Perambatan pare dapat pula dilakukan dengan ajir atau lanjaran yang bisa terbuat dari bambu.
Baca juga: Cara Menanam Cabai Kotokkan yang Rasanya Pedas dan Bentuknya Unik
Setelah berumur tiga minggu, tanaman pare sudah bercabang dan sebaiknya cabang-cabang tersebut dipotong atau dilakukan pemangkasan agar tunas tumbuh menyebar sehingga bisa produksi lebih banyak. Pilih dua cabang yang paling besar dan sehat.
Sisa cabang lainnya yang tumbuh di batang hingga ketinggian 1,5 meter dari permukan tanah harus dipangkas. Pemangkasan kedua bisa dilakukan pada saat umur enam minggu dengan memangkas cabang yang telah tua dan tidak tumbuh lagi serta daun-daun tua maupun cabang yang rusak karena hama penyakit.
Selain pupuk organik, pupuk buatan juga diberikan pada tanaman pare. Anda bisa memberikan pupuk NPK sebanyak 2 sampai 3 kg per 100 meter persegi.
Anda juga bisa menggunakan pupuk urea, pupuk TSP, dan pupuk KCl dengan perbandingan 1 : 2 : 2 sebanyak 15 gram tiap tanaman (3 gram pupuk urea, 6 gram pupuk TSP, dan 6 gram pupuk KCl). Pemupukan dilakukan dengan cara menimbun pupuk disekeliling tanaman sejauh 10 cm dari batangnya.
Baca juga: Cara Menanam Tomat Hidroponik, Mudah dan Praktis
Sebaiknya pemupukan dilakukan pada saat tanaman berumur satu bulan bersamaan dengan penyiangan.
Setelah tanaman berumur 1,5 sampai 2 bulan, pare mulai berbunga dan bunga betina yang muncul dapat menjadi buah. Bunga pare berwarna kuning dan bertangkai panjang.
Tanaman pare jarang terserang hama penyakit. Akan tetapi, ada beberapa hama dan penyakit yang dapat meyerang pare antara lain sebagai berikut.
Hama ini berbentuk lembing bulat, warnanya merah dengan bercak hitam sebanyak 12 sampai 26 buah. Hama ini menyerang daun dan pada serangan yang parah daun habis sehingga yang tersisa hanya tulang daunnya saja.