Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Menanam Jagung Manis agar Tahan Hama dan Penyakit

Kompas.com - 20/11/2022, 20:31 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Cara menanam jagung manis antar bibit mempunyai jarak sekitar 60 hingga 75 cm. Jika Anda merawat dan memeliharanya dengan baik, panen untuk tiap hektarnya bisa mencapai 34.000 hingga 37.000 tanaman.

Baca juga: Metode Jejer Manten pada Budidaya Jagung, Apa Itu?

Ilustrasi tanaman jagung.UNSPLASH/KATHERINE VOLKOVSKI Ilustrasi tanaman jagung.

4. Pengendalian dan pencegahan hama

Hama merupakan salah permasalahan yang sering dihadapi bagi anda yang membudidayakan jagung manis. Hama yang familiar di antaranya adalah penggerek tongkol, penggerek, tikus, kutu daun, dan belalang.

Untuk menangani hama yang menyerang, Anda bisa menggunakan pestisida yang sesuai dengan jenis hama atau menggunakan bahan-bahan organik.

Selain hama, cara menanam dan merawat jagung manis juga harus mencegah adanya serangan penyakit yang disebabkan oleh virus, cendawan, ataupun bakteri.

5. Proses panen

Jagung manis biasanya akan berbunga setelah berumur sekitar 50 hari. Pada 10 hari sebelum dilakukan panen utama, Anda juga bisa memanen jagung muda.

Baca juga: 5 Tips Menanam Jagung Saat Musim Hujan agar Bebas Penyakit

Selama masa ini, tumbuh 2 tongkol jagung, petiklah tongkol yang berada di bagian paling bawah. Panen yang dilakukan pada tongkol muda merupakan salah satu cara menanam jagung manis yang bertujuan agar asupan nutrisi pada tongkol utama bisa terpenuhi.

Sehingga, tongkol utama akan berbuah secara maksimal. Disamping memetik tongkol muda, daun bagian bawah sebaiknya juga dipapas hingga 2 atau tiga helai.

Jika muncul kembali beberapa tunas buah muda sebelum dilakukan panen utama, Anda bisa memetiknya sebagai panen tambahan. Untuk panen utama biasanya dilakukan saat tanaman berumur sekitar 65 hingga 75 hari.

Metode panen seperti yang dijelaskan di atas cocok dilakukan bagi mereka yang membudidayakan varian jagung manis satu tongkol. Varian ini banyak digunakan oleh para petani yang ada di Indonesia.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Varietas Tanaman
'Superfood' Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

"Superfood" Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

Varietas Tanaman
Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Varietas Tanaman
Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Varietas Tanaman
Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Varietas Tanaman
Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Varietas Tanaman
Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Varietas Tanaman
Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Varietas Tanaman
Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Varietas Tanaman
Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Varietas Tanaman
Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Varietas Tanaman
Mengoptimalkan Keunggulan Tanaman Obat Indonesia

Mengoptimalkan Keunggulan Tanaman Obat Indonesia

Varietas Tanaman
Menggali Peluang Ekonomi dan Manfaat Kayu Manis

Menggali Peluang Ekonomi dan Manfaat Kayu Manis

Varietas Tanaman
Kacang Mete: Komoditas Potensial di Lahan Marginal

Kacang Mete: Komoditas Potensial di Lahan Marginal

Varietas Tanaman
Mengembalikan Kejayaan Industri Teh Indonesia

Mengembalikan Kejayaan Industri Teh Indonesia

Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau