Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Simak, 10 Penyakit Tanaman Jagung dan Cara Mengatasinya

Kompas.com - 28/11/2022, 14:37 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman biji-bijian yang banyak dikonsumsi dan paling penting setelah gandum dan padi. Beberapa daerah di Indonesia, seperti di Madura dan Nusa Tenggara, menggunakan jagung sebagai bahan pangan pokok.

Dilansir laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Senin (28/11/2022), selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak, diambil minyaknya, dibuat tepung, dan bahan baku industri. Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural.

Saat ini jagung juga dijadikan sebagai sumber energi alternatif. Lebih dari itu, saripati jagung dapat diubah menjadi polimer sebagai bahan campuran pengganti fungsi utama plastik.

Baca juga: Kenali Ciri-ciri Jagung Kelebihan NPK

Ilustrasi jagung manis, tanaman jagung manis, menanam jagung manis.SHUTTERSTOCK/TON PHOTOGRAPHER 4289 Ilustrasi jagung manis, tanaman jagung manis, menanam jagung manis.

Hasil tanaman jagung di Indonesia juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain masih belum optimalnya penyebaran varietas unggul dimasyarakat, pemakaian pupuk yang belum tepat, penerapan teknologi dan cara bercocok tanam yang belum diperbaiki.

Usaha untuk meningkatkan produksi tanaman jagung adalah peningkatan taraf hidup petani dan memenuhi kebutuhan pasar maka perlu peningkatan produksi jagung yang memenuhi standar baik kualitas dan kuantitas jagung yang dihasilkan.

Untuk melakukan hal tersebut perlu dilakukan antara lain memahami dan mengetahui karakteristik tanaman jagung tersebut seperti morfologi, fisiologi dan agroekologi yang diperlukan oleh tanaman jagung sehingga dapat meningkatkan produksi jagung di Indonesia.

Penyakit adalah gangguan terhadap tumbuhan yang disebabkan oleh virus, bakteri, dan jamur.

Baca juga: Pahami Ciri-ciri Jagung Terserang Virus dan Cara Mengatasinya

Penyakit tidak memakan tanaman melainkan merusak tanaman dengan mengganggu proses-proses di dalamnya.

Tanaman yang terserang penyakit umumnya memiliki bagian tubuh yang utuh, tetapi aktivitas hidupnya terganggu sehingga dapat mengalami kematian. Penyakit juga dapat merugikan secara ekonomis dan menurunkan produksi terhadap tanaman tersebut.

Berikut ini beberapa penyakit tanaman jagung dan cara mengatasinya.

Ilustrasi tanaman jagung Shutterstock/ANEK SANGKAMANEE Ilustrasi tanaman jagung

1. Hawar daun (Helmithosporium turcicum)

Pada awal terinfeksi, gejala yang timbul berupa bercak kecil, berbentuk oval. Kemudian, bercak semakin memanjang berbentuk ellips dan berkembang menjadi nekrotik yang disebut hawar, warnanya hijau keabu-abuan atau coklat.

Baca juga: 7 Varietas Jagung Unggul di Indonesia, Apa Saja?

Panjang hawar mencapai 2,5 sampai 15 cm, bercak muncul dimulai pada daun yang terbawah kemudian berkembang menuju daun atas. Infeksi berat dapat mengakibatkan tanaman jagung cepat mati atau mengering, dan cendawan ini tidak menginfeksi tongkol atau klobot.

Cendawan ini dapat bertahan hidup dalam bentuk miselium dorman pada daun atau pada sisa sisa tanaman di lahan.

Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara memusnahan seluruh bagian tanaman yang terserang sampai ke akarnya.

Pengendalian secara kimiawi menggunakan fungisida dengan bahan aktif mankozeb dan dithiocarbamate. Dosis atau konsentrasi sesuai dengan petunjuk pada kemasan.

Baca juga: Cara Menanam Jagung Manis agar Tahan Hama dan Penyakit

2. Busuk pelepah (Rhizoctonia solani)

Gejala serangan ditandai dengan adanya bercak berwarna agak kemerahan kemudian berubah menjadi abu-abu.

Selanjutnya bercak meluas, seringkali diikuti pembentukan sklerotium dengan bentuk tidak beraturan berwarna putih kemudian berubah menjadi cokelat.

Ilustrasi tanaman jagung. pixabay.com/jurajko Ilustrasi tanaman jagung.

Serangan penyakit dimulai dari bagian tanaman yang paling dekat dengan permukaan tanah kemudian menjalar ke bagian atas. Pada varietas yang tidak tahan penyakit ini, serangan cendawan dapat mencapai pucuk atau tongkol.

Cendawan bertahan hidup sebagai miselium dan sklerotium pada biji, di tanah dan pada sisa-sisa tanaman di lahan. Keadaan tanah yang basah, lembap, dan drainase yang kurang baik akan merangsang pertumbuhan miselium dan sklerotia.

Baca juga: Simak, Cara Menanam Jagung Tanpa Pupuk Kimia

Pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan menjaga kelembaban areal pertanaman, yaitu dengan pengaturan jarak tanam tidak terlalu rapat dan pengaturan drainase air agat tidak terjadi genangan.

Pergiliran tanaman dilakukan dengan tanaman bukan sefamili. Pengendalian kimiawi dengan menggunakan fungisida berbahan aktif mankozeb dan karbendazim. Dosis atau konsentrasi sesuai dengan petunjuk pada kemasan.

3. Penyakit bulai (Peronosclerospora maydis)

Penyakit bulai adalah penyakit utama tanaman jagung. Penyakit ini menyerang tanaman jagung pada satu sampai dua minggu.

Kegagalan budidaya jagung akibat serangan penyakit ini dapat mencapai 100 persen. Gejala khas bulai adalah adanya warna khlorotik memanjang sejajar tulang daun dengan batas yang jelas antara daun sehat.

Baca juga: Catat, Ini Cara Mengendalikan Gulma Tanaman Jagung

Pada permukaan atas dan bawah daun terdapat warna putih seperti tepung dan ini sangat jelas pada pagi hari.

Selanjutnya pertumbuhan tanamanjagung akan terhambat, termasuk pembentukan tongkol, bahkan tongkol tidak terbentuk, daun- daun menggulung dan terpuntir serta bunga jantan berubah menjadi massa daun yang berlebihan.

Tanaman jagung yang terinfeksi penyakit bulai pada umur masih muda umumnya tidak menghasilkan buah.

Ilustrasi tanaman jagung yang kerdil karena terkena penyakit bulai. SHUTTERSTOCK/LERTWIT SASIPREYAJUN Ilustrasi tanaman jagung yang kerdil karena terkena penyakit bulai.

Akan tetapi, bila infeksi terjadi pada tanaman yang sudah tua namun masih terbentuk buah dan umumnya pertumbuhannya kerdil.

Baca juga: Hama dan Penyakit yang Menyerang Tanaman Jagung, Apa Saja?

Pengendalian yang dapat dilakukan antara lain penggiliran tanaman, penanaman jagung secara serempak, pemusnahan seluruh bagian tanaman terserang sampai ke akarnya.

Pengendalian kimiawi dapat dilakukan dengan cara perlakuan benih menggunakan fungisida berbahan aktif metalaksil dengan dosis 2 gram (0,7 g bahan aktif) per kg benih.

Selain itu penyemprotan tanaman pada umur 5, 10, dan 15 hari menggunakan fungisida berbahan aktif metalaksil, famoksadon, atau benomil. Dosis atau konsentrasi sesuai dengan petunjuk pada kemasan.

4. Busuk tongkol fusarium (Fusarium moniliforme)

Gejala penyakit ini antara lain permukaan biji pada tongkol berwarna merah jambu sampai coklat, kadang-kadang diikuti oleh pertumbuhan miselium seperti kapas yang berwarna merah jambu.

Baca juga: Cara Menanam Jagung Komposit agar Hasil Panen Maksimal

Cendawan berkembang pada sisa tanaman dan di dalam tanah. Cendawan ini dapat terbawa benih, dan penyebarannya dapat melalui angin atau tanah.

5. Busuk tongkol diplodia (Diplodia maydis)

Kelobot yang terinfeksi pada umumnya berwarna coklat, infeksi pada kelobot setelah dua minggu keluarnya rambut jagung, menyebabkan biji berubah menjadi coklat, kisut dan busuk.

Miselium berwarna putih, piknidia berwarna hitam tersebar pada kelobot. Infeksi dimulai pada dasar tongkol berkembang ke bongkol kemudian merambat ke permukaan biji dan menutupi kelobot.

Cendawan dapat bertahan hidup dalam bentuk spora dan piknidia yang berdinding tebal pada sisa tanaman jagung di lahan.

Ilustrasi tanaman jagung.Unsplash/christophem71 Ilustrasi tanaman jagung.

6. Busuk tongkol Gibberella (Gibberella roseum)

Tongkol yang terinfeksi dini oleh cendawan ini dapat menjadi busuk dan kelobotnya saling menempel erat pada tongkol, buah berwarna biru hitam di permukaan kelobot dan bongkol.

Pengendalian ketiga penyakit busuk tongkol yaitu dengan cara tidak membiarkan tongkol terlalu lama mengering di lapangan. Jika musim hujan bagian batang dibawah tongkol dipotong agar ujung tongkol tidak mengarah keatas.

Pergiliran tanaman dengan tanaman yang bukan termasuk padi-padian, karena patogen-patogen tersebut mempunyai banyak tanaman inang.

Baca juga: Metode Jejer Manten pada Budidaya Jagung, Apa Itu?

Adapun pengendalian secara kimiawi dapat dilakukan penyemprotan tanaman menggunakan fungisida berbahan aktif metalaksil, famoksadon, atau benomil. Dosis atau konsentrasi sesuai dengan petunjuk pada kemasan.

7. Busuk batang

Penyakit busuk batang jagung disebabkan oleh delapan spesies/cendawan seperti Colletotrichum graminearum, Diplodia maydis, Gibberella zeae, Fusarium moniliforme, Macrophomina phaseolina, Pythium apanidermatum, Cephalosporium maydis, dan Cephalosporium acremonium.

Penyakit busuk batang jagung dapat menyebabkan kerusakan hingga 65 persen. Tanaman jagung yang terserang penyakit ini tampak layu atau kering seluruh daunnya.

Umumnya gejala tersebut terjadi pada stadia generatif. Pangkal batang yang terinfeksi berubah warna dari hijau menjadi kecoklatan, bagian dalam batang busuk, sehingga mudah rebah, dan bagian kulit luarnya tipis.

Baca juga: 5 Tips Menanam Jagung Saat Musim Hujan agar Bebas Penyakit

Pada pangkal batang yang terinfeksi akan memperlihatkan warna merah jambu, merah kecoklatan atau coklat.

Ilustrasi tanaman jagung.UNSPLASH/KATHERINE VOLKOVSKI Ilustrasi tanaman jagung.

Upaya pengendalian yang dapat dilakukan adalah pergiliran tanaman, pemupukan berimbang, menghindari pemberian N tinggi dan K rendah, drainase yang baik.

Pengendalian penyakit busuk batang (Fusarium) secara hayati dapat dilakukan dengan cendawan antagonis Trichoderma sp.

Pengendalian secara kimiawi menggunakan fungisida berbahan aktif benomil, metalaksil atau propamokarb hidroklorida dengan dosis atau konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

Baca juga: Ketahui, Ini Ciri-ciri Tanaman Jagung Kekurangan Magnesium

8. Karat daun (Puccinia polysora)

Gejala penyakit ini adalah munculnya bercak-bercak kecil (uredinia) berbentuk bulat sampai oval terdapat pada permukaan daun jagung di bagian atas dan bawah.

