Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Budidaya Bayam Organik, Bisa Panen dalam 20 Hari

Kompas.com - 14 November 2022, 18:10 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bayam adalah salah satu tanaman sayuran populer di Indonesia. Budidaya bayam efektif dilakukan hingga ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut.

Dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Senin (14/11/2022), di Indonesia terdapat dua jenis tanaman bayam (Amaranthus Spp.) yang biasa dibudidayakan para petani.

Pertama, jenis tanaman bayam cabut yang terdiri dari bayam hujau dan bayam merah. Cirinya antara lain lebar daun relatif kecil, untuk jenis bayam hijau warnanya hijau terang agak keputih-putihan, untuk bayam merah warnanya merah hati cenderung gelap.

Baca juga: Cara Menanam Bayam Merah, Mudah dan Cepat Panen

Ilustrasi bayam, tanaman bayam. PIXABAY/MAXMANN Ilustrasi bayam, tanaman bayam.

Jenis kedua adalah bayam yang berdaun lebar atau bayam raja. Warna daunnya hijau tua cenderung keabu-abuan, tumbuh berdiri tegak, dan cara panennya bisa dicabut atau dipotong.

Secara metode, budidaya bayam organik mempunyai perlakuan sama dengan budidaya non-organik, perbedaannya pada pemberian jenis pupuk.

Adapun untuk pengendalian hama, petani biasa menanganinya dengan memperbaiki kesehatan tanaman seperti pemberian pupuk, pengairan dan menjaga kebersihan kebun.

Budidaya bayam lebih efektif dilakukan tanpa tahapan persemaian terlebih dahulu. Hal yang perlu diperhatikan adalah tanaman bayam memerlukan cahaya matahari penuh.

Baca juga: Tidak Sulit, Begini Cara Budidaya Bayam Jepang atau Horenzo

Suhu ideal berkisar antara 16 sampai 20 derajat celcius, dengan kelembapan udara antara yang sedang. Namun, bayam bisa beradaptasi pada suhu panas seperti di Jakarta sepanjang kelembapannya tinggi.

Pada musim hujan bayam tidak begitu baik tumbuhnya. Daun bayam mudah rusak terkena hujan yang terus-menerus.

Ilustrasi menanam bayam, tanaman bayam. UNSPLASH/MARKUS SPISKE Ilustrasi menanam bayam, tanaman bayam.

Berikut cara budidaya bayam organik.

1. Penyiapan benih bayam

Benih untuk budidaya bayam disiapkan melalui perbanyakan biji. Benih diambiul dari tanaman bayam yang dipelihara hingga tua berumur sekitar tiga bulan.

Baca juga: Cara Menanam Tanaman Sayur Organik agar Hasil Panennya Berkualitas

Apabila tanaman masih muda sudah diambil bijinya, daya simpan benih tidak lama dan tingkat perkecambahan rendah. Benih bayam yang baik bisa disimpan hingga umur satu tahun.

Benih bayam tidak memerlukan masa dorman. Dengan demikian, benih yang baru dipanen sebenarnya sudah siap untuk langsung ditanam.

Kebutuhan benih untuk budidaya bayam adalah 5 sampai 10 kg per hektar, sangat tergantung pada keterampilan menebar.

2. Pengolahan lahan budidaya bayam organik

Pertama, haluskan tanah dan buat bedengan. Lebar bedangan satu meter dan tinggi 20 sampai 30 cm sedangkan panjangnya mengikuti kondisi lahan.

Baca juga: Budidaya Kangkung Darat Organik, Bisa Panen Setelah 28 Hari

Jarak antar bedengan 30 cm. Sebaiknya bedengan membujur dari timur-barat untuk mendapatkan pencahayaan yang maksimal.

Budidaya bayam sensitif dengan keasaman tanah. Apabila derajat keasaman tanah rendah pH kurang dari enam sebaiknya netralkan dengan kapur atau dolomit sebanyak 2 sampai 3 ton per hektar.

Apabila pH lebih dari 7 netralkan dengan belerang. Tebarkan pupuk kandang, paling baik kotoran ayam, sebanyak 10 ton per hektar lalu diamkan selama dua hingga tiga hari.

Kotoran ayam merupakan pupuk kandang yang sangat kaya dengan nitrogen yang sangat dibutuhkan tanaman bayam dan jenis sayuran daun lainnya.

Baca juga: Cara Menanam Padi Organik agar Hasil Panen Optimal

Ilustrasi menanam bayam, tanaman bayam.PIXABAY/HA11OK Ilustrasi menanam bayam, tanaman bayam.

