Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Okulasi Durian untuk Mendapatkan Bibit Unggul

Kompas.com - 22/10/2022, 11:57 WIB
Siti Nur Aeni ,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Okulasi adalah salah satu teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif. Teknik perbanyakan ini bisa dilakukan pada berbagai tanaman, salah satunya durian.

Perbanyakan durian dengan cara okulasi biasanya bertujuan utnuk mendapatkan bibit unggul dengan sifat yang identik dengan tanaman induknya. Tak hanya itu, proses okulasi durian pun ternyata tidak sulit.

Dilansir dari Cybext Kementerian Pertanian, Sabtu (22/10/2022), berikut penjelasan lengkapnya.

Baca juga: Bagaimana Cara Mencangkok Durian? Ini Penjelasannya

Persyaratan bawang bawah dan atas

Dalam perbanyakan okulasi, perlu disiapkan batang bawah dan batang atas. Keduanya memiliki persyaratan yang harus dipenuhi agar menghasilkan bibit durian yang unggul. Berikut persyaratan batang bawah dan atas yang dapat digunakan untuk okulasi.

Batang bawah

  1. Pertumbuhan baik dan sehat.
  2. Bebas hama maupun penyakit.
  3. Perakarannya kuat.
  4. Berumur 6-8 bulan.

Ilustrasi okulasiShutterstock/Mangaip Ilustrasi okulasi

Batang atas

  1. Produktivitasnya tinggi.
  2. Rasanya enak dan banyak disukai.
  3. Tahan hama maupun penyakit.
  4. Pohon induk telah berumur 8-10 tahun dan sudah pernah berproduksi.
  5. Berasal dari pohon induk yang sehat dan subur.

Baca juga: 5 Langkah Stek Durian, Mudah dan Cepat Tumbuh

Alat dan bahan

Setelah mendapatkan bawang bawah dan atas yang sesuai dengan persyaratan, langkah berikutnya yaitu menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan. Adapun alat dan bahan untuk okulasi durian, meliputi;

 

  • Gunting pangkas
  • Pisau okulasi
  • Tali pengikat
  • Batang bawah dan atas

Cara okulasi durian

Apabila semua bahan dan alat tersedia, tahapan berikutnya yaitu memulai perbanyakan dengan cara okulasi. Berikut langkah-langkahnya.

Baca juga: Mudah, Begini Cara Stek Durian agar Pertumbuhannya Cepat

  1. Sayat kulit batang bawah dengan jarak 10-20 cm dari permukaan tanah. Sayatan dibuat melintang, lalu kupas ke bawah 2-3 cm, sehingga menyerupai lidah.
  2. Kulit yang mirip dengan lidah dipotong menjadi 2/3 bagiannya.
  3. Sisipan “mata” yang diperoleh dari pohon induk untuk digunakan sebagai batang atas (disayat menyerupai perisai). Penyisipan dilakukan di antara kulit.
  4. Kemudian, batang atas dimasukan dan ikat sampai kencang.
  5. Dua minggu kemudian, periksa dan perhatikan perisai mata tunasnya. Jika warnanya hijau, berarti okulasi berhasi. Sebaliknya, apabila warnanya coklat berarti okulasi tersebut gagal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com