tumbuh di berbagai jenis media dan mempunyai adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan.
Jamur tiram, seperti halnya jamur yang lain, merupakan mikroorganisme tidak berklorofil, sehingga tidak bisa mengolah makanannya sendiri.
Baca juga: Kenali, 4 Faktor yang Pengaruhi Pertumbuhan Jamur Tiram
Untuk dapat tumbuh dan berkembang, jamur tiram sangat tergantung pada bahan organik yang diserap.
Nutrisi utama yang dibutuhkan jamur tiram adalah sumber karbon yang dapat disediakan melalui berbagai sumber seperti serbuk kayu dan berbagai limbah organik.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan budidaya jamur tiram dapat dikembangkan diluar habitat aslinya, yaitu di rumah produksi (kumbung) di mana media tanam, suhu dan kelembapan serta pencahayaannya diatur sedemikian rupa sehingga jamur dapat tumbuh dengan baik.
Kondisi tersebut memungkinkan pengembangan budidaya jamur tiram dapat dilakukan sepanjang tahun pada berbagai lokasi yang mempunyai agroklimat yang beragam.
Baca juga: Tahapan Budidaya Jamur Tiram di Rumah, Mudah dan Menguntungkan
Namun, dalam budidaya jamur tiram bagi pemula tidak jarang ditemui kendala, antara lain jamur tiram tidak dapat tumbuh dengan maksimal karena terjadi kontaminasi dengan mikroorganisme lain yang menghambat perkembangan hifa jamur tiram.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk menghindari terjadinya kontaminasi adalah dengan melakukan penjemuran serbuk gergaji sebagai media jamur tiram langsung di bawah terik matahari sekitar 6 jam sebelum dilakukan pencampuran dengan bahan baku yang lain.
Selain itu, pada saat melakukan mengomposan media tanam diusahakan agar airnya tidak berlebihan.
Sebab, ketika media terlalu lembap dapat memicu perkembangan mikroorganisme penghambat pertumbuhan jamur tiram.
Baca juga: 4 Tahapan Budidaya Jamur Merang, Bisa Dilakukan di Rumah
Faktor lain yang dapat menjadi penyebab ketidak berhasilan budidaya jamur tiram adalah komposisi media tanam yang kurang tepat sehingga nutrisi yang dibutuhkan jamur tiram tidak terpenuhi.
Ada beberapa komposisi media tanam yang diterapkan oleh penggiat budidaya jamur tiram. Media tanam yang digunakan pada umumnya adalah serbuk kayu, dedak padi atau bekatul, tepung jagung dan kapur pertanian.
Pertumbuhan dan perkembangan jamur sangat tergantung pada banyaknya nutrisi yang ada atau tersedia dalam media yang dapat diserap dan digunakan oleh jamur.
Dalam hal ini, dedak merupakan salah satu sumber nutrisi tersebut. Dedak memiliki fungsi yang penting dalam budidaya jamur. Dedak merupakan sumber nutrisi yang digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan jamur.
Baca juga: Mengenal Baglog Jamur Tiram dan Cara Membuatnya
Dedak ditambahkan untuk meningkatkan nutrisi media tanam, sebagai sumber karbohidrat, karbon dan nitrogen
Berikut beberapa komposisi yang dapat digunakan dalam budidaya jamur tiram, antara sebagai berikut.
Cara pencampuran media tanam pun dapat menjadi pemicu terjadinya kegagalam pertumbuhan jamur tiram.
Dianjurkan agar tidak mencampurkan semua bahan baku saat dikomposkan.
Baca juga: Cara Budidaya Jamur Tiram Pakai Serbuk Gergaji, Sederhana dan Mudah
Pasalnya, dengan mencampurkan semua bahan ketika dikomposkan menyebabkan media tanam jamur tiram menjadi tempat berkembang biak yang sangat disenangi oleh berbagai jenis mirroorganisme kontaminan, sehingga sebaiknya bahan yang dikomposkan hanya serbuk gergaji dan kapur.
Selebihnya bahan baku yang lain ditambahkan setelah di serbuk gegaji yang telah dicampur dengan kapur telah dkomposkan selama tiga sampai lima hari untuk mengurangi terjadinya kontaminasi.
Dalam praktik budidaya jamur tiram sangat penting memperhatikan suhu dan kelembapan kumbung tempat pemeliharaan baglog jamur tiram karena pada dasarnya habitat jamur tiramnya adalah ditempat yang agak lembab dan sejuk.
Oleh sebab itu, penyiraman baglog secara intensif sangat menentukan pertumbuhan bakal buah jamur tiram.
Baca juga: Manfaat Air Kelapa untuk Budidaya Jamur Tiram, Tingkatkan Produksi
Ketika cuaca panas sebaiknya dilakukan penyiraman satu atau dua kali sehari khusus pda daerah dataran rendah-sedang agar bakal buah tidak menjadi kering dan menghasilkan produksi yang maksimal.
Pertumbuhan jamur tiram putih kurang membutuhkan intensitas cahaya yang tinggi karena cahaya hanya bersifat sebagai pendorong pembentukan pin head dan perkembangan badan buah saja.
Oleh sebab itu, tempat teduh di bawah pohon pelindung ataupun didalam ruangan merupakan tempat yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan jamur. Miselium akan tumbuh paling cepat dalam keadaan gelap tanpa sinar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.