3. Penebaran benih bayam

Benih bayam sangat kecil, dalam budidaya bayam biasanya benih ditebar dengan tangan atau saringan. Usahakan benih menyebar dengan baik.

Kepadatan tebar benih adalah 0,5 sampai 1 gram per meter persegi. Agar penebaran benih merata, kita juga bisa mencampurkan benih dengan tanah atau kompos lalu ditebar di atas bedengan.

4. Perawatan budidaya bayam

Perawatan yang paling penting dalam budidaya bayam adalah pengaturan air, terutama saat awal benih ditebar. Lakukan penyiraman dua kali sehari saat musim kemarau.

Selain itu, jaga selalu kelembapan tanah hingga bayam berkecambah.

Baca juga: Cara Menanam Terong Bulat Organik

Setelah bayam bayam berkecambah, siangi gulma atau rumput yang tumbuh bersama kecambah bayam. Gulma akan berebut nutrisi dengan tanaman bayam.

Beberapa hama dan penyakit yang kerap menyerang budidaya bayam antara lain ulat daun, kutu daun, tungau, busuk basah dan karat putih. Penanganannya adalah dengan menjaga kesehatan tanaman dengan penyiraman teratur.

Jika sudah meleati ambang ekonomis yakni dengan penggunaan pestisida hayati, untuk pencegahan lakukan budidaya tanaman sehat, mencegah timbulnya jamur dan mempertinggi kekebalan tanaman

Ketika usia tanaman dua minggu, apabila daun terlihat menguning, berikan pemupukan tambahan. Pemupukan tambahan bisa menggunakan kompos atau kotoran ayam yang telah matang.

Ilustrasi menanam bayam, tanaman bayam.SHUTTERSTOCK/SYLVIE BOUCHARD Ilustrasi menanam bayam, tanaman bayam.

Atur pemupukan sehemat mungkin untuk menjaga budidaya bayam tetap ekonomis.

5. Panen

Budidaya bayam bisa dipanen mulai 20 hari setelah tanam atau tinggi tanaman sekitar 20 cm. Dengan pencabutan rata-rata panen yang dihasilkan dalam satu hektar adalah 20 ton.

Adapun pada budidaya bayam potong biasanya dipanen pada umur satu hingga 1,5 bulan dengan interval pemerikan seminggu sekali.

Baca juga: Mengenal Sistem Budidaya Mina Padi yang Menguntungkan

Setelah dipanen cuci dan sortir tanaman. Sebelum dikirim, bayam diikat dengan bilah bambu, setiap 50 ikatan digambungkan dalam satu gabung.

Simpan hasil panen bayam di tempat teduh karena bayam termasuk tanaman yang cepat layu.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Mengungkap Potensi Kedawung yang Terabaikan
Mengungkap Potensi Kedawung yang Terabaikan
Varietas Tanaman
Briket Arang Kelapa: Limbah Jadi Komoditas Ekspor
Briket Arang Kelapa: Limbah Jadi Komoditas Ekspor
Varietas Tanaman
Tanaman Penyelamat Lingkungan: Mencegah Banjir dan Longsor
Tanaman Penyelamat Lingkungan: Mencegah Banjir dan Longsor
Varietas Tanaman
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Potensi Sabut Kelapa yang Masih Terbuang
Varietas Tanaman
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Pelajaran Swasembada Gula Nasional
Varietas Tanaman
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Mengandaikan Generasi Z Menjadi Agripreneurship
Tips
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Transformasi Kelapa: Dari Komoditas Tradisional ke Industri Bernilai Tinggi
Varietas Tanaman
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Aroma Kopi Jawa Timur: Potensi dari Lereng Ijen hingga Lembah Argopuro
Varietas Tanaman
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Ekonomi Babel: Lada Sebagai Andalan, Bukan Timah
Varietas Tanaman
Masa Depan Pala Banda
Masa Depan Pala Banda
Varietas Tanaman
Revitalisasi Kebun Teh: Menyatukan Alam, Wisata, dan Harapan
Revitalisasi Kebun Teh: Menyatukan Alam, Wisata, dan Harapan
Varietas Tanaman
Pasar Organik dan Produk Perkebunan
Pasar Organik dan Produk Perkebunan
Varietas Tanaman
DNA Petani Kita, Tangguh di Era Modernisasi
DNA Petani Kita, Tangguh di Era Modernisasi
Perawatan
Menikmati Renyahnya Potensi Kenari Ternate
Menikmati Renyahnya Potensi Kenari Ternate
Varietas Tanaman
Menata Ulang Kemitraan Gula: Jalan Menuju Kemandirian
Menata Ulang Kemitraan Gula: Jalan Menuju Kemandirian
Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau