Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Menanam Jagung Manis agar Tahan Hama dan Penyakit

Kompas.com - 20/11/2022, 20:31 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Ilustrasi tanaman jagung, menanam jagung, budidaya jagung.SHUTTERSTOCK/ZELJKO RADOJKO Ilustrasi tanaman jagung, menanam jagung, budidaya jagung.

2. Pengolahan lahan

Untuk cara menanam jagung manis agar berbuah besar, sebaiknya tanah diolah secara organik. Cara menanam secara organik bisa dilakukan di lahan bekas sawah ataupun membuat bedengan terlebih dahulu.

Jika Anda menggunakan lahan bekas sawah, pastikan bahwa tidak ada genangan air. Anda juga bisa menggunakan bedengan yang berfungsi untuk lebih mudah mengatur saluran pengairan atau drainase.

Baca juga: Hama dan Penyakit yang Menyerang Tanaman Jagung, Apa Saja?

Untuk bedengan, Anda bisa membuatnya dengan lebar 1 meter dan tinggi sekitar 20 hingga 30 cm. Jarak antar bedeng adalah 30 cm.

Biasanya, dalam satu bedeng dapat ditanami hingga dua larik tumbuhan.

Pemupukan dasar dalam hal menyiapkan lahan untuk budidaya jagung manis bisa menggunakan perbandingan 1 : 1 untuk tanah dan pupuk yang berasal dari kotoran sapi, kambing, atau ayam. Pupuk kandang dari kotoran ayam akan memberikan kadar nitrogen yang banyak juga cepat terurai.

Adapun untuk pupuk kotoran kambing atau sapi lebih banyak mengandung fosfat dan kalium. Jika Anda ingin membudidayakan jagung manis dengan cara organik, anda akan membutuhkan sekitar 5 ton pupuk untuk setiap hektarnya.

Baca juga: Cara Menanam Jagung Komposit agar Hasil Panen Maksimal

3. Penanaman

Cara yang paling efektif untuk menanam jagung manis adalah dengan ditugal. Cara efektif menanam jagung manis ini dapat dilakukan dengan terlebih dulu membuat lubang dengan kedalaman 2 hingga 3 cm.

Kemudian benih jagung dimasukkan ke dalam lubang tersebut. Anda bisa memasukkan masing-masing dua butir jagung.

Tutuplah dengan menggunakan kompos dan tanah. Siram masing-masing lubang supaya tanah tetap terjaga kelembapannya. Biasanya, kebutuhan bibit jagung manis mencapai 8 kg untuk tiap hektarnya.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Menjadikan Indonesia Pusat Hilirisasi Kelapa Dunia

Varietas Tanaman
'Superfood' Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

"Superfood" Daun Kelor: Nilai Gizi, Ekonomi, dan Lingkungan

Varietas Tanaman
Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Peluang Budidaya Kurma di Indonesia: Teknologi dan Kisah Sukses

Varietas Tanaman
Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Purwoceng, Ginseng Lokal Bernilai Tinggi

Varietas Tanaman
Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Serai Wangi

Varietas Tanaman
Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Kakao Indonesia: Dari Potensi Lokal ke Produk Premium Dunia

Varietas Tanaman
Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Sensasi Pedas Jaman Majapahit: Memanfaatkan Kembali Cabai Jawa

Varietas Tanaman
Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Pala: Warisan Nusantara Menuju Pemanfaatan Global

Varietas Tanaman
Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Anggur Muscat dan Keberpihakan pada Buah Lokal

Varietas Tanaman
Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Mengenal Gula Bit: Inovasi Pemanis

Varietas Tanaman
Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Peluang Stevia dalam Diversifikasi Industri Gula

Varietas Tanaman
Mengoptimalkan Keunggulan Tanaman Obat Indonesia

Mengoptimalkan Keunggulan Tanaman Obat Indonesia

Varietas Tanaman
Menggali Peluang Ekonomi dan Manfaat Kayu Manis

Menggali Peluang Ekonomi dan Manfaat Kayu Manis

Varietas Tanaman
Kacang Mete: Komoditas Potensial di Lahan Marginal

Kacang Mete: Komoditas Potensial di Lahan Marginal

Varietas Tanaman
Mengembalikan Kejayaan Industri Teh Indonesia

Mengembalikan Kejayaan Industri Teh Indonesia

Varietas Tanaman
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau