Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manfaat Sekam Bakar untuk Tanaman dan Cara Membuatnya

Kompas.com - 21/11/2022, 18:06 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Saat musim panen padi, sekam dan jerami biasanya dibuang begitu saja. Adapun jerami juga kerap dibakar di area persawahan.

Namun demikian, sekam padi sebenarnya dapat dimanfaatkan kembali untuk tanaman. Sekam padi sudah banyak dimanfaatkan sebagai media tanam untuk mengurangi limbah padi agar tidak terbuang percuma.

Dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Senin (21/11/2022), sekam padi dihasilkan dari bekas penggilingan beras, dan sangat berguna dalam bidang pertanian.

Baca juga: Cara Menanam Ubi Ungu di Pot, Kaya Manfaat untuk Kesehatan

Ilustrasi sekam bakar yang hangus sebagian. SHUTTERSTOCK/TA BLUE CAPTURE Ilustrasi sekam bakar yang hangus sebagian.

Sekam padi biasa dimanfaatkan untuk proses penggemburan tanah, untuk mengikat unsur hara pada tanaman. Sekam juga dapat memperbaiki tingkat keasaman tanah.

Kandungan silika yang terdapat pada sekam bakar akan memperkuat daun sehingga daun-daun menjadi lebih tegak dan memperkuat tanaman serta mendorong perkembangan sel-sel tanaman.

Sekam padi berfungsi menggemburkan tanah sehingga membuat akar tanaman menyerap unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Semua jenis tanaman bisa tumbuh dengan baik dengan sekam bakar dengan keuntungan dan manfaatnya yang banyak.

Akan tetapi, memang harganya lebih mahal karena proses pembuatannya memakan banyak waktu dan membutuhkan banyak bahan bakar. Sekam bakar juga bisa menjadi bahan organik dan kompos yang baik untuk tanah.

Baca juga: Manfaat dan Cara Pakai Jerami Padi untuk Kesuburan Tanah

Pun tanaman masih bisa hidup meski tanpa tanah, masih bisa hidup di atas sekam bakar atau abu sekam. Hal itu dikarenakan terdapat adanya kandungan unsur hara yang baik bagi tanaman pada sekam bakar tersebut.

Meskipun begitu, kandungan unsur hara dalam media tanam sekam padi ini sebaiknya tetap harus dicampur dengan pupuk buatan agar nutrisinya semakin meningkat. Tentunya penambahan dengan pupuk buatan juga harus disesuaikan dengan hal-hal lainnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com