Uredinia menghasilkan uredospora yang berbentuk bulat atau oval dan berperan penting sebagai sumber inoculum dalam menginfeksi tanaman jagung yang lain dan sebarannya melalui angin.

Penyakit karat dapat terjadi di dataran rendah sampai tinggi dan infeksinya berkembang baik pada musim penghujan atau musim kemarau.

Upaya pengendalian yang dapat dilakukan yaitu dengan pemusnahan seluruh bagian tanaman terserang sampai ke akarnya. Pengendalian secara kimiawi dapat dilakukan dengan aplikasi fungisida berbahan aktif benomil, metil tiofanat, karbendazim, atau difenokonazole dengan dosis atau konsentrasi sesuai dengan petunjuk pada kemasan.

Baca juga: Manfaat Fosfor untuk Tanaman Jagung dan Gejala Kekurangannya

9. Bercak daun (Bipolaris maydis Syn.)

Penyakit bercak daun pada tanaman jagung dikenal dua tipe menurut ras patogennya, yaitu ras O dan T.

Ilustrasi jagung, tanaman jagung. PIXABAY/COULEUR Ilustrasi jagung, tanaman jagung.

Ras O bercak berwarna coklat kemerahan dengan ukuran 0,6 x (1,2-1,9) cm, sedangkan Ras T bercak berukuran lebih besar yaitu (0,6-1,2) x (0,6-2,7) cm.

Ras T berbentuk kumparan dengan bercak berwarna hijau kuning atau klorotik kemudian menjadi coklat kemerahan.

Ras T lebih berbahaya (virulen) dibanding ras O dan pada bibit jagung yang terserang menjadi layu atau mati dalam waktu tiga sampai empat minggu setelah tanam. Tongkol jagung yang terserang atau terinfeksi dini, biji akan rusak dan busuk, bahkan tongkol dapat gugur.

Baca juga: 7 Ciri-ciri Tanaman Jagung Kekurangan Nitrogen, Apa Saja?

Bercak pada ras T terdapat pada seluruh bagian tanaman (daun, pelepah, batang, tangkai kelobot, biji, dan tongkol). Permukaan biji yang terinfeksi ditutupi miselium berwarna abu-abu sampai hitam sehingga dapat menurunkan hasil yang cukup besar.

Upaya pengendalian yang dapat dilakukan yaitu dengan cara pemusnahan seluruh bagian tanaman terserang sampai ke akarnya.

Pengendalian kimiawi dapat dilakukan dengan aplikasi fungisida berbahan aktif benomil, metil tiofanat, karbendazim, atau difenokonazole dengan dosis atau konsentrasi sesuai dengan petunjuk pada kemasan.

10. Virus mosaik

Gejala penyakit ini antara lain tanaman menjadi kerdil, daun berwarna mosaik atau hijau dengan diselingi garis-garis kuning, dan dilihat secara keseluruhan tanaman jagung tampak berwarna agak kekuningan mirip dengan gejala bulai, namun permukaan daun bagian bawah dan atas dipegang tidak terasa adanya serbuk spora.

Baca juga: Hama Bundel Tanaman Jagung dan Cara Mengendalikannya

Penularan virus dapat terjadi secara mekanis atau melalui serangga Myzus percicae dan Rhopalopsiphum maydis secara non persisten. Tanaman jagung yang terinfeksi virus ini umumnya terjadi penurunan hasil.

Ilustrasi tanaman jagung.UNSPLASH/DENISSE LEON Ilustrasi tanaman jagung.

Upaya pengendalian yang dapat dilakukan yaitu mencabut tanaman yang terinfeksi seawal mungkin agar tidak menjadi sumber infeksi bagi tanaman sekitarnya ataupun pertanaman yang akan datang dan pergiliran tanaman atau tidak menanam jagung terus-menerus di lahan yang sama.

Anda juga bisa melakukan pengendalian serangga vektor penular virus ini, terutama kutu Mysus persicae, serta tidak penggunakan benih yang berasal dari tanaman yang terinfeksi virus